Mohon tunggu...
Najwa Almira Salsabila
Najwa Almira Salsabila Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

TMYFIICTRWIEGTMYA?

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Perpustakaan Milik Nenek (Pt6/SPESIAL/END)

19 Oktober 2023   20:16 Diperbarui: 19 Oktober 2023   20:34 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

"Duh, hari ini napa sial amat sih!" Ucapku di depan cermin kamar mandi sekolah dengan kesal, bagaimana tidak? Bayangkan kau terbangun dari mimpi yang sama selama bertahun-tahun lamanya dan hal itu tidak berhenti menghantuimu. Lalu kau mengingat hal yang sebaiknya tidak perlu diingat agar terjauh dari masalah apapun itu namun kau malah mengingatnya. Lalu melihat seorang penampakan anak kecil dengan muka yang menyeramkan meskipun dia menggunakan gaun atau baju anak kecil yang sungguh imut.

"Kenapa gini mulu coba" ucapku masih mengeluh. Lagi-lagi... aku sadar ketika aku melihat di cermin, terlihat sosok anak kecil itu yang berdiri di sebelahku. Gilanya.. tidak ada siapa-siapa disana. Kakiku mulai bergemetar dan aku hanya bisa berfikir apa yang harus kulakukan di keadaan gila ini. Lagipula harus bagaimana lagi? Jika aku berteriak pun apakah hantu ini tidak menyerangku. Jika aku terkejut dan ketakutan apakah hantu ini akan berhenti menggangguku. Dan bodohnya.. aku hanya bisa tersenyum pahit.

"Duh, ini bocah ilang aja dah!" Gerutuku dalam hati meskipun sudah menunjukkan senyuman pahit dan tidak melakukan tindakan orang lain. Entah kenapa hal yang kulakukan ini rasanya seperti tindakan bunuh diri.

".. mampus aku.." ucapku dalam hati, ya.. gimana ya. Hantu itu melambaikan tangannya sambil menengok ke arah cermin di depanku ini. Dia menyapa siapa? Ya.. menurutmu? Tentu saja si bocah ini pasti menyapaku. Entahlah aku harus apa. Bisa apa? Bisa gila. Aku pun melambaikan tanganku di cermin menyapa balik hantu itu. Dipikir-pikir.. kenapa aku menyapa hantu itu? Kan ini membuktikan kepadanya jika aku bisa menyadari kehadirannya? Hah, lama-lama bodoh juga aku ya.

Entah kenapa cermin di depanku ini tiba-tiba mengembun. Dan sepertinya ini ulah bocah ini. Hantu ini pun mulai menuliskan kata-kata di embun-embun itu.

Aku tertawa. Kenapa? Karena aku tidak percaya apa yang hantu jelaskan melalui tulisan-tulisan itu. Dia menjelaskan jika aku adalah neneknya yang sudah meninggal 11 tahun. Dan tubuhku ini adalah tubuh miliknya. Hahaha, apakah itu masuk ke akal naluri manusia? Pake nanya. Ya kagak lah! Kirain aku bakal wow gitu.

"Bodoh, kenapa aku menuruti kemauan hantu itu." Ucapku dalam hati ketika berjalan menuju ke arah perpustakaan nenekku seperti yang diminta hantu bocah ini. Bosan banget gila! Ini bocil seriusan?

"Jadi.. kamu tahu ga namaku itu siapa cil" tanyaku kepadanya yang sembari tadi hanya berdiri di sisiku yang sedang membuka pintu perpustakaan nenek. Kalian kaget mendengarku yang SKSD (Sok Kenal Sok Dekat) kepada hantu ini? Cih, bahkan diam au berbicara kepadaku kok. "Aku akan memberitahu nenek bila kita berhasil menukar jiwa kita" jawabnya dengan suaranya yang hampir mirip denganku. Jadi tidak heran bila aku mempercayainya semudah itu. "Omong-omong, kamu beneran yakin aku ini orang yang kau cari?" Tanyaku sekali lagi kepadanya sembari masuk ke dalam perpustakaan nenek bersama bocah hantu ini.

Bocah ini.. dia tidak asing bagiku. Entah kenapa aku memang merasa bocah hantu ini adalah seseorang yang aku ketahui. "TAPI INI BOCAH KENAPA NGACANGIN AKU WOI" ucapku dalam hati sebal. Suka-suka ini bocah dah.

"Ritual akan segera dilaksanakan nek" ucap bocah itu.

Aku pun menuruti apa kemauannya. Hingga.. aku merasa jika jiwaku seperti keluar dari tubuh ini. Dan.. aku melihat tubuhku jatuh tergeletak, aku melihat ke jiwaku ini. Dan benar saja.. aku adalah seorang nenek tua seperti apa yang bocah itu ucapkan.

Setelah berbincang-bincang, bocah itu memelukku dan berpamitan kepadaku. Dia hendak memasukkan jiwanya ke dalam tubuhnya yang tergeletak. Sebelum itu.. dia menyebutkan namaku dan namanya.

"Nenek.. Indrawan bin Eko dan cucunya yakni Icha setiawan sudah bertemu satu sama lain setelah sekian lamanya.. jangan lupain aku ya nek" ucap bocah itu mengucapkan selamat tinggalnya kepadaku.

.

.

.

.

.

"Icha! Kamu nanti kesiangan loh!" Teriak ibuku dari dapur.

.

"Icha, aku galau plis, dial oh ga pekaan" ucap Karin yang curhat kepadaku.

.
Semuanya berjalan seperti biasanya. Aku masih bisa melihat nenek yang sekilas memang sengaja menampakkan dirinya kepadaku. Hahaha, semoga kita akan bertemu ketika aku sudah meninggal di masa depan ya nek!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun