Rayya dikenal sebagai anak yang sangat cerdas. Dia selalu penasaran dengan sesuatu hal yang baru dan menarik untuknya. Di lingkup keluarganya, dia mempunyai mempunyai abi, umma, kakak laki-laki, dan adik Perempuan.
      Suatu hari disekolah tepatnya saat Rayya di perpustakaan sedang membaca buku bersama teman-temannya, dan ia pun mengambil buku komik Islami. Saat Rayya membaca komik itu, terdapat percakapan antara dua tokoh yang membahas hadits tentang dianjurkannya untuk "jangan makan sebelum lapar, dan berhenti makan sebelum kenyang". Karena Rayya tidak mau meminjam buku tersebut, akhirnya dia pun mencatat kutipan hadits tersebut di notebook miliknya.
      Rasa keingintahuan yang tinggi milik Rayya, membuat dirinya gemas untuk ingin segera bertanya kepada guru mata pelajaran Al-Qur'an Hadits tersebut. Detik demi detik, menit demi menit pun berlalu, Rayya menunggu seseorang yang ditunggu-tunggu tapi tak kunjung datang kehadirannya, dan ternyata dikabarkan bahwa jam mereka kosong karena guru tersebut sedang sakit. Jujur saja saat itu Rayya sangat kecewa karena pertanyaan dalam pikirannya masih belum terjawab.
      Akhirnya, bel pulang sekolah pun berbunyi sangat nyaring, menandakan pelajaran telah berakhir dan menyuruh semua siswa dan siswa untuk pulang. Rayya saat itu sangat bersemangat untuk pulang. Dia tak sabar untuk makan malam dan menanyakan permasalahan tentang hadits di komik tadi kepada orangtuanya dan kakak laki-lakinya.
      Sesampainya dirumah, Rayya langsung membersihkan diri dan barang-barangnya lalu menunaikan sholat maghrib dan isya. Setelah semua itu terlaksana barulah semuanya turun ke ruang makan untuk makan malam bersama, tak lupa juga ia membawa notebook kecilnya untuk ia tanyakan nanti setelah makan malam.
      Setelah semua berkumpul di meja makan dan menunggu umma menyiapkan makanan di meja makan, Rayya menyempatkan untuk berbicara pada sang abi tercinta, "Abii... nanti habis makan, Rayya mau tanya tentang hadits boleh?" tanya Rayya pada abi nya.
      "Tentu saja boleh anakku" balas abi sambil tersenyum lembut kearahnya.
      Lalu mereka pun makan malam dengan diselingi canda gurau. Setelah selesai, Rayya membantu umma mencuci piring sedangkan umma membereskan meja dapur. Setelah Rayya dan umma selesai membereskan semuanya, mereka beranjak ke ruang keluarga.
      "Rayya anakku, katanya ada yang mau kamu tanyakan pada abi, apa itu?" tanya abi mengingatkan Rayya
      "Oh iya abi, tadi Rayya membaca komik di perpustakaan lalu Rayya menemukan kutipan hadits ini abi" sambil menyodorkan notebook miliknya. "Rayya cuma ingin tanya apakah hadits itu termasuk hadits shahih atau hadits dhaif abi?" lanjut Rayya yang masih keheranan Â
      Setelah menerima notebook milik Rayya, abi berpikir sejenak lalu "Jadi Rayya ini adalah hadits dhaif" jelas sang abi
      "Kenapa ini termasuk hadis dhaif abi? Padahal kan jika dilihat-lihat, maknanya mengandung unsur kebaikan agar kita tidak berlebihan untuk makan" lanjut Rayya dengan masih keheranan
      "Memang benar akan maknanya bahwa pada intinya kita jangan berlebihan dalam makan dan minum, tetapi ada hadits yang shahih yang lebih rinci pembahasannya. Rasulullah pernah bersabda : 'Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk dari perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun jika ia harus (melebihinya), hendaknya sepertiga perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernafas'." Jelas Rasyid, kakak laki-laki Rayya.
      "Lagipula, semisal kita kekenyangan itu akan membuat badan menjadi berat, hati menjadi keras, menghilangkan kecerdasan, membuat sering tidur dan lemah untuk beribadah" Tambah Rasyid lagi.
      "benar apa yang diucapkan bang Rasyid tadi, pada intinya janganlah kamu berlebihan dalam makan dan minum karena dengan kita kekenyangan banyak mudhorotnya. Apakah kamu sudah paham Rayya dari penjelasan abi dengan bang Rasyid tadi?" Tanya abi .
      "Alhamdulillah Rayya sudah paham abi, terimakasih abii sama bang Rasyid" Rayya menghampiri mereka berdua dan sambil berpelukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H