BOGOR - Para petani di Desa Kemang, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, masih memperkirakan hasil produksi timun suri di tahun ini. Tahun lalu petani timun suri di Kemang, Bogor, mengalami gagal panen akibat kondisi cuaca tak menentu, terlalu panas ditambah angin yang menimbulkan daunnya kekuning-kuningan, selain itu buahnya masih banyak yang kecil sehingga ketika terkena angin kencang menjadi patah, hal itulah mengakibatkan hasil pertanian yang ditanam menjadi rusak. Â
Nurharman, Staf Kepegawaian di Kecamatan Kemang mengatakan pertanian di Kecamatan Kemang, Bogor, sifatnya lebih kepada pertanian instan, yang tidak spesifik sekian bulan seperti pertanian besar, contoh pertanian instan seperti timun suri ketika menjelang bulan Ramadhan.
"Pertanian di Kemang sifatnya tani instan, tidak spesifik yang sekian bulan, atau pertanian yang besar. Pertanian di Kemang lebih kepada untuk memenuhi kebutuhan para petani itu sendiri. Contohnya seperti saat ini menanam timun suri ketika mau menghadapi bulan Ramadhan," Ucap Nurharman.
Sementara prediksi hasil produksi timun suri di tahun ini, Enan yang merupakan petani di desa Kemang mengatakan saat ini hujannya cukup, tidak seperti tahun kemarin. Dilihat dari daun timun surinya yang hijau, menjadi harapan para petani untuk hasil produksi timun suri tahun ini lebih baik dari tahun kemarin.
"Kayaknya tahun ini lebih baik dari tahun kemarin. Karena hujannya sekarang cukup. Sekarang terlihat hijaunya bagus," ucap Enan.
Tidak jauh berbeda dari Enan. Iyan yang juga petani di Desa Kemang mengatakan saat ini jika dilihat dari bentuk tanamannya, Iyan sudah bisa memperkirakan 30% hasil produksi timun suri di tahun ini akan optimal jika pohonnya tidak terserang hama penyakit. Tetapi dua minggu sebelum panen akan dilihat kembali pohonnya, jika ternyata tanamannya terjangkit penyakit, panennya bisa gagal.
"Kalau untuk hasil produksi saat ini, mungkin 30% saya bisa prediksi kalau memang ini pohonnya tidak terserang hama penyakit lagi, akan optimal hasilnya. Kalau timun suri baru seperti ini, baru saya anggap 30%. Nanti dua minggu setelah mau panen, dilihat kembali pohonnya, ada terjangkit penyakit tidak, kalau memang terjangkit penyakit berarti panennya gagal," Â tutur Iyan.
Iyan mengatakan faktor cuaca pengaruhnya sangat besar untuk pertumbuhan dan produksi timun suri, yang paling optimal untuk timun suri sebenarnya cukup hujan seminggu dua kali saja.Â
"Faktor cuaca pengaruhnya luar biasa, yang baik untuk timun suri dan yang paling optimal untuk pertumbuhan dan produksinya, hujannya itu seminggu dua kali," ungkap Iyan.
Saat ini kondisi cuaca di Bogor terus-menerus hujan setiap harinya, hal itu juga menjadi kewas-wasan para petani timun suri di Kemang, Bogor. Terlalu banyak hujan tidak baik juga untuk tanaman timun suri. Jika terus-menerus hujan dan tidak ada panas, bisa mengalami gagal panen juga.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!