Jum'at, 30 Agustus 2024 -- Dalam beberapa waktu belakangan, prevalensi diabetes melitus pada anak menunjukkan peningkat yang signifikan, baik tipe 1 maupun tipe 2. Peningkatan diabetes tipe 2 umumnya disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat, seperti pola makan tinggi kalori dan rendah gizi, serta kurangnya aktivitas fisik, yang menyebabkan obesitas pada anak-anak. Sementara itu, kasus diabetes tipe 1 juga terus bertambah, meskipun penyebab pastinya belum diketahui dengan jelas, diduga berkaitan dengan faktor genetik dan lingkungan.
Kondisi ini menuntut perhatian lebih karena diabetes yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan komplikasi serius pada kesehatan jangka panjang anak-anak. Guna mengantisipasi ancaman tersebut, tim pengabdian masyarakat Poltekkes semarang melakukan sosialisasi tentang jajanan sehat guna mengurangi diabetes melitus kepada anak2 di SDN 2 Bangetayu wetan.
Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 45 siswa kelas 6 SDN 2 Bangetayu Wetan, dalam pelaksanaannya, kegiatan pengabdian masyarakat dimulai dengan sambutan dosen dan kepala sekolah, dilanjutkan dengan penyampaian materi sosialisasi, dan terakhir skrining dm pada anak. Antusiasme peserta terlihat jelas selama kegiatan berlangsung, dengan mereka secara aktif berpartisipasi dalam setiap sesi.
Dalam sambutannya, Yoki Setyaji, M.Sc ketua pengabdian masyarakat dari Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Semarang, mengungkapkan bahwa prevalensi diabetes melitus pada anak semakin meningkat. "Kami menyadari bahwa diabetes merupakan masalah kesehatan yang serius. Oleh karena itu, melalui kegiatan skrining ini, kami berharap dapat memberikan informasi yang bermanfaat mengenai cara mencegah diabetes dan pentingnya menerapkan pola makan sehat sejak usia dini," tegasnya. "Kami juga ingin memastikan bahwa anak-anak yang berisiko dapat terdeteksi lebih awal untuk mencegah komplikasi di masa depan."
Dalam sesi sosialisasi mengenai pentingnya menjaga pola makan sehat dan bahaya konsumsi makanan tinggi gula, tim pengabdian memberikan edukasi terkait jajanan sehat yang aman dikonsumsi sehari-hari, serta bagaimana membedakan makanan yang mengandung gula tinggi atau zat aditif berbahaya serta pemahaman mengenai faktor risiko diabetes, termasuk pola makan tinggi gula dan lemak, serta kurangnya aktivitas fisik. Tim pengabdian  juga memberikan saran tentang cara mengontrol asupan makanan harian dan pentingnya menjaga berat badan ideal sejak kecil.
Pada sesi skrining, anak-anak diajak untuk melakukan pemeriksaan kadar gula darah melalui tes cepat (rapid test). Hasil tes ini langsung dikonsultasikan kepada para guru, dan bagi anak-anak yang ditemukan memiliki hasil yang mengkhawatirkan, tim pengabdian juga merekomendasikan tindak lanjut berupa pemeriksaan di puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
Dari hasil skrining, didapati bahwa terdapat 3 siswa yang memiliki kadar gula darah yang berada di atas ambang normal, yang mengindikasikan risiko diabetes. Para siswa tersebut diberikan arahan untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut dan mendapatkan nasihat mengenai pola makan dan aktivitas fisik.
Kepala Sekolah SDN 2 Bangetayu Wetan, Bapak Samadi, S.Ag., S.Pd, mengungkapkan apresiasi atas kegiatan ini, "Kegiatan ini memberikan wawasan baru bagi siswa tentang bahaya diabetes pada anak dan mengenalkan beberapa jajanan sehat yang layak dikonsumsi. Selain itu, anak-anak juga sangat antusias saat menjalani skrining diabetes melitus."
Kegiatan skrining dan sosialisasi jajanan sehat ini terlaksana berkat dukungan dana dari DIPA Poltekkes Semarang. Dukungan finansial ini sangat membantu dalam penyediaan alat skrining, materi edukasi. Melalui program ini, diharapkan anak-anak dapat mulai membentuk kebiasaan baik dalam memilih makanan. Tim pengabdian masyarakat Poltekkes Kemenkes Semarang berkomitmen untuk terus melaksanakan program-program serupa di berbagai sekolah guna menurunkan risiko penyakit tidak menular pada anak-anak.
Sosialisasi jajanan sehat dan Skrining yang diselenggarakan oleh dosen dan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Semarang merupakan contoh nyata dari komitmen mereka dalam memberikan kontribusi positif dalam  pengetahuan di bidang kesehatan di tingkat lokal melalui program pengabdian masyarakat. Harapannya, kegiatan semacam ini dapat terus diadakan dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H