Aku pun melihat-lihat tubuh kelinci itu untuk melihat jika dia adalah peliharaan seseorang yang mungkin tinggal disekitar sini. Tapi sepertinya kelinci itu tidak memiliki pemilik. Aku pun berdiri dan kembali berjalan dengan membawa kelinci hitam itu. Ketika aku lanjut berjalan ke entah-berantah, semakin terasa luka sayatan di tangan dan punggungku. Selain itu pandanganku yang mulai buram. Aku pun melihat ke arah kelinci yang kubawa. Kelinci itu telah dilumuri cairan merah yang kental entah yang sepertinya dari kepalaku yang terbentur dinding tadi. Tiba-tiba..
"иди отдохни, моя дорогая"
*Beristirahatlah sayang*
Terdengar suara seorang lelaki yang entah darimana asalnya. Seketika kepalaku terasa sangat pusing, bahkan kakiku seperti tidak lagi bisa menahan tubuhku untuk berdiri. Aku terjatuh dan tidak sadarkan diri pada saat itu juga. Aku berusaha membuka kelopak mataku lagi, tapi kedua kelopak mataku terasa berat. Apakah aku akan benar-benar mati disini?
"папа... мама.."
*Ayah.. Ibu.."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H