Kuota terbatas menjadi hambatan paling banyak ditemukan dalam proses pembelajaran ini. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang memanfaatkan teknologi berbasis internet. Jelas saja untuk bisa melakukan pembelajaran secara online baik pengajar, siswa serta mahasiswa harus memiliki kuota untuk bisa mengakses materi yang diberikan.Â
Namun, kebanyakan pembelajaran online dilakukan melalui media-media atau aplikasi-aplikasi yang justru memerlukan kuota yang sangat tinggi seperti halnya video converence. Hal inilah yang menjadi kendala besar mengingat kondisi para siswa maupun mahasiswa yang belum berpenghasilan.
Jaringan Tidak Stabil
Kendala kedua yang paling banyak dirasakan selama pembelajaran online adalah jaringan yang tidak stabil. Keberadaan fasilitas jaringan merupakan hal yang paling utama dalam sistem pembelajaran daring, karena berkaitan dengan kelancaran proses pembelajaran.Â
Keberadaan tenaga pengajar, siswa serta mahasiswa yang jauh dari jangkauan provider tentu tidak dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan lancar.
Baca juga : Memotivasi Siswa SMPN 3 Kramatwatu dalam Menghadapi Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19
Banyak Gangguan
Pada awalnya banyak siswa serta mahasiswa yang menanggapi pembelajaran daring ini dengan baik, karena materi yang diberikan dapat diakses dimana saja tanpa terkendala waktu. Namun seiring berjalannya waktu, justru pembelajaran ini dinilai tidak efektif karena menurunkan mutu pengajaran dan pembelajaran.
Mengapa hal itu terjadi? Mengapa kemudahan dengan belajar dirumah justru menurunkan tingkat keefektifan belajar mengajar?
Berdasarkan pengalaman penulis serta cerita yang didapat dari teman-teman seangkatan, belajar dirumah justru lebih sulit daripada belajar tatap muka secara langsung di ruang kelas, karena adanya gangguan yang tidak kondusif sehingga sulit untuk bisa fokus terhadap materi yang diberikan oleh pengajar.
Sulit Memahami Materi