Hujan, akankah aku tetap merasa sedih untuk selamanya?
Akankah aku terbebas dari rasa bingung ini?
Akankah aku tetap berada di dalam selimut kegelapan?
Berapa lamakah kau akan mengguyur bumi ini?
Bisakah kau menemaniku untuk selamanya?
       Aku menyukai musim panas
       Namun aku lebih menyukai musim hujan
       Akankah musim hujan selalu menemaniku?
       Jawabannya sudah pasti belum tentu
Pikirku hujan adalah tangisan dari awan-awan di atas sana
Membasahiku dan seisi bumi dengan rintik-rintik tangisannya
Kenapa kau menangis, awan?
Apakah ada yang melukaimu di atas sana?
       Janganlah bersedih awan
       Karena pasti kau memiliki kawan
       Bila kau bersedih, menangislah
       Tapi jangan selalu bersedih dan menyerah
Awan, aku ingin menghabiskan waktu bersamamu
Melihat-lihat seisi bumi ini dari atas sana
Tapi aku tidak akan pernah bisa melakukan itu
Karena aku takut kau akan menjatuhkanku ke bawah sana
       Awan, apakah kau tidak takut berada di ketinggian?
       Tidakkah kau khawatir sewaktu-waktu kau akan jatuh?
       Bagaimana kau tidak ketakutan?
       Apakah kau tetap akan selamat bila terjatuh?
Awan, kenapa aku tidak bisa memandangimu tanpa merasa sakit mata?
Kau begitu cantik bahkan kau bisa membuatku termenung dalam waktu yang lama
Apakah karena musim panas ini?
Atau memang tidak tepat aku melihatimu di siang hari?
       Tapi awan, aku tidak bisa melihatmu dengan jelas di malam hari
       Tidak bisakah kau menangis lagi untuk menghiburku?
       Atau apakah aku anak yang egois?
       Apakah aku adalah anak yang rakus?
Awan, aku tidak ingin kau sedih
Tapi aku ingin melihat tangisanmu
Aku tidak ingin menyerah setelah semua ini
Tapi aku juga tak mau tersesat di jalan hidupku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H