Media politik telah menjadi kekuatan yang tak terbantahkan dalam era digital. Dengan jangkauan yang luas dan cepat, media mampu membentuk opini publik, mempengaruhi perilaku pemilih, serta mendorong partisipasi politik. Namun, di balik manfaatnya, media politik juga membawa tantangan seperti penyebaran hoaks, polarisasi, dan manipulasi opini. Memahami peran media politik dalam konteks demokrasi modern menjadi semakin krusial.
Di berbagai media sosial yang saya lihat terutama Tik tok yang memang sering saya gunakan disana tersebar berbagai video baik itu yang membuat salah satu pihak naik maupun jatuh. Apalagi ketika hari mendekati pemilu di fyp saya full tentang politik, membuat saya berpikir ini sudah terlalu berbahaya karena untuk mereka yang hanya sekedar tahu dari Tik tok saja tidak menelusuri lagi lebih jauh itu bisa membuat hoaks.
Yang tentu itu adalah sebuah tindakan yang menurut saya itu salah. Hoaks adalah suatu kebohongan. Dan tentu para pemuda pun pusing akan hal ini yang akhirnya banyak yang golput mungkin pada saat pemilu. Dikarenakan informasi yang diberikan terlalu banyak dan disitulah otak kita sendiri tidak tahu harus memilih yang mana.
Sebagai salah satu pemuda yang merasakan membuat saya pada saat-saat itu malas untuk membuka Tik tok, hal ini jugalah yang membuat generasi sekarang sangat tidak melek terhadap politik.
Tapi tidak dipungkiri itu hanya beberapa karena di sekitar saya pun masih banyak teman-teman saya yang melek akan perihal politik ini. Dan saya pun juga sebisa mungkin untuk itu juga.
Kegunaan media untuk berpolitik ini kadang membuat kita pusing dengan terlalu banyak informasi. Kalau bisa media ini tuh janganlah memberikan hoaks-hoaks melulu justru itu yang membuat generasi sekarang lelah. Lelah karena terlalu banyak kebohongan tidak perlulah kebohongan di dunia ini di tambah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H