Marxisme adalah sebuah ide atau pemikiran yang dikembankan oleh Karl Marx, pemikiran ini berfokus pada analisis hubungan antara kelas sosial dan dinamika ekonomi dalam masyarakat. Teori ini berbeda dengan teori hubungan Internasional lain seperti realisme dan neorealisme, teori ini lebih kritis terhadap keadaan terkini dalam sistem Internasional. Istilah yang muncul ini merupakan sebuah gaya pemikiran sosial yang kuat dan dominan, dengan tujuan atau aspirasi kritis dan pembebasan.Â
Konsep Marxis menekankan hubungan erat antara cara produksi kapitalis dan sistem negara modern. Dalam perspektif Marxisme, ekonomi dan politik tidak bisa dipisahkan dan interaksi keduanya membentuk struktur kekuasaan global.Â
Marxisme Klasik
Konsep utama Marxisme klasik adalah Materialisme Historis yaitu suatu pendekatan yang menekankan bahwa perkembangan sejarah dan sosial ditentukan oleh kondisi material dan ekonomi.Â
Marx berpendapat bahwa ketimpangan distribusi kekayaan menciptakan  ketegangan dan potensi untuk perubahan sosial, dimana kelas bawah dapat menggulingkan struktur yang menindas mereka. Dalam konteks ekonomi politik Internasional (IPE), analisis ini menunjukkan bahwa ketidakadilan ekonomi di tingkat global, seperti pembagian antara negara-negara Utara dan Selatan, hal ini dapat memicu konflik dan pergeseran dalam tatanan Internasional.Â
Ketegangan antara negara-negara kaya dan miskin mencerminkan dinamika yang lebih besar di mana kepentingan ekonomi sering mendominasi kebijakan politik, menciptakan tantangan bagi stabilitas dan keadilan global.Â
Kaum Marxis berasumsi bahwa organisasi Internasional ini memiliki sedikit kapasitas untuk meningkatkan standar hidup kaum proletar yang miskin di masyarakat Internasional.Â
Meskipun Marx mencoba menggunakan teori nilai kerja untuk melawan kapitalisme dengan memperluas nyabhingga batas batasnya, ia secara tidak sengaja menunjukkan kelemahan logika teori dan asumsi-asumsi yang mendasari nya. Marx benar ketika ia mengklaim bahwa ekonomi klasik gagal menjelaskan keuntungan kapitalis secara memadai. Namun Marx juga gagal, karena pada akhir abad ke-19, profesi ekonomi menolak teori nilai kerja. Ekonomi arus utama sekarang percaya bahwa kapitalis tidak mendapatkan keuntungan dengan mengeksploitasi pekerja. Namun, sebaliknya mereka percaya kapitalis wirausaha mendapatkan keuntungan dengan mengabaikan konsumsi saat ini, dengan mengambil risiko dan dengan mengatur produksi.Â
Neo-Marxisme
Kaum Neo-Marxisme setuju dengan kaum liberal bahwa kebebasan individu adalah nilai politik yang paling penting, dan bahwa kapitalisme modern memberikan nya kepada semua anggota masyarakat termasuk kaum proletar dalam beberapa hal. Cohen, penganut paham Neo-Marxisme tidak peduli tentang betapa tidak sengaja nya hubungan antara kapitalisme dan kebebasan-kebebasan itu dulu dan sekarang tetapi berkomitmen ada pandangan bahwa hanya 'kebebasan untuk membeli dan menjual yang termasuk dalam hakikat kapitalisme. Akan tetapi bagi kaum Marxis tetap harus mengakui bahwa 'kebebasan borjuis' benar-benar kebebasan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H