Preferensi masyarakat untuk mengonsumsi makanan dan minuman dengan rasa manis meningkat selama cuaca panas melanda. Hal ini ditambah dengan kebutuhan manusia untuk rehidrasi saat cuaca panas. Dalam cuaca yang sangat panas, masyarakat cenderung merasa sangat lesu dan sangat membutuhkan energi. Ini sebabnya beberapa orang memilih minuman manis meski secara fisiologis tidak ada alasan mengapa seseorang harus mengonsumsi minuman manis. Dari sisi psikologis, minuman manis juga cenderung mempengaruhi aspek perasaan senang saat meminumnya dibandingkan minuman biasa. Hal itu disebabkan minum-minuman manis membuat otak kita terpengaruh dopamin, yaitu hormon yang memberi perasaan senang. Iklan minuman manis juga andil peran dalam membentuk preferensi seseorang dalam terhadap minuman manis dan dingin saat cuaca panas.Â
Apa itu minuman manis?
Minuman manis adalah jenis minuman yang mengandung tambahan pemanis berkalori, seperti gula atau sirup, untuk meningkatkan rasa manisnya. Jenis pemanis yang umum digunakan dalam minuman manis meliputi gula pasir, sirup jagung tinggi fruktosa, atau pemanis buatan seperti aspartam, sukralosa, atau stevia. Minuman manis dapat ditemui dalam berbagai bentuk, seperti minuman ringan, jus buah yang diberi tambahan gula, minuman bersoda, teh manis, dan minuman kemasan yang mengandung pemanis.
Minuman manis saat cuaca panas
Terdapat keterkaitan antara preferensi minum minuman manis dengan cuaca yang sangat panas. Pada umumnya, dalam cuaca panas, banyak orang cenderung merasa haus dan mencari minuman yang dapat memberikan rasa segar dan melegakan. Minuman manis, seperti minuman ringan dingin, es teh manis, atau minuman berbasis buah yang manis, sering menjadi pilihan populer dalam situasi ini.
Cuaca panas dapat meningkatkan keinginan untuk minuman yang menyegarkan dan memberikan sensasi pendingin. Minuman manis yang dingin dapat memberikan rasa kesejukan yang diinginkan pada saat-saat cuaca panas. Selain itu, rasa manis dalam minuman tersebut dapat memberikan kepuasan instan dan meningkatkan kenikmatan konsumen.
Namun, penting untuk diingat bahwa minuman manis seringkali mengandung jumlah gula yang tinggi, dan konsumsi berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan. Oleh karena itu, sambil memahami preferensi untuk minuman manis dalam cuaca panas, penting untuk tetap menjaga keseimbangan dalam pola makan dan mempertimbangkan alternatif minuman yang lebih sehat, seperti air putih atau minuman rendah kalori.
Beberapa studi telah mengidentifikasi efek negatif dari mengonsumsi minuman manis terhadap kesehatan. Di Indonesia, obesitas semakin merajalela, seiring dengan peningkatan masalah kesehatan terkait obesitas seperti diabetes tipe 2. Mengonsumsi minuman manis dengan kadar gula dan kalori yang tinggi dalam jumlah berlebihan dapat berdampak buruk pada kesehatan. Konsumsi gula yang berlebihan bisa mengakibatkan peningkatan asupan kalori, pertambahan berat badan, penumpukan lemak dalam tubuh, serta potensial mengganggu metabolisme glukosa dan lemak. Tingginya metabolisme fruktosa dalam hati juga dapat menyebabkan resistensi insulin, yang berhubungan dengan diabetes tipe 2.
Pemerintah Indonesia, dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2013, telah mengimbau agar konsumsi gula harian setiap orang adalah 4 sendok makan (50 gram), yakni tidak melebihi 10% dari total asupan energi, sesuai dengan pedoman dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyarankan agar anak-anak dan orang dewasa membatasi konsumsi gula harian menjadi kurang dari 10% dari total asupan energi harian, atau lebih baik lagi, kurang dari 5% untuk diet harian sekitar 2.000 kalori.
Selain itu, mengonsumsi gula secara berlebihan juga berpotensi mempengaruhi kesehatan mental dan perilaku. Diet yang kaya gula dapat terkait dengan gangguan kognitif, penurunan neuroplastisitas, serta masalah emosional seperti kecemasan dan depresi. Asupan gula yang berlebihan bisa memengaruhi fungsi otak dan memicu keinginan impulsif terhadap makanan. Dengan kontribusi yang signifikan dari minuman boba pada asupan gula dan kalori, ini menjadi perhatian utama dalam menjaga kesehatan masyarakat..
Dari uraian di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa mengonsumsi minuman manis saat cuaca panas sebaiknya dihindari agar tubuh tidak terkena dehidrasi dan peningkatan kadar gula darah. Kita dituntut untuk lebih bijak memilih apa yang akan kita konsumsi agar ke depannya tidak menimbulkan penyakit yang merugikan.
Referensi:
Fahria, S. (2022). Konsumsi Minuman Manis Kemasan pada Mahasiswa Prodi Gizi Universitas Negeri Surabaya. GIZI UNESA, 2(1), 95-99.
Veronica, M. T., Ilmi, I. M. B., & Octaria, Y. C. (2022). Kandungan Gula Sangat Tinggi dalam Minuman Teh Susu dengan Topping Boba. Amerta Nutrition, 6.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H