Ditulis oleh: Rofiq Adi Utomo, Najwa Aulia  Nabila, Amanda Syafirah
Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kementerian PPN/Bappenas menyebutkan bahwa saat ini Indonesia memiliki populasi lebih dari 11,75 persen lansia dan angka ini akan meningkat menjadi 19 % pada tahun 2025. Lansia merupakan seseorang yang saat ini mulai memasuki usia atau masa tua. Masa tua seharusnya menjadi waktu penuh kedamaian dan penghargaan. Namun, kenyataannya, banyak lansia di Indonesia menghadapi tantangan psikologis yang sering kali tak terlihat. Salah satu masalah terbesar adalah kesepian.
Setelah pensiun, kehilangan pasangan, atau keterbatasan fisik, banyak lansia merasa terisolasi. Kesepian ini berdampak besar pada kesehatan mental, setara dengan efek merokok 15 batang sehari. Padahal, langkah sederhana seperti menelepon secara rutin atau mengajak mereka berkumpul dapat membuat mereka merasa diperhatikan.
Peran keluarga dan masyarakat sangat krusial dalam mendukung lansia. Namun, sayangnya, banyak dari kita terlalu sibuk hingga lupa memberi perhatian. Lansia membutuhkan cinta, penghargaan, dan rasa diterima, baik dari keluarga maupun masyarakat. Dengan rutin melakukan pertemuan keluarga akan membuat lansia merasakan kehangatan dan menghilangkan rasa kesepian yang dirasakan.Â
Selain kesepian, ketakutan kehilangan kemandirian juga menghantui banyak lansia. Tidak mampu mengurus diri sendiri sering kali membuat mereka merasa menjadi beban bagi keluarga. Ketakutan ini bisa memicu frustrasi hingga depresi. Oleh karena itu, penting bagi keluarga untuk melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan terkait hidupnya, sehingga mereka tetap merasa dihormati dan memiliki kendali atas diri mereka.
Penurunan kognitif seperti demensia atau Alzheimer menjadi tantangan lain yang tak kalah berat. Sering kali, gejala awal seperti lupa dianggap sepele. Padahal, penanganan dini sangat penting untuk menjaga kualitas hidup lansia dan meringankan beban pengasuh. Aktivitas seperti bermain teka-teki atau membaca dapat membantu menjaga fungsi otak tetap optimal, sementara dukungan emosional dari keluarga dan lingkungan juga sangat dibutuhkan.
Banyak program yang sudah dikembangkan oleh Kementrian Kesehatan untuk mendukung kesejahteraan lansia seperti posyandu lansia, pelayanan home care yang terintegrasi dalam perawatan kesehatan, pengembangan pelayanan perawatan jangka panjang, dan BKL (Bina Keluarga Lansia).
Lansia bukan hanya tanggung jawab keluarga, tetapi tanggung jawab bersama. Dengan memberikan perhatian dan dukungan, kita bisa membantu mereka menjalani masa tua yang bahagia dan bermartabat. Seperti pepatah, "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati orang tuanya." Sudahkah kita menjadi bangsa yang besar? Atau justru membiarkan mereka merasa terabaikan.
Mari mulai dari langkah kecil. Luangkan waktu, dengarkan cerita mereka, dan pastikan mereka tidak merasa sendiri. Karena bahagia di masa tua bukan hanya hak mereka, tetapi juga cerminan kepedulian kita sebagai masyarakat.
Sumber: Kementerian Kesehatan RI. (2024, September 11). Jumlah lansia Indonesia diperkirakan 19 persen dari total populasi pada 2045. Geriatri.id. Retrieved from https://www.geriatri.id/artikel/2682/jumlah-lansia-indonesia-diperkirakan-19-persen-dari-total-populasi-pada-2045#:~:text=Saat%20ini%2C%20lebih%20dari%2011,2024%2C%20Rabu%2011%20September%202024Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H