Mohon tunggu...
Najwatul Aini
Najwatul Aini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Jember, jurusan Ilmu Hubungan Internasional.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Bank Sentral dalam Mengendalikan Pertumbuhan Ekonomi Melalui Kebijakan Moneter

3 April 2023   21:43 Diperbarui: 3 April 2023   22:13 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perekenomian suatu negara pasti mengalami pasang surut. Maka dari itu, negara mengambil kebijakan yang bertujuan untuk menstabilkan pertumbuhan ekonomi.  

Pada era globalisasi saat ini, pertumbuhan ekonomi tidak hanya dipengaruhi oleh faktor domestik. Perekonomian negara lain juga turut memengaruhi perekonomian domestik. Jadi, kebijakan yang diambil oleh pemerintah (kebijakan fiskal) dan pihak moneter (bank sentral) juga dipengaruhi oleh faktor luar. 

Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter merupakan langkah penting yang harus dilakukan. Dua kebijakan dari dua instrumen tersebut harus saling berkaitan agar tidak terjadi kebijakan yang tumpang tindih. Dalam artikel kali ini akan membahas sisi mengenai kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh bank sentral untuk menstabilkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Kebijakan moneter merupakan salah satu bagian yang paling penting dalam sektor perekonomian. Analisis dalam mengambil keputusan untuk menstabilkan pertumbuhan ekonomi membutuhkan persoalan yang berkaitan dengan sektor moneter. 

Di sini Bank Indonesia selaku bank sentral di Indonesia memiliki peran utama dalam mengambil kebijakan moneter. Bank Indonesia sebagai bagian dari otoritas moneter bertugas untuk melindungi stabilitas dalam sistem keuangan dan moneter. Dua hal tersebut merupakan instrumen yang tidak dapat terpisahkan.

Peran Bank Indonesia dalam menstabilkan perekonomian Ketika terjadi Inflasi

Kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dipengaruh dua faktor penting, yaitu inflasi dan nilai tukar yang ada di Indonesia. Instrumen yang paling penting dalam menentukan kebijakan moneter adalah tingkat inflasi yang sedang terjadi. 

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia pada tahun 2016 hingga 2020 tingkat nilai inflasi mengalami kenaikan. Kenaikan inflasi tersebut mencapai 3,6 persen dan mengalami penurunan sebesar 1,68 persen. Tingkat inflasi suatu negara harus berada dalam posisi yang stabil agar tidak berdampak buruk.

Inflasi dapat terjadi karena ada tekanan dari dua faktor. Tekanan tersebut berasal dari sisi penawaran supplay (cosh push inflation) dan permintaan demand (demand pull inflation). Faktor yang menyebabkan terjadinya cosh push inflation adalah 1) terdapat depresiasi terhadap nilai tukar 2) terjadi inflasi di luar negeri yang memengaruhi tingkat inflasi di Indonesia. 

Terutama inflasi yang terjadi kepada negara yang memiliki hubungan kerja sama dalam sektor ekonomi dengan Indonesia. 3) Naiknya harga barang produksi yang menyebabkan bertambahnya biaya proses produksi 4) terdapat bencana alam yang mengakibatkan terganggunya proses distribusi dan terjadi negative supplay shocks. 

Demand pull inflation disebabkan karena permintaan barang atau jasa lebih besar dari penawaran. Hal tersebut menyebabkan terjadi kelangkaan terhadap barang atau jasa. Fenomena ini dapat menyebabkan barang dipasaran mengalami kenaikan. Dalam makroekonomi kasus ini dapat terjadi menjelang hari besar keagamaan.

 Apabila nilai inflasi berada pada tingkat yang tinggi akan berdampak buruk bagi masyarakat. Dampak tersebut akan sangat dirasakan oleh masyarakat yang memiliki penghasilan yang rendah. Maka, peran Bank Indonesia inilah yang sangat diperlukan untuk mengatasi inflasi. Bank Indonesia dapat mengeluarkan kebijakan moneter kuantitatif dan kualitatif.

Kebijakan Moneter Kuantatif 

Operasi Pasar Terbuka (OPT) adalah kegiatan yang dilakukan oleh Bank Sentral yang bertujuan untuk mengontrol jumlah uang yang beredar di masyarakat. Kegiatan ini dilakukan dengan transaksi di pasar valuta asing dan pasar uang oleh bank sentral kepada pihak lain atau bank lain. 

Operasi Pasar Terbuka (OPT) dilakukan dengan cara menjual atau membeli Surat Berharga Pasar Uang (SPBU) dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Tugas pemerintah di sini adalah menambah, mengurangi dan mempertahankan jumlah uang yang beredar di masyarakat. 

Hal tersebut dilakukan dengan cara menjual atau membeli surat berharga. Jika bank sentral ingin mengurangi jumlah uang yang berdar di masyarakat. Pemerintah dapat menjual Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Ketika masyarakat membeli surat berharga tersebut. Pemerintah dapat mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat.

Sebaliknya, apabila jumlah uang yang beredar di masyarakat dinilai perlu di tambah agar tidak menganggu stabilitas ekonomi. Pemerintah akan membeli Kembali SBPU dan SBI yang telah dijual sebelumnya. Agar uang yang dikeluarkan oleh pemerintah dapat menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat.

  • Politik Diskonto

Politik diskonto merupakan aturan terhadap jumlah uang yang beredar. Aturan ini memainkan tingkat suku bunga yang dikeluarkan oleh bank sentral terhadap bank umum. 

Bank umum kadang kala akan mengalami masalah ketidakseimbangan. Jika hal tersebut terjadi bank umum akan membutuhkan suntikan dana. Dana terus dapat berasal dari pinjaman yang dilakukan bank umum kepada bank sentral.

Pemerintah dapat menurunkan tingkat suku bunga terhadap bank sentral. Jika ingin meningkatkan jumlah uang yang beredar. Sebaliknya, jika pemerintah ingin menaikkan jumlah uang yang beredar. Tingkat suku bunga dapat menaikkan suku buka terhadap bank sentral.

  • Giro Wajib Minimum

Aturan yang dikeluarkan oleh bank sentral dengan memainkan jumlah dana cadangan minimum bank umum yang diharuskan disimpan di bank sentral. Jika inflasi mengalami kenaikan bank sentral akan menaikkan jumlah dana cadangan wajib minimum kepada bank umum. Hal ini bertujuan agar dana yang akan disalurkan oleh bank umum kepada masyarakat mengalami penurunan.

Kebijakan moneter Kualitatif

Kebijakan bank sentral yang mengawasi sektor kegiatan peminjaman dan investasi yang dilakukan oleh bank perdagangan. Diharapkan kebijakan ini tidak hanya bertugas untuk melakukan pengawasan. Tetapi, dapat memengaruhi institusi keuangan dalam memberikan pinjaman. Jenis kebijakan moneter kualitatif:

  • Melakukan pengawasan pinjaman secara terpilih

Pengawasan dilakukan oleh bank sentral agar segala bentuk kegiatan pinjaman dan investasi dapat berjalan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

  • Himbaun Moral

Bank sentra memberikan anjuran kepada bank umum untuk menyesuaikan dalam alokasi dana.

Kebijakan moneter sangat berpengaruh terhadap stabilitas keuangan. Pengaruh tersebut juga terjadi pada kegiatan perekonomian dan pelaku ekonomi di pasar uang. Tujuan dari kebijakan moneter adalah menstabilkan perekonomian negara serta sebagai penentu terhadap target inflasi yang diharapkan oleh pemerintah. Bank Indonesia sebagai otoritas ekonomi melakukan kebijakan terhadap tingkat suku bunga. 

Kebijakan tersebut agar stabilitas ekonomi dapat dipertahankan. Tidak hanya itu, Bank Indonesia juga mengatur stabilitas nilai tukar. Hal tersebut pertujuan agar harga barang dan jasa di Indonesia stabil. Secara umum tolak ukur dari stabilitas tingkat inflasi dapat dilihat dari kebijakan moneter yang ditetapkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun