"Kalau terus seperti ini, inilah yang menjadi kewas-wasan saya, karena terlalu banyak hujan. Ada dua hal yang saya takutkan. Pertama penyakitnya akan timbul, jenis penyakitnya itu daunnya kekuning-kuningan, agak keriting, tidak sesehat biasanya. Yang kedua, terlalu subur pohon, kalau terlalu subur juga tidak bagus untuk hasil buah," pungkas Iyan.
Iyan mempunyai cara untuk mengantisipasi jika terdapat kejanggalan dari tanamannya yaitu dengan rutin melakukan perawatan sebelumnya, agar jika terdapat sesuatu yang tidak diinginkan, tidak gagal sepenuhnya serta modalnya masih bisa kembali.
"Perawatannya dengan penyemprotan. Dari umur lima belas hari kita tanam, udah mulai semprot dengan desinfektan, terus di umur tiga puluh lima hari kita semprot lagi, dan boleh diulangi pakai jenis-jenis vitamin tanaman. Kalaupun ada kejanggalan dari tanaman, tapi udah kita antisipasi sebelumnya, biar tidak terlalu total, minimal modal bisa keangkat," Â papar Iyan.
Iyan dan Enan sebagai petani timun suri di Desa Kemang mempunyai harapan yang sama di tahun ini. "Harapannya mudah-mudahan tahun ini selain dari produksi timun suri bagus, harganya juga bagus, dan cuacanya juga mendukung. Karena sebagus apapun harganya, kalau cuacanya gak mendukung tetap jatuh. Saya juga mengharapkan puasa tahun ini ada kemaraunya, karena timun suri di saat musim hujan seperti ini siapa yang mau beli," Â harap petani timun suri di Kemang, Bogor.
Sumber artikel: Liputan yang dilaksanakan di Desa Kemang, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (25/2/2023)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI