Mohon tunggu...
Bustami Bin Arbi
Bustami Bin Arbi Mohon Tunggu... Insinyur - Aceh, Indonesia

| Minat sastra dan budaya |

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Sang Maestro itu Bernama Bepe

29 Desember 2012   06:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:52 801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto:zimbio.com

Siapa yang tak kenal Bepe. Semua penikmat sepakbola Indonesia pasti akrab dengan sebutan itu. Pria kelahiran 10 Juni 1980 yang bernama asli Bambang Pamungkas itu adalah striker langganan timnas di sepuluh tahun terakhir ini. Praktis tak pernah absen dari setiap timnas Indonesia berlaga di kancah persepakbolaan tanah air.

Sebagaimana saya menyebutnya maestro, Bepe memang piawai memainkan perannya sebagai predator di lini depan timnas. Bermodalkan pengalaman jam terbangnya yang tinggi, ia sering menjadi momok menakutkan bagi bek-bek lawan. Sekalipun tinggi badannya tidak terlalu ideal untuk seorang target man, nyatanya justru Bepe dikenal berbahaya dengan sundulannya.

1356764941830460368
1356764941830460368
Kalau kita merunut ke belakang, grafik karir Bepe memang menanjak dari timnas junior hingga sekarang. Hampir tak pernah terdengar kesan negatifnya di dunia sepakbola. Debut pertamanya di timnas  senior dimulai pada usia 18 tahun. Pernah menjadi top scorer di Piala Tiger (2002) dan banyak prestasi lainnya saat bermain bersama klub yang ia bela.

Memang tak bisa dinafikan, ada juga masyarakat yang menghukum Bepe dengan nada miring. Katanya Bepe adalah tipikal penunggu bola, jarang turun ke bawah bila sedang bermain.

Sebagai penonton yang menginginkan kemenangan, tuduhan semacam itu tak perlu dibantah. Saya melihat selama ini Bepe cerdas memainkan peran dan posisi yang diterapkan pelatih. Masalah ia penunggu bola, itu jelas saja sebab selama ini pola-pola yang dimainkan pelatih timnas sering menempatkan ia pada posisi demikian. Tapi kalau kita ingat Piala AFF 2010 lalu, Bepe pernah dimainkan sebagai second striker oleh Alfred Riedl saat melawan Thailand. Hasilnya, ia mampu memainkan perannya dengan baik.

Memang faktor usia tak bisa disembunyikan, kecepatan Bepe tak seganas dulu lagi. Tapi mental, visi bermain dan cara ia memimpin tim sangat jelas terlihat hebat dan berkarakter. Maka tak salah bila ia dinobatkan dalam daftar urutan lima pemain terbaik Asia tahun 2012 versi ESPN.

Tak bermaksud menafikan peran striker timnas lainnya yang pernah menjadi bintang di dekade sepuluh tahun terakhir, sepertiBudi Sudarsono “si ular piton”, Boas Salossa, atau Saktiawan Sinaga. Bepe memang punya nilai plus di mata saya–sebagai pecinta timnas.

Untungnya, saat ini Indonesia sudah banyak talenta muda untuk posisi striker, seperti Irfan bachdim, Titus Bonai, Andik Vermansah, Syamsir Alam, Patrick wanggai dan lainnya. Semoga saja pemain-pemain muda ini meneladani loyalitas dan konsistensinya seperti Bepe. Bravo sepakbola Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun