Mohon tunggu...
Nalanda PBAUD
Nalanda PBAUD Mohon Tunggu... Dosen - Nalanda PBAUD adalah Fakultas pendidikan jenjang perguruan tinggi yang mencetak lulusan calon Guru Pendidikan Anak Usia Dini yang profesional.

S1 PBAUD NALANDA adalah salah satu Fakultas yang ada di STAB Nalanda Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa Pembelajaran Transdisipliner Menjadi Sentral dalam Filosofi dan Praktik PTD?

16 Agustus 2021   11:42 Diperbarui: 16 Agustus 2021   11:54 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh

Rahula Hananuraga, M.Pd

PTD mendukung keyakinan bahwa pembelajaran siswa yang terbaik adalah apabila dilakukan secara autentik dan transdisipliner -- relevan dengan dunia nyata -- di mana pembelajaran tidak terkurung batas batas bidang mata pelajaran tradisional tetapi ditunjang dan diperkaya olehnya

Apakah semua ini terlalu menuntut bagi siswa belia? Tidakkah sebaiknya mereka berkonsentrasi agar menjadi kompeten di dalam kemahiran, mengembangkan alat bantu untuk pembelajaran -- belajar cara belajar? Di konferensi regional tahunan IB Amerika Utara di Bahama tahun 2006, Dr Crew, yang pada saat itu merupakan pengawas sistem sekolah negeri Miami-Dade, mengomentari kewajiban guru untuk menjadikan siswa PTD terampil di dalam kemahiran agar mereka dapat terlibat dalam pemikiran berbasis konsep lebih tinggi yang menjadi persyaratan transdisipliner PTD: "Jelas, PTD merupakan langkah naik dan siswa harus diberikan alat bantu untuk melakukan langkah itu. "Langkah naik tersebut tidak dapat dilakukan tanpa perintah fungsional dari kemahiran yang tepat, khususnya Bahasa, Matematika dan Kesenian, dan tanpa motivasi yang berasal dari tingkat penguasaan kemahiran-kemahiran tersebut yang memungkinkan siswa merasa cukup percaya diri untuk berkontribusi pada proses penyelesaian masalah dari inkuiri secara kolaboratif. 

Ruang kelas dan sekolah PTD, di mana teori diubah menjadi praktik efektif, menyediakan lingkungan pembelajaran di mana berlangsung pengajaran dan pembelajaran autentik yang koheren, alih-alih pengalaman pengajaran dan pembelajaran terputus yang sering kali dikotak-kotakkan, yang dapat terjadi di ruang kelas. PTD memungkinkan terjadinya hubungan transparan antara pengajaran dan pembelajaran, sehingga siswa menyadari relevansi pembelajaran dengan realitas mereka dan didorong untuk menanggapinya dengan tingkat keterlibatan yang tinggi.

Transdisiplin menyumbang pada dimensi internasional dari program dan juga sangat penting pada pembuatan kerangka kerja kurikulum PTD di mana tema-tema relevansi global -- indikator dari kemanusiaan kita bersama -- diidentifikasi dan ditetapkan. Ini memancing pembelajar untuk melakukan kajian diri dan mempertimbangkan kembali, apa pendapatnya tentang dunia dan tentang tempatnya di dunia ini. "Siswa akan merasa semakin ditantang dan berkewajiban untuk menanggapi tantangan itu ketika menghadapi masalah terkait dengan dirinya di dunia dan dengan dunia." (Freire 1996)

Sebagaimana yang tercantum dalam Tata laksana PTD: Kerangka kurikulum untuk pendidikan tingkat dasar internasional (2009), PTD menyediakan peluang untuk memunculkan perubahan sistem di sekolah atau sistem sekolah. Freire (1996) mengingatkan kita bahwa "tidak ada proses pendidikan yang netral, karena memunculkan penyesuaian atau partisipasi dalam transformasi dunia." Dan selaras dengan itu, misi IB menantang kita untuk "menciptakan dunia yang lebih baik dan lebih damai".

Menerapkan konsep transdisipliner menciptakan adanya pergeseran paradigma yang mengeluarkan sebagian besar guru dari zona nyaman mereka, suatu alasan mengapa tingkat kolaborasi tinggi yang dituntut dengan rekan dan siswa menjadi penting, sebagaimana dinyatakan dalam Standar dan pelaksanaan program IB (2005). Sekolah yang berupaya untuk mencapai statusnya kandidat IB World School akan menyadari bahwa menerapkan PTD bukan hal yang biasa. Sebagai contoh, implementasi PTD secara efektif akan memunculkan "perubahan di dalam hubungan antara siswa dan guru", di mana siswa "bertindak sebagai anggota penyelidik di dalam dialog dengan guru dan memikul tanggung jawab bersama atas proses di mana semua pihak berkembang". (Freire 1996)

Profil Pembelajar IB, yang berlaku di seluruh kontinum program IB dan relevan dengan siswa dan pengajar di IB World Schools, mencantumkan "berpengetahuan" sebagai salah satu dari ciri-cirinya. Klein (1998), dalam pembahasannya mengenai apa artinya "mengetahui", merujuknya sebagai "kemajuan konsep pengetahuan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun