Mohon tunggu...
Najwa Zakia Akmal
Najwa Zakia Akmal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Success!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Konsep Diri Positif dan Negatif pada Remaja: Sebuah Pendekatan Berdasarkan Teori Hurlock

20 Desember 2024   11:00 Diperbarui: 20 Desember 2024   10:57 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

AN merasa sedih dan kecewa ketika ekskul yang ingin diikuti tidak didukung oleh sekolah. "Jadi saya susah untuk berkembang," ujar AN. Hal ini menunjukkan bahwa keterbatasan fasilitas atau dukungan lingkungan dapat menghambat perkembangan diri remaja.

Salah satu hambatan terbesar AN adalah kecanduan bermain game online. "Saya banyak bermain game online dan kecanduan. Itu mengakibatkan pelajaran saya tertunda," jelasnya. Kebiasaan ini menjadi faktor internal yang menghambat pencapaian akademik dan membentuk konsep diri negatif.

AN sering merasa ragu untuk menjawab pertanyaan di kelas karena merasa teman-temannya lebih pintar. "Jadinya saya ragu untuk menjawab," katanya. Rasa ragu ini merupakan manifestasi dari kurangnya kepercayaan diri, yang sering terjadi pada remaja.

AN mengaku sering merasa jenuh saat belajar, terutama ketika suasana hati buruk atau ada masalah keluarga. "Perasaan itu saat dibawa ke sekolah jadi jenuh dan tidak semangat belajar," ungkapnya. Faktor emosional dan lingkungan keluarga ini dapat memengaruhi motivasi belajar remaja.

Wawancara dengan AN menggambarkan bagaimana konsep diri positif dan negatif saling memengaruhi perkembangan remaja. Konsep diri positif, seperti kepercayaan diri, motivasi, dan strategi untuk mengatasi kekurangan, membantu AN menghadapi tantangan di sekolah. Namun, konsep diri negatif, seperti perasaan tidak mampu, kecanduan gadget, dan masalah emosional, juga menjadi hambatan yang perlu diatasi.

Menurut teori Hurlock, peran lingkungan, baik keluarga, sekolah, maupun teman sebaya, sangat penting dalam membentuk konsep diri remaja. Dukungan yang konsisten, metode pengajaran yang menarik, serta pengelolaan emosi yang baik dapat membantu remaja mengembangkan konsep diri yang lebih positif. Dengan memahami faktor-faktor ini, kita dapat membantu remaja seperti AN untuk mencapai potensi terbaiknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun