Mohon tunggu...
Riki Kurniawan
Riki Kurniawan Mohon Tunggu... -

Saya adalah mahasiswa Fakultas Filsafat UGM Bermimpi diabadikan lewat Nobel sastra dan ingin melepaskan Tuhan dari penjara prasangka. Eh, ndak... kebalik, Saya yang ingin bebas, Tuhan tak pernah terpenjara...! Oke, cukup! Terima Kasih

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Engkau Sakit

24 April 2016   21:37 Diperbarui: 24 April 2016   21:49 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buat: Almh. Hj. Siti Aisyah
Kartini Yayasan Wardatul Farhah

1
Entah kesabaran macam apa yang harus kumiliki, ketika nafasmu tak dapat kucium, ketika senyummu tak kulihat terkulum
Malam itu, sesak mendesak, dada tersedak... Aku melihatmu terbaring sakit!

2
Kakiku berjingjit agar sunyi abadi ketika tangan mengeja satu persatu rambutmu
Atau seratus delapan puluh derajat, tiga sudut hidungmu yang kuusap
Nafas kauhembus, kauempu kagumku... Hangat menyengat, ada yang meberontak tanpa teriak!

3
Aku melihatmu masih terbaring sakit...
Rombeng-rombeng selimutmu megundangku menyalakan bara dendam

Oh, aku penghayat lipatan-lipatan kain yang kadang melambai berhelai-helai
Perlahan, kubalutmu dengan telapak, menjejak di sebujur kakumu
--rindu mengubun detik ini, entah kesabaran apa yang harus kumiliki, ketika engkau masih terbaring sakit--

4
Pura-pura kutertidur, meski dengan nafas tak teratur
Engkau milikku. Milikmu, kujahit selimut rombengmu
Ada penasaran di sana, di bibir yang satu, tersenyum sedang di salah satu sudutnya darah muncrat, mengkarat

5
Pulang, aku pulang dari kenangan itu. apa yang dapat kuputar dari film runyam ketika engkau terbaring sakit?
Sungguh sakit yang menggodaku
Aku merabamu, mengusap karatan darah itu dengan ampelas rindu dan bau nafasmu menjadi candu,

Oh, rinduku...
Aku ingin mengulang sakitmu lagi
Kujahit rombeng selimutmu, berharap kausembuh

 

Yogyakarta, 20 April 2016

[caption caption="facebook.com/moeret"][/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun