Mohon tunggu...
Na Lesmana
Na Lesmana Mohon Tunggu... -

Bocah Penghafal Nama

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Buku Harianmu

14 November 2011   07:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:41 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BUKU HARIANMU

Ibu Pertiwi

]

Telah kubaca buku harianmu sehari setelah kau pamit

Untuk membeli beras—pamit yang salah karena kau tak pernah

Singgah di warung dan tak pulang-pulang. Tulisan tanganmu yang kacau

Bercerita padaku tentang bumi yang terisi penuh oleh cita-citamu. Di sana

Siapapun tak bisa melihat apa-apa kecuali ka’bah, kampus yang dijejak olehku

Rumah asri di atas bukit dan sehampar kebun yang siap dipanen kapan saja.

Di langitnya mentari, bulan, bintang dan pelangi menjadi satu: berbincang

Seperti kerabat yang akur. Di udara, harum do’amu tak hilang-hilang.

]

Ia juga bercerita tentang Tuhan yang tak pernah bosan

Mendengarmu membaca sajak: keringatmu yang dingin, darahmu

Leher dan perutmu yang mengakrabi rasa lapar. Suaramu direkam awan

Menggema sampai ke pucuk gunung, terdengar oleh ikan di dasar samudera.

Kata-kata yang kau baca memberi makna melebihi kitab-kitab jaman

Melebihi orasi para petinggi. Sebentar aku mengusap sisa embun

Di wajah jendela, sekadar memastikan bahwa gerbang terbuka

Membayangkan kau datang dengan diri yang lengkap

]

Tapi, buku harianmu belum membaca koran pagi ini

Ia tak tahu cerita baru. Kau ada di tubuh koran yang basah

Terpejam, menyembunyikan mata coklatmu. Seorang wartawan

Menulis judul yang horor atas potret dan cerita tentangmu. Aku diam

Menahan sesak dan airmata, merahasiakannya di dasar jiwaku yang sepi:

Ibu, aku sungguh tak tega menceritakan ini kepada buku harianmu

Aku tak ingin membuatnya berduka.  Biarlah, biarlah ia bercerita

Kepadaku terus-menerus, sampai tak ada sedikitpun yang retak

]

Di jiwamu yang kekal, di kehidupanku yang melanjutkanmu!

]

2011

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun