Mohon tunggu...
Nakhwa GhinayahRA
Nakhwa GhinayahRA Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Siswa

Baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Tari Saman di Indonesia

1 Februari 2023   07:17 Diperbarui: 1 Februari 2023   07:27 988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selanjutnya, Tari Saman berfungsi sebagai hiburan sehingga kegiatan saman ini muncul pada acara-acara tertentu seperti hari ulang tahun, peringatan maulid, hari raya idul fitri, perpisahan sekolah hingga acara-acara peresmian. 

Walaupun begitu, fungsi saman sebagai hiburan tidak bisa dipisahkan satu persatu karena dalam konteks hiburan syair saman juga masih banyak yang berbau nasihat, adat istiadat atau penerapan peraturan pemerintahan. Maka dengan begitu mungkin hanya wujud fisiknya saja sebagai hiburan, sedangkan wujud hakikatnya masih dapat berjalan sebagai fungsi lain.

Seiring berjalannya waktu, saman sudah dijadikan sebagai kesenian yang diikut sertakan dalam festival sehingga sudah mulai dikenal oleh orang lain. Seperti kegiatan festival pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA ke-2) tahun 1972 di Banda Aceh. 

Pada saat itu, Tari Saman menjadi salah satu tari favorit dan diberi gelar oleh Ibu Tien Soeharto sebagai "Tari Tangan Seribu". Semenjak itulah Tari Saman mulai dikenal luas, sehingga dapat tampil dalam pembukaan Taman Mini Indonesia Indah pada tahun 1974. Pada tahun berikutnya, Jakarta kembali mengundang Tari Saman dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun RI ke-30. 

Kemudian pada tahun 1977,  Tari Saman kembali menjadi wakil Aceh dalam Festival Tari Rakyat I di Jakarta dan tahun berikutnya menjadi wakil Aceh mengikuti Fertival Jakarta. Tari Saman juga ikut tampil dalam Pekan Kebudayaan Aceh III tahun 1988 dan Pekan Kebudayaan Aceh IV tahun 2004 di Banda Aceh. Setelah banyak diundang di Indonesia, Tari Saman diundang ke Amerika, Spanyol, dan Malaysia.

Perkembangan selanjutnya kesenian ini sudah mulai dijadikan sebagai komeditas komersil sehingga banyak berdiri sanggar tari yang memanfaatkan jasa Tari Saman. Saat ini banyak muncul Tari Saman yang dimainkan oleh wanita dan kurang sesuai dengan daerah aslinya, Gayo.  
Dengan demikian, saat ini Saman sudah dikenal di seluruh  Indonesia, akan tetapi bahan tertulis tentang Saman masih sangat langka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun