Mohon tunggu...
Najwa Salsabila
Najwa Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Let me introduce myself, my name is Najwa Salsabila, usually called Caca. I am a freshman majoring in geography at Lambung Mangkurat University. I was born on 18 April 2006. Graduated from MAN 1 BANJARMASIN. My hobbies are singing , learning many languages ​​such as Korean and Mandarin , dancing , cooking , and watching movies.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Permasalahan dan Pemanfaatan Lahan Basah di Kalimantan Selatan: Analisis Berdasarkan Pandangan Responden

10 Oktober 2024   16:25 Diperbarui: 10 Oktober 2024   16:37 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kecamatan Mandiangin Barat/dok. pri

3. Kecamatan Karang Intan

Kecamatan Karang Intan/dok. pri
Kecamatan Karang Intan/dok. pri

Beliau yang merupakan pemilik tambak ikan nila  , memberikan tanggapan mengenai lahan basah tersebut yaitu “ Kalo ikan nila ini bisa dijual ker rumah makan dan bisa untuk dikonsumsi karna banyak peminatnya dan untuk kedepannya ini tergantung bagaimana cuaca dan kualitas air yang baik agar bisa pertumbuhan ikan nila ini semakin bagus”

Kesimpulannya : Tambak ikan nila memiliki prospek yang cerah di masa depan, didukung oleh tingginya permintaan pasar lokal dan internasional. Ikan nila dikenal sebagai salah satu komoditas perikanan yang bernilai ekonomis tinggi karena pertumbuhannya yang cepat, ketahanannya terhadap berbagai kondisi lingkungan, dan biaya produksi yang relatif rendah. Dengan pengelolaan yang baik dan penerapan teknologi modern seperti sistem bioflok dan akuakultur berkelanjutan, tambak ikan nila dapat menjadi sektor yang sangat menguntungkan. Selain itu, kesadaran akan pentingnya budidaya ramah lingkungan juga dapat mendorong peningkatan produksi ikan nila organik yang memiliki nilai jual lebih tinggi.

Namun, tantangan ke depan termasuk perubahan iklim, degradasi lingkungan, dan kebutuhan untuk peningkatan keterampilan manajerial di kalangan petambak. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan petambak diperlukan untuk memastikan tambak ikan nila tetap berkelanjutan, produktif, dan menguntungkan.

Berdasarkan  kesimpulan keseluruhan mengenai peternakan kambing, peternakan ayam, dan tambak ikan nila:

Peternakan Kambing:
Peternakan kambing adalah salah satu usaha yang menjanjikan, terutama di wilayah pedesaan. Kambing dapat dibudidayakan untuk diambil dagingnya (kambing pedaging) atau susunya (kambing perah).
Kambing relatif mudah dipelihara karena tahan terhadap berbagai kondisi cuaca dan bisa diberi pakan dari berbagai jenis tanaman yang tersedia secara lokal.
Namun, peternakan kambing memerlukan perhatian terhadap sanitasi, pengendalian penyakit, dan reproduksi agar produksi tetap optimal.

Peternakan Ayam:
Peternakan ayam terdiri dari dua jenis utama, yaitu ayam petelur dan ayam pedaging. Ayam petelur diambil telurnya, sedangkan ayam pedaging dipelihara untuk produksi daging.
Usaha ini memiliki potensi keuntungan yang besar karena permintaan akan telur dan daging ayam selalu tinggi. Siklus produksinya juga cepat, dengan ayam pedaging bisa dipanen dalam waktu 5-7 minggu.
Tantangannya meliputi manajemen pakan yang efektif, pengendalian penyakit seperti flu burung, dan pengelolaan limbah ternak yang baik untuk menjaga kebersihan lingkungan.

Tambak Ikan Nila:
Budidaya ikan nila merupakan salah satu usaha perikanan yang mudah dilakukan karena ikan ini cepat tumbuh, tahan terhadap penyakit, dan memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap berbagai kondisi air.
Nila merupakan ikan konsumsi yang populer di pasaran, sehingga memiliki potensi pasar yang besar. Pemeliharaannya juga tidak terlalu rumit jika manajemen air, pakan, dan kualitas kolam diperhatikan dengan baik.
Tantangan utama dalam budidaya ikan nila adalah menjaga kualitas air tambak dan pengendalian penyakit yang bisa menyerang ikan, serta pengaturan padat tebar yang tepat untuk mencegah overpopulasi dan stres pada ikan.
Secara keseluruhan, ketiga jenis usaha ini memiliki prospek ekonomi yang baik jika dikelola dengan manajemen yang tepat. Namun, mereka juga menghadapi tantangan khusus, terutama dalam hal sanitasi, pengendalian penyakit, serta manajemen lingkungan yang berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun