Mohon tunggu...
Nakita Sahallisa Noor Sabila
Nakita Sahallisa Noor Sabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 20107030118

jangan baca chat mantan, baca artikelku saja

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berkat "Instagram", Mie Ayam Kaki Lima Peroleh Omzet Bintang Lima

26 Juni 2021   08:58 Diperbarui: 26 Juni 2021   09:07 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Covid, covid, dan covid. Masih dengan perkara yang sama yang menjadi penyebab masalah perekonomian di dunia, terutama Indonesia. Saat ini sudah lebih dari satu tahun lamanya virus ini berjangkit, namun ternyata masih saja tetap dihantui dengan keadaan pandemi sampai sekarang ini. Membicarakan tentang pandemi ini seolah menjadi momok yang menakutkan bagi semua orang, bahkan hingga dunia. Saat pandemi mulai menguasai dunia, banyak orang yang mengeluh kehilangan pekerjaan, pendapatan yang berkurang, dan tidak sedikit yang mengakui jika usaha yang dirintisnya selama bertahun-tahun pun mulai mengalami kebangkrutan. Sangat memprihatinkan bukan? 

Baru-baru ini sejak munculnya virus covid-19, banyak yang mencoba bangkit dari keterpurukan ekonomi yang dialaminya. Mulai dari berusaha mendirikan usaha dengan modal seadanya, membuka usaha dengan keterampilan yang dia punya, dan juga memulai sebuah usaha dengan bahan-bahan yang ia miliki dirumah. Namun tetap saja, meskipun semua sudah berusaha dengan keras, dampak yang ditimbulkan dari pandemi covid-19 ini sangatlah merugikan. Banyak orang yang akhirnya memilih untuk menutup usahanya secara permanen karena tidak mendapatkan pemasukan sama sekali. Dan banyak juga yang memberhentikan para pegawainya karena tidak sanggup memberikan gaji setiap bulannya. 

Hal serupa juga pernah dirasakan oleh Bapak Tukiyo. Beliau adalah salah satu pedagang mie ayam kaki lima berusia 52 tahun yang sempat merasakan pahitnya terdampak covid-19, hingga menyebabkan penghasilannya turun jauh dari biasanya. Ia adalah seorang pedagang kaki lima yang memilih untuk berjualan mie ayam menggunakan gerobak sejak tahun 1989 hingga saat ini. Memilih Mie ayam sebagai sumber penghasilannya adalah suatu keputusan yang tepat. Karena Mie ayam menjadi salah satu makanan terfavorit bagi orang yang suka berkuliner.

Spot makan yang berada di daerah Baciro ini dulunya sangat ramai sekali dikunjungi. Bahkan jarang untuk dibilang sepi. Usaha Bapak Tukiyo ini sudah sangat terkenal di kalangan Anak Kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dengan lokasi yang sedikit terpencil namun karena dekat dengan kampus, maka mie ayam tersebut ramai dikunjungi para mahasiswa yang sedang beristirahat, apalagi dengan harganya yang cukup murah yaitu 5000 rupiah.

Saat awal kemunculan covid, ia sempat menutup usaha selama 5 bulan lamanya. Saat ia memutuskan untuk berhenti berjualan, ia juga harus rela berhenti untuk mendapatkan penghasilan dari pekerjaan satu-satunya yang ia punya.

Ketika saya menanyakan apa kegiatannya saat tidak berdagang, Pak Tukiyo menjawab "Yaa, saya pulang kampung mbak, ngurusi padi-padi saya disana". Kemudian ia memberitahu ketika dirasa keadaan sudah sedikit membaik saat itu, Pak Tukiyo akhirnya memutuskan untuk berjualan kembali. "Tapi, saat adanya virus ini, jualan saya menjadi sepi mbak, tidak seperti biasanya", begitu ungkapnya. saat saya bertanya kepada beliau apa dampak yang sangat dirasakan saat berjualan di tengah wabah covid-19 ini? Beliau menjawab, "Karena pandemi, kuliah tatap muka ditiadakan jadi tidak ada lagi mahasiswa yang mampir makan kesini mbak".  Seperti itulah ungkapan Bapak Tukiyo saat menceritakan keluh kesah penjualannya dimasa pandemi. 

dokumen pribadi
dokumen pribadi

Namun jangan salah, beliau tidak pernah putus asa untuk membuat dagangannya menjadi laris seperti semula. Sampai akhirnya datang seseorang yang mencicipi Mie ayam buatan beliau dan bertanya-tanya pada Pak Tukiyo. "Waktu itu ada orang yang habis makan mie ayam saya, lalu mewawancarai saya mbak", terang Pak Tukiyo. "Setelah hari itu, saya kaget kok semakin banyak yang datang ke warung saya", begitu tambahnya.  Ternyata seseorang yang datang tersebut adalah salah satu food vlogger asal Yogyakarta yang gemar mempromosikan dagangan para kaki lima di "Instagram".

Food Vlogger tersebut sangat pandai mempromosikan suatu dagangan yang membuat seseorang yang melihatnya menjadi tergiur untuk mencobanya. Unggahan yang diposting di Instagram miliknya tentang Mie ayam Pak Tukiyo ini sudah memiliki ribuan like dan dibagikan lebih dari 100 akun. Ia menyampaikan informasi yang sangat lengkap pada unggahannya. Mulai dari lokasi, harga, dan juga jam buka-tutupnya. Dengan harga 5000 rupiah, porsi yang banyak, dan rasa yang enak, siapa sih yang tidak mau membelinya? Tentu saja orang yang pernah mencicipinya akan langsung datang kembali untuk menyantapnya. 

Sejak saat itu pun banyak sekali yang datang menyambangi mie ayam Pak Tukiyo ini, dan banyak juga yang membagikannya ke Instagram, agar teman-teman yang lainnya bisa mencicipinya juga. "Sejak saat itu penghasilan saya naik sangat besar mbak, keuntungan yang saya dapatkan bisa sampai 5 kali lipat, Alhamdulillah", begitu kata beliau dengan mata yang berkaca-kaca. Omzetnya kini mulai berjalan seperti semula, bahkan naik drastis dari sebelumnya. Yang awalnya beliau terpuruk dengan kondisi pandemi, sekarang ia bisa lebih tenang karena bisa menghidupi keluarganya dirumah.

"Saya sangat berterimakasih pada orang yang telah menyebarluaskan mie ayam saya di Instagram mbak, walaupun saya tidak tahu siapa saja itu orangnya". tutur beliau. "Berkat mereka dan instagram-nya, saya bisa lebih bersemangat lagi untuk berjualan", tambah Pak Tukiyo.  Ucapan yang sering dilontarkan oleh beliau adalah tidak pernah berhenti bersyukur kepada Allah SWT dan orang-orang baik dibalik semua ini.

Nah, media Sosial memang banyak sekali kegunaannya, terlebih lagi untuk sarana menyebarluaskan informasi dengan cepat. Berkat salah satu media sosial yang ada, yaitu "Instagram", ternyata dapat membantu perekonomian seorang pedagang kaki lima yang terpukul oleh adanya pandemi covid-19 ini. Berkat "Instagram" juga, Bapak Tukiyo sangat bersyukur bisa mendapatkan penghasilan berkali-kali lipat dari yang awalnya tidak memiliki pemasukan sama sekali. Pelajaran yang dapat diambil dari cerita beliau adalah gunakanlah media sosial dengan sebaik-baiknya. Karena media sosial bukan semata-mata hanya aplikasi hiburan saja, tetapi juga merupakan salah satu penyalur rejeki kepada seseorang yang sedang membutuhkan. So, jangan enggan untuk selalu berbuat baik dengan cara apapun.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun