Mohon tunggu...
Isnaini Mila
Isnaini Mila Mohon Tunggu... Freelancer - Socmed Specialist

I really enjoy discussing everyday life and I love delving into things I don't know.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tewas di Usia Muda bersama Impian Mati Syahid dan Masuk Surga

9 April 2021   18:21 Diperbarui: 9 April 2021   18:30 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kejadian penyerangan di Mabes Polri terjadi pada tanggal 31 Maret 2021 pada pukul 16.30. Sosok perempuan berjilbab dan menggunakan gamis panjang mencoba masuk ke Mabes Polri melalui pintu belakang. Ia sempat melalui pemeriksaan pihak Mabes Polri  dan lolos.

Beberapa saat setelah ia melalui pemeriksaan pihak Mabes Polri, ia mengacungkan senjata yang ada di tangannya dan ia tembakkan ke sembarang arah di halaman Mabes Polri. Tak lama kemudian, aksi perempuan ini dilumpuhkan oleh Mabes Polri dengan menembaknya hingga tewas.

Hasil dari investigasi pihak Mabes Polri menemukan beberapa fakta terkait dengan tersangka terduga teroris ini. Diantaranya : Perempuan ini memiliki nama dengan inisial ZA, Ia pernah berkuliah dan DO pada semester 5, disinyalir memiliki paham ISIS yang terlihat dari postingan media sosial instagramnya yang terdapat bendera ISIS dan postingannya soal jihad, ia dikenal tertutup oleh warga sekitar rumahnya dan jarang keluar bahkan menurut keterangan RT setempat tak satupun temannya pernah main ke rumahnya. Ini berbeda sekali dengan kedua orang tuanya yang berinteraksi normal dengan tetangganya bahkan ibunya termasuk bagian dari perkumpulan ibu-ibu PKK, senjata yang ia gunakan adalah jenis Air Gun (Senata Angin tekanan tinggi) dengan pendorong peluru berupa CO2, ia mendapatkan senjata ini dengan cara membeli secara online kepada seseorang mantan narapidana kasus terorisme.

Orang tuanya pun tak menyangka ZA bisa melakukan hal tersebut, sehingga mereka tak tahu menahu soal perilaku ZA yang sampai bisa seperti ini.

Menurut kesimpulan dari pihak Polri, aksi dari ZA ini didorong oleh kepentingannya sendiri yang telah terpapar paham terorisme.

Dari berita yang baru saja terjadi sekitar 1 minggu yang lalu ini, saya tertarik untuk mengulas tentang aksi terorisme dan faktor yang mempengaruhi seseorang bisa terpapar paham radikal tersebut.

Menghimpun dari beberapa sumber para ahli dan pengamat soal terorisme di Indonesia, mengatkan bahwa siapapun dapat terpapar paham radikal ini bahkan sekelas polisi. Menurut mereka kelompok yang lebih rentan terpapar adalah mereka orang-orang non sosial. Artinya cara kerjanya minim berinteraksi dengan orang lain, namun hanya berinteraksi dengan benda.

Mereka mengungkapkan bahwa yang terpapar terorisme kebanyakan berasal dari orang eksakta. Bagaimana bisa hal itu membentuk sebuah pola? Menurut mereka cara berpikir orang eksakta terbiasa dengan hitam putih dan kebenaran itu satu. Ex : 1 + 1 = 2.

Bagi saya hal tersebut memang ada pengaruhnya karena ia terbiasa memiliki pola berpikir yang saklek/kaku, akhirnya hal ini bisa saja menjadi refleks berpikirnya dalam menyikapi berbagai situasi termasuk dalam menyaring informasi soal paham-paham menyesatkan seperti terorisme. Namun menurut saya, faktor tersebut tidak bisa berdiri sendiri.

Menurut saya, selain cara berpikir seseorang ada juga faktor lingkungan yang memiliki pengaruh dan freewill manusia. Jadi saya menyimpulkan bahwa setiap orang mampu terkena paham terorisme, tergantung pengondisian, cara berpikir dan freewill mereka. Cara kerja ketiga faktor tersebut saling mendukung.

Pengondisian lingkungan seseorang ini akan menjadi input dalam mereka meyakini sesuatu atau sepakat dengan suatu hal. Lingkup lingkungan tak hanya di dunia nyata seperti orang tua, tetangga, teman dan organisasi namun juga bisa berasal dari dunia maya diantaranya media sosial dan buku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun