Mohon tunggu...
NAJWA SHERYL AMELIA PUTRI
NAJWA SHERYL AMELIA PUTRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa keperawatan yang memiliki minat tentang dunia kesehatan. Saya memiliki hobi menonton film dan mendengarkan musik pop

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Impak Perubahan Kurikulum terhadap Siswa

8 Desember 2024   20:40 Diperbarui: 8 Desember 2024   21:26 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Siswa SD Mengerjakan Ujian di Kelas

Kurikulum berperan sebagai pedoman dalam proses pembelajaran di sekolah, sehingga perubahan dan pengembangannya menjadi hal yang lumrah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Perubahan kurikulum merupakan langkah yang diambil oleh pemerintah dan pihak terkait untuk menyesuaikan kualitas pendidikan dengan kebutuhan zaman. Setiap perubahan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti perubahan kebijakan pemerintah, dinamika sosial-budaya, tuntutan pasar kerja, serta kemajuan teknologi. Di Indonesia, beberapa perubahan besar pada kurikulum telah terjadi, seperti transisi dari Kurikulum 2006 (KTSP) ke Kurikulum 2013 (K-13), dan kini menuju Kurikulum Merdeka. Meski demikian, perubahan ini memberikan dampak yang beragam bagi siswa, baik dampak positif maupun negatif, yang terlihat dalam aspek pembelajaran, perkembangan pribadi, serta kemampuan siswa beradaptasi dengan sistem baru.  

Salah satu dampak positif yang sering diharapkan dari perubahan kurikulum adalah adanya penyesuaian materi pembelajaran dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan dunia kerja. Misalnya, kurikulum yang lebih menekankan pada keterampilan abad ke-21, seperti kemampuan berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi, memberikan siswa bekal yang lebih baik untuk menghadapi tantangan di masa depan. Materi pelajaran yang lebih kontekstual juga membuat siswa lebih memahami relevansi dari apa yang mereka pelajari. Sebagai contoh, Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan lebih kepada siswa untuk memilih pelajaran sesuai minat dan bakat mereka, sehingga memungkinkan pembelajaran yang lebih personal dan relevan dengan masa depan mereka (Kemendikbudristek, 2022).

Namun, tidak semua dampak perubahan kurikulum dapat dianggap sebagai hal yang positif. Salah satu kendala utamanya adalah proses penyesuaian. Bagi siswa, perubahan kurikulum sering kali berarti harus menghadapi pendekatan belajar baru, materi yang berbeda, atau sistem evaluasi yang berubah. Kondisi ini dapat semakin rumit jika transisi tidak diiringi dengan pelatihan yang memadai untuk para guru. Sebagai ilustrasi, pergeseran dari pendekatan pembelajaran berbasis materi dalam KTSP ke pendekatan berbasis kompetensi dalam K-13 sempat memunculkan kebingungan di kalangan siswa dan guru (Fathurrohman et al., 2019).

Perubahan ini dapat menjadi tekanan psikologis, khususnya bagi siswa yang telah terbiasa dengan sistem sebelumnya. Jika siswa tidak menerima bimbingan yang cukup untuk memahami dan mengadopsi sistem baru, mereka mungkin merasa stres atau kewalahan. Kondisi ini berpotensi menurunkan semangat belajar mereka, yang pada akhirnya memengaruhi prestasi akademik. Sebagai contoh, penelitian Putri (2021) mengungkapkan bahwa peralihan ke K-13 menimbulkan tekanan tambahan bagi siswa yang mempersiapkan ujian nasional karena mereka harus menyesuaikan diri dengan format pembelajaran yang baru.


Selain itu, perubahan kurikulum sering kali menyebabkan ketimpangan di antara siswa dari berbagai wilayah. Sekolah yang memiliki fasilitas memadai dan guru berkualitas cenderung lebih mampu menyesuaikan diri dibandingkan sekolah yang kekurangan sumber daya. Akibatnya, siswa di daerah terpencil atau dari keluarga kurang mampu sering kali tidak dapat merasakan manfaat yang setara dari perubahan tersebut. Hal ini justru dapat memperlebar kesenjangan pendidikan antara kota besar dan wilayah terpencil, meskipun tujuan reformasi kurikulum seharusnya untuk mengurangi kesenjangan ini (Amalia et al., 2023).

Perubahan kurikulum juga berdampak pada aspek psikososial. Ketika siswa menghadapi tuntutan baru yang tidak sepenuhnya jelas, mereka bisa mengalami tekanan atau kecemasan. Sebagai contoh, jika kurikulum baru lebih berfokus pada pembelajaran berbasis proyek atau penilaian kualitatif, siswa yang terbiasa dengan evaluasi kuantitatif mungkin merasa kesulitan. Ketidakjelasan atau kurangnya panduan mengenai cara meraih keberhasilan dalam sistem baru ini dapat memicu rasa frustrasi.

Di sisi lain, apabila perubahan kurikulum diterapkan secara optimal, siswa bisa merasakan pengalaman belajar yang lebih menarik dan berarti. Kurikulum yang dirancang untuk memacu eksplorasi serta kreativitas biasanya mampu menciptakan suasana belajar yang lebih hidup dan memikat. Hal ini dapat memicu peningkatan minat belajar siswa, yang pada gilirannya memberikan dampak positif terhadap pencapaian akademik dan pembentukan karakter mereka.  

Secara umum, pengaruh perubahan kurikulum terhadap siswa sangat ditentukan oleh cara pelaksanaannya. Tanpa persiapan yang baik, ketersediaan sumber daya yang cukup, dan pelatihan untuk para guru, perubahan ini berisiko menjadi beban tambahan bagi siswa. Sebaliknya, dengan penerapan yang strategis dan melibatkan berbagai pihak, perubahan kurikulum dapat memberikan manfaat signifikan, meningkatkan mutu pendidikan, serta membentuk siswa menjadi individu yang kompeten dan tangguh untuk menghadapi masa depan.

Sumber Referensi:
Amalia, S., Hidayat, A., & Putri, W. (2023). Ketimpangan pendidikan di era Kurikulum Merdeka. Jakarta: Pustaka Akademik.

Fathurrohman, M., Suyatno, & Arief, M. (2019). Implementasi Kurikulum 2013 di sekolah menengah pertama. Jurnal Pendidikan, 12(3), 45-60.

Kemendikbudristek. (2022). Panduan pelaksanaan Kurikulum Merdeka. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Putri, R. (2021). Pengaruh perubahan kurikulum terhadap tekanan akademik siswa. Jurnal Psikologi Pendidikan, 15(2), 33-48.

Penulis: Najwa Sheryl Amelia Putri mahasiswa Universitas Airlangga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun