Sial, lagi-lagi Aku mendengarkan perbincangan 2 orang dewasa yang seharusnya dirahasiakan dari diriku. Tapi yasudahlah, Aku akan tetap menguping perbincangan mereka. Siapa tahu hal yang mereka perbincangan adalah ibu kandungku.
"Yah, gimana kalau si Dewi datang lagi kesini untuk mengambil Alvis..?", ucap Nenek berbisik. Sepertinya mereka sudah waspada bila Aku akan mendengarkan perbincangan mereka. "Udahlah Bu, kalau missal emang Dewi mau kesini buat ambil dia lagi, kita tinggal tanya opini dari Alvis aja.. kalau memang Alvis mau untuk ikut dengan Dewi biarlah..", jawab kakek dengan nada yang santai.
Dewi?!? Bu Dewi guru waktu Aku masih SMP??? Yang benar saja Beliau adalah ibu kandungku?!Â
Positive thinking. Orang dengan nama Dewi tidak hanya Ibu Dewi guru SMP ku itu.
"Tapi kalau Alvis mau ikut dan ternyata dia dilukai lagi oleh Dewi bagaimana Yah?? Bukannya Ibu egois dan tidak mau memberikan Alvis ke ibu kandungnya, tapi Ibu takut jika Alvis kenapa-napa yah!", ucap Nenek sedikit lantang. Seketika mereka terdiam.....
Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang mendekat ke arah pintu kamar yang menjadi tempat sandaranku ini. Aku pun sontak berlari menjauh dari kamar tidur Kakek dan Nenek. Aku pun bersembunyi di sebuah tembok dekat dengan kamarku dan menunggu Kakek menjauh. Biasanya Kakek akan mencari angin segar bila ia tiba-tiba keluar dari ruangan di tengah-tengah perdebatannya dengan Nenek. Aku tahu itu karena mereka memanglah sering bertengkar.
Kini Aku sudah berada di dalam kamarku lagi. Aku pun mengingat kembali beberapa hal yang pernah diceritakan oleh Kakek dan Nenek tentang ibuku.
Oh iya! Kakek pernah bercerita jika nama belakangku ada di dalam nama ibuku juga!
Aku pun menyalakan PC yang sedang dalam mode sleep itu dan mulai mencari informasi tentang ibu secara online. Aku membuka media browser dan mengetikkan nama yang sudah kudeteksi, yaitu "Dewi" dan "Kusuma".
