Apa itu 4G dalam kepariwisataan? Pentingkah seorang insan pariwisata memahami dan menerapkannya? Mari kita bahas!
Ketika kita melakukan perjalanan dan menempati sebuah hotel sebagai tempat singgah sejenak, seringkali kita menemukan kenyamanan di tempat tersebut. Mulai dari arsitektur hotel yang menarik, hidangan yang sangat menggugah selera dan pelayanan yang sangat baik. Hal tersebut merupakan komponen komponen yang penting dalam industri perhotelan.
Industri perhotelan merupakan industri yang memiliki fokus memberikan pelayanan, tempat serta fasilitas untuk menginap. Menurut Soewarno dkk (2021) merujuk pada American Hotel and Motel Associations (AHMA) menyatakan bahwa "hotel didefinisikan sebagai tempat yang menyediakan akomodasi, makanan dan minuman dan layanan lainnya, untuk disewakan kepada orang-orang serta tamu yang ingin tinggal sementara waktu".
Dalam dunia pariwisata, baik industri hospitality maupun industri perhotelan, seorang insan pariwisata dituntut dapat memberikan sebuah pelayanan terbaik kepada para tamu atau wisatawan. Sri Harjanti, dkk (2018) dalam buku Pelayanan Prima Bagi Para Front Liner Kepariwisataan menyebutkan "komponen pelayanan untuk wisatawan terbagi menjadi 3, yaitu: komponen kualitas fungsional, komponen kualitas teknis, dan komponen citra perusahaan".
Penting untuk membangun pengalaman dan kepuasan para wisatawan untuk membangun citra perusahaan yang baik. Untuk itu, seorang insan pariwisata wajib mengetahui dengan baik pentingnya 4G dalam dunia pariwisata, terutama dalam industri perhotelan. 4G merupakan singkatan dari (Grooming, Greeting, Gesture, Global Ethics).
- Grooming (Berpenampilan baik)
Penampilan merupakan aspek terpenting untuk kita menilai seseorang, walaupun banyak yang berasumsi "Don't Judge a Book by Its Cover". Namun pada nyatanya, penampilan menentukan kesan pertama seseorang. Penampilan dapat dinilai secara menyeluruh, baik dari segi berpakaian, kerapian, dan kebersihan hal-hal kecil sekalipun, seperti kebersihan kuku. Seorang insan pariwisata harus mampu merawat diri dan berpenampilan menarik untuk menciptakan kesan pertama yang baik dan profesionalitas yang tinggi.
- Greeting (Salam untuk menyambut)
Menyambut seorang wisatawan baik wisatawan lokal maupun internasional merupakan hal yang wajib untuk dilakukan oleh seluruh insan pariwisata. Menyapa atau menyambut, tidak pernah luput dari serangkaian 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun). Hal ini, sepatutnya diterapkan pada semua kalangan, terutama insan pariwisata. Menyapa seorang wisatawan dan memberikan pelayanan dalam bentuk bantuan, mampu meningkatkan kepuasan seorang wisatawan.
- Gesture (Bahasa Tubuh)
Mungkin kita semua sudah tidak asing mendengar kata "gesture". Gesture atau yang lebih dikenal dengan bahasa tubuh merupakan hal yang menunjang komunikasi lebih baik. Seorang insan pariwisata, harus memiliki kemampuan komunikasi yang memumpuni. Baik komunikasi secara verbal maupun non-verbal. Bahasa tubuh sendiri merupakan bentuk komunikasi non-verbal yang bertujuan untuk membantu kita dalam menyampaikan maksud, emosi dan mendukung komunikasi secara verbal.
- Global Ethics (Etika Global)
Global ethics atau yang dapat diartikan sebagai etika global, merupakan nilai-nilai yang sepatutnya diterapkan secara universal tanpa memandang perbedaan agama, ras, budaya dan latar belakang.
Etika global ini kerap dikenal juga dengan "Magic Word" kata ajaib. Magic word ini terdiri dari kata tolong, maaf, terima kasih, dan permisi. Menerapkan magic word dalam dunia perhotelan sangat penting agar para tamu atau wisatawan merasa dihargai dan dihormati.
Itulah beberapa penjelasan mengenai 4G dalam industri perhotelan yang wajib diterapkan oleh seluruh insan pariwisata. Karena pada dasarnya, ketika kita berkecimpung dalam dunia pariwisata, kita akan mengenal istilah "Selling Service" atau menjual jasa. Maka dari itu, penting seorang insan pariwisata dapat memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh tamu maupun wisatawan.
