Dalam arti sederhana, agama adalah sistem yang mengatur keyakinan setiap orang yang terikat padanya dan didalamnya terkadung aturan yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia. Sedangkan ilmu adalah pengetahuan terstruktur, diperoleh melalui metode tertentu danbisa dikaji. Ilmu itu saling menyapa. Dia bisa berdiri sendiri tetapi juga bisa berbaur dengan ilmu yang lain sehingga disebut interdisipliner yang digunakan untuk menganalisis, menyikapi suatu kejadian sehingga menemukan solusi untuk penyelesaian suatu masalah.
Sampai kapanpun agama akan tetap relevan bagi kehidupan manusia karena sifatnya dinamis. Begitu pula ilmu jika dikembangkan dengan benar, tidak hanya menganalisis, kesimpulan tetapi dengan inovasi dan kreativitas dengan cara menggabungkan beberapa kajian ilmu menjadi multidisipliner. Perbedaan interdisipliner dan multidisipliner terletak pada pendekatan dan rumpun ilmunya. Pada pendekatan interdisipliner terdapat interaksi langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan berbagai sudut pandang ilmu yang relevan dan serumpun. Pendekatan multidisipliner penggabungan beberapa disiplin ilmu dan menggunakan berbagai sudut pandang ilmu relevan yang banyak (Sudikan, 2015)
Dua konsep ini sangat relevan dan sering dijumpai pada kehidupan sehari-hari. Sebagai mahasiswa tentu tidak asing dengan tugas presentasi. Dalam kegiatan tersebut terdapat beberapa ilmu yang berperan di dalamnya. Diantaranya ilmu komunikasi (Public Speaking), Pemasaran (baik diri maupun materi yang disampaikan), membaca bahasa tubuh audiens, critical thinking dan sebagainya, karena seringkali kejadian tidak terduga terjadi dalam sebuah presentasi, terutama pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sehingga menuntut para presenter untuk memiliki problem solving dan jiwa psikolog dadakan untuk memuaskan pertanyaan audiens (Pranayoga, 2013)
Contoh peristiwa lain mengenai bauran agama dan sains yang mungkin sebelumnya belum pernah terpikirkan. Peristiwa ini sudah dibuktikan oleh Dr. Masaru Emoto. Beliau menjelaskan bahwa air dapat menerima pesan atau feedback positif yang diberikan. Semakin kuat pemberian do'a maka semakin terlihat partikel kristal yang terdapat di dalam molekul-molekul air tersebut. Partikel itu terlihat indah dan menakjubkan saat mendapat pengaruh positif dari sekitarnya.Â
Berbeda dengan air yang diberikan efek buruk atau kata-kata yang tidak baik, molekul air tersimpan partikel kristal yang tidak enak dipandang mata. Pada bidang sains menunjukkan bahwa air yang dibubuhi do'a lebih efektif menyembuhkan semua penyakit akibat gangguan metabolisme. Hal tersebut sudah diuji oleh dr.H.Tb. Erwin Kusuma, Sp.KJ, spesialis kedokteran jiwa yang mendalami bidang psikiatri spiritual (Muna, 2020)
Dari contoh kejadian yang sudah dipaparkan di atas, menunjukkan bahwa ilmu dan sains tidak dapat dipisahkan. Penggunaan pendekatan interdisiplin dan multidisipliner sangat berguna apalagi di era sekarang yang semakin modern dan banyak sekali kemajuan apalagi di bidang teknologi. Hal tersebut mungkin memiliki efek positif dan negatif sendiri, namun sangat mungkin untuk saling membantu dan menguntungkan berbagai pihak. Peran agama dan sains sangat berpengaruh, tinggal bagaimana saja kita untuk menyikapi ilmu tersebut dan mengembangkannya. Mengkaitkan disiplin-disiplin ilmu lain untuk membuktikan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner tidak ada salahnya untuk dicoba, bahkan ide-ide baru dapat muncul setelah penelitian dilakukan.Â
Referensi:
Muna, K. (2020). Air Bisa Mendengar. LP2M UIN Antasari Banjarmasin.
Sudikan, S. Y. (2015). PENDEKATAN INTERDISIPLINER, MULTIDISIPLINER,. Jurnal Ilmiah Bahasa Sastra dan Pembelajarannya, 4.
Yoga, B. N. (2013). IMPLEMENTASI METODE DISKUSI DAN PRESENTASI DALAM UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI AKTIF SISWA. SKRIPSI, 13-33.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H