Mohon tunggu...
najwa sahara
najwa sahara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Seorang mahasiswa hukum, dengan minat mendalam pada dunia kecantikan. Selain aktif mempelajari berbagai aspek hukum, juga gemar mengeksplorasi tren skincare, makeup, dan perawatan diri sebagai bentuk ekspresi kreativitas dan self-care. Sering meluangkan waktu untuk membaca buku—baik yang berkaitan dengan studi hukumnya maupun berbagai genre lainnya, seperti sastra, pengembangan diri, dan fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pengaruh Adat Dan Istiadat Terhadap Praktik Hukum Islam

17 Desember 2024   09:32 Diperbarui: 17 Desember 2024   09:32 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Najwa Sahara Ramadhan

Jurusan Hukum Pidana Islam Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Email: najwasraaaa@gmail.com

Adat dan tradisi adalah bagian yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat karena mencerminkan norma, nilai, dan kebiasaan yang diwariskan secara turun-temurun. Dalam banyak komunitas, adat tidak hanya menjadi simbol identitas budaya, tetapi juga berfungsi sebagai pedoman sosial untuk mengatur perilaku individu dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kaitannya dengan hukum Islam, adat memiliki peran yang signifikan karena sering kali berinteraksi dengan dan memengaruhi pelaksanaan syariat di masyarakat. Prinsip fiqh "al- 'adah muhakkamah" yang berarti "adat kebiasaan dapat dijadikan dasar hukum" menunjukkan bahwa hukum Islam memberikan ruang untuk mengadopsi adat selama tidak bertentangan dengan prinsip dasar syariat.

Sebagai sistem hukum yang bersumber dari Al-Qur'an dan Hadis, hukum Islam memiliki fleksibilitas dalam penerapannya. Fleksibilitas ini memungkinkan hukum Islam untuk beradaptasi dengan berbagai konteks budaya yang beragam. Di Indonesia, pengaruh adat istiadat terhadap penerapan hukum Islam sangat kuat, mengingat negara ini memiliki kekayaan budaya yang luar biasa. Hal ini membuat hukum Islam di Indonesia memiliki ciri khas tersendiri yang sering dipengaruhi oleh tradisi lokal masyarakat.

Dalam era globalisasi, pengaruh budaya luar juga menjadi tantangan baru dalam menjaga integrasi antara adat dan hukum Islam. Masyarakat lokal tidak hanya berhadapan dengan pengaruh adat mereka sendiri tetapi juga dengan nilai-nilai global yang mungkin bertentangan dengan tradisi dan hukum Islam. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang strategis untuk menjaga keaslian adat sekaligus mempertahankan relevansi hukum Islam.

Hukum adat sebagai hokum yang asli yang tumbuh dan berkembang dari kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang sangat mempengaruhi proses berlakunya hukum di Indonesia, dan hukum adat ini sangat beragam di Indonesia. Sehingga, dalam penerapan secara umum akan menghadapi kendala tetapi cukup efsien untuk masyarakat setempat yang memberlakukannya. Bahkan, apabila di kalkulasikan, lebih banyak masyarakat yang patuh dan tunduk pada hukum adat daripada hukum negara. Cornelis van Vollenhoven sebagai ahli pertama yang menggagas pembagian hukum adat, mengklasifkasikan 23 lingkungan adat di Nusantara yakni: Aceh, Gayo dan Batak, Nias dan sekitarnya, Minangkabau, Mentawai, Sumatra Selatan, Enggano, Melayu, Bangka dan Belitung, Kalimantan (Dayak), Sangihe-Talaud, Gorontalo, Toraja, Sulawesi Selatan (Bugis/ Makassar), Maluku Utara, Maluku Ambon, Maluku Tenggara, Papua, Nusa Tenggara dan Timor, Bali dan Lombok, Jawa dan Madura (Jawa Pesisiran), Jawa Mataraman, dan Jawa Barat (Sunda). Sementara itu, menurut Gerzt orang Amerika menyatakan bahwa masyarakat Indonesia memiliki 350 budaya, 250 bahasa dan seluruh keyakinan dan Agama di dunia ada di Indonesia (Zaka, 2019)

Hukum Islam juga mempengaruhi corak hukum di Indonesia karena mayoritas penduduk di Indonesia menganut agama Islam yang memungkinkan hukum Islam menjadi bagian yang pentng dan berpengaruh dalam sistem hukum di Indonesia. Adanya peraturan perundang- undangan yang bernafaskan Syariah Islam sepert dalam UU enyelengaraan Haji, UU  Perbankan Syariah, UU Wakaf, UU Zakat, Kompilasi Hukum Islam (KHI) dan Peraturan Daerah Syariah (Perda Syariah) telah cukup membuktkan bahwa negara Indonesia tidak melepaskan tanggung jawab urusan beragama dengan urusan negara/ pemerintah. Sehingga dapat dikatakan bahwa hukum Indonesia dipengaruhi oleh warna hukum kontnental, hukum adat dan hukum Islam yang pada kenyataannya masing-masing mempunyai pengaruh yang besar dalam system hukum di Indonesia.

Pengaruh Hukum Adat Terhadap Pernikahan

Intervensi hukum adat dalam praktik hukum Islam dapat memiliki beberapa implikasi, yaitu: pertama, pengaruh dalam penyelesaian sengketa. Intervensi hukum adat Minangkabau dapat mempengaruhi cara penyelesaian sengketa dalam konteks hukum Islam. Masyarakat Minangkabau cenderung menggunakan mekanisme adat dalam menyelesaikan konflik dan mencari keadilan (Zaka, 2019)

Praktik-praktik penyelesaian sengketa berbasis hukum adat seperti musyawarah, mediasi, atau pengadilan adat dapat diintegrasikan dengan prinsip-prinsip hukum Islam untuk mencapai penyelesaian yang adil dan sesuai dengan nilai nilai Islam. Kedua, pengaruh dalam hukum keluarga. Hukum adat juga memiliki pengaruh dalam praktik hukum keluarga dalam Islam. Misalnya, dalam perkawinan, hukum adat Minangkabau mengatur tata cara pernikahan, pembagian harta, dan hak dan kewajiban suami istri. Praktik-praktik ini dapat disesuaikan dengan prinsip prinsip hukum Islam seperti ketentuan mahar, nafkah, hak waris, dan hak-hak keluarga lainnya (Sidiq, Endri, 2023)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun