Mohon tunggu...
Nakhwah Attania
Nakhwah Attania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Biokimia IPB University

Memiliki minat dalam bidang bioanalisis dan self—development.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tim KKN-T IPB Sosialisasikan Tiga Program Pertanian Inovatif Desa Jono, Apa Saja?

23 Juli 2023   22:20 Diperbarui: 15 Agustus 2023   17:17 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(10/07/2023) Salah satu program kerja utama yang telah dirancang oleh tim KKN-T Inovasi Desa Jono adalah Pertanian Inovatif Desa Jono. Program ini terdiri dari tiga sub-kegiatan yakni sosialisasi pembuatan pupuk PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria), sosialisasi pembuatan pestisida nabati, dan sosialisasi bioimunisasi benih. Kegiatan sosialisasi dilakukan pada Senin, 10 Juli 2023 di Balai Desa Jono dengan mengundang anggota kelompok tani yang ada di Desa Jono.

Foto Bersama Pihak Balai Penyuluh Pertanian Grobogan (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Foto Bersama Pihak Balai Penyuluh Pertanian Grobogan (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Bapak Eka Winarna, S.Pd., selaku Kepala Desa Jono menyampaikan sambutan sekaligus membuka kegiatan sosialisasi Pertanian Inovatif Desa Jono. Beliau menyebutkan bahwa tanah di wilayah Desa Jono dapat dikatakan sudah mulai rusak akibat penggunaan pupuk dan pestisida kimia yang terlalu banyak. Oleh karena itu, Beliau mengharapkan kegiatan sosialisasi ini dapat memberikan pengetahuan baru yang nantinya dapat diterapkan oleh setiap petani di Desa Jono. Beliau juga berharap lahan pertanian di Desa Jono bisa menjadi lebih subur ketika penggunaan bahan kimia mulai dikurangi. 

Bapak Sri Mulyadi atau yang kerap disapa Pak Mul selaku perwakilan staff Balai Penyuluh Pertanian Grobogan juga menyampaikan sambutan dalam kegiatan tersebut. Pak Mul menyampaikan bahwa penggunaan bahan kimia mungkin tidak bisa dihentikan secara langsung karena bisa menyebabkan tanaman gagal panen, tetapi penggunaan bahan kimia dapat dikurangi jumlahnya sehingga hasil pertanian menjadi lebih aman untuk dikonsumsi. Selanjutnya pemaparan materi pembuatan pupuk PGPR dan pestisida nabati disampaikan oleh Ibu Asmuni, Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan.

Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) merupakan mikroba yang berperan untuk meningkatkan kesuburan tanah. Pupuk PGPR diketahui dapat membantu menekan perkembangan penyakit, menghasilkan hormon pertumbuhan, dan meningkatkan ketersediaan makanan atau nutrisi bagi tanaman. Ibu Asmuni kemudian menjelaskan materi terkait pestisida nabati. Pestisida nabati merupakan pestisida yang bahan baku pembuataanya berasal dari tumbuhan. Senyawa aktif yang terdapat dalam tumbuhan berfungsi untuk mengendalikan serangan hama. Jenis pestisida nabati yang umumnya dibuat adalah herbisida, fungisida, dan nematisida. 

Bapak Mujiono, salah satu anggota kelompok tani Gema Ripah Dusun Pucang menjadi perwakilan untuk melakukan percobaan pembuatan pestisida nabati dari daun pepaya dan daun mimba. Pembuatan pestisida nabati diawali dengan mencampurkan masing-masing daun tersebut dengan air sebanyak 1L (4 gelas), lalu dihaluskan dengan blender. Kemudian hasil blender didiamkan selama 24 jam di toples, lalu disaring dan dimasukkan ke dalam botol semprot.

Proses Pembuatan Pestisida Nabati (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Proses Pembuatan Pestisida Nabati (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Selain melakukan percobaan pembuatan pestisida nabati, tim KKN-T Inovasi Desa Jono bersama perwakilan kelompok tani setempat juga melakukan percobaan bioimunisasi benih (seed bio-immunization technology). Bioimunisasi benih dilakukan agar tanaman menjadi lebih tahan terhadap hama dan penyakit. 

Christian, mahasiswa program studi Proteksi Tanaman IPB University memaparkan materi sekaligus memandu percobaan biomunisasi benih padi. Bioimunisasi benih dilakukan dengan merendam benih dengan PGPR Rhizomax. Sebelumnya, teknik bioimunisasi benih dengan PGPR sudah dilakukan di lahan pertanian daerah Subang oleh Prof. Suryo Wiyono dan hasilnya ratusan hektar lahan petani dapat diselamatkan dari serangan hama dan penyakit hampir sebesar 90%. 

Pemaparan Materi Bioimunisasi Padi (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 
Pemaparan Materi Bioimunisasi Padi (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 

Percobaan Bioimunisasi Padi (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Percobaan Bioimunisasi Padi (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Ketiga rangkaian kegiatan tersebut berjalan lancar dengan dukungan semua pihak, baik dari perangkat desa maupun masyarakat sekitar. Pak Mul menyebutkan bahwa antusiasme masyarakat dalam kegiatan sosialisasi Pertanian Inovatif tahun ini lebih besar jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tim KKN-T Inovasi di Desa Jono berharap agar apa yang telah dilakukan bisa bermanfaat bagi masyarakat baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun