BERPANCASILA DENGAN LANDASAN AGAMA YANG BENAR
OPINI- Hubungan Pancasila dan Agama dalam NKRI tertuang jelas pada sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Poin-poin dari Pancasila sendiri tidak ada yang bertentangan dengan agama karna pada dasarnya kebanyakan tokoh yang Menyusun Pancasila adalah orang-orang dari banyak kalangan/agama. Pancasila dan agama sendiri adalah hal yang sangat berbeda Dimana agama adalah hal-hal ketuhanan yang bersifat spiritual sedangkan Pancasila adalah dasar dari suatu bangsa yaitu bangsa Indonesia dan Pancasila itu hanya berlaku di satu negara tidak seperti hal hal dari keagamaan yang bersifat menyeluruh dan umum untuk semua umat beragama. Bahkan nilai-nilai Pancasila itu sebenarnya merupakan kristalisasi dari nilai-nilai universal agama. Pesan pokok moral dari agama bisa terinstalisasikan di dalam nilai Pancasila. Pancasila dan Agama tidak dapat dibandingkan, karena nilai dalam Pancasila sejalan dengan ajaran semua agama. Pancasila memiliki hubungan yang erat dengan Agama, hubungan ini menghadirkan sebuah konsekuensi hukum di Indonesia yang berlandaskan Ketuhanan Yang MahaEsa. Untuk mengembangkan nilai-nilai Pancasila dan memadukannya dengan Agama, diperlukan usaha yang cukup keras. Salah satunya kita harus memiliki rasa nasionalisme yang tinggi dan saling menghormati (tidak membeda--bedakan antara satu dengan lainnya).
Pancasila memiliki 5 sila yang menjadi dasar dari semua hukum yang ditegakkan di Indonesia berikut 5 sila beserta maknanya:
- Ketuhanan yang Maha Esa ( bangsa Indonesia merupakan bangsa yang beriman dan bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan keyakinan masing-masing ).
- Kemanusiaan yang Adil dan Beradab ( suatu kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada potensi hati nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan ).
- Persatuan Indonesia ( Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan ).
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan (pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat ).
- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ( seluruh rakyat Indonesia mendapatkan perlakuan yang adil baik dalam bidang kebudayaan, agama, suku, hukum, politik, ekonomi, dan sebagainya ).
Keragaman agama yang ada di Indonesia juga menjadi tantangan tersendiri bagi negara. Banyak oknum-oknum radikal yang mencoba memecah belah bangsa lewat isu-isu keagamaan, oleh karna itu diperlukan sosialisasi dan penjelasan terkait nilai-nilai Pancasila yang tidak bertentangan dengan agama tetapi beriringan dalam membangun Masyarakat yang berkualitas dan beradab.
Agama adalah sebagai pedoman hidup atau tumpuan bagi manusia, beragama atau tidaknya seseorang itu juga dapat mempengaruhi kualitas moralnya, kebanyakan seseorang yang tidak memiliki agama moralnya juga kurang dan cenderung bersikap semaunya karna tidak mempunyai pedoman hidup beragama. Ketika seseorang memiliki agama itu juga berarti dia memiliki tujuan dalam hidup dan lebih terarah hidupnya. Seperti hal nya anak-anak yang sudah diajari taat beragama oleh orang tuanya sejak mereka masih kecil, seseorang yang beragama tentu lebih mengerti mana yang baik dan tidak karna di agama nya diajarkan mana hal yang boleh dan tidak boleh, secara tidak langsung hal-hal seperti itulah yang membentuk moral anak-anak sejak dini.
Selain itu agama juga berperan penting dalam membentuk identitas sosial Masyarakat, Agama tidak hanya menjadi sumber ajaran dan keyakinan spiritual, tetapi juga memainkan peran penting dalam membentuk nilai-nilai, norma, dan perilaku sosial dalam masyarakat. Agama memberikan mereka pandangan tentang harus menjadi seseorang yang seperti apa? Dan memberikan contoh-contoh nilai norma yang harus mereka terapkan di Masyarakat. Agama mengajarkan bagaimana kita harus menjadi pribadi yang baik seperti, kejujuran, sopan santun, kasih sayang, keadilan, dll.
Meskipun sudah banyak ditekankan dan di edukasikan kepada Masyarakat ternyata masih banyak juga oknum-oknum radikal dan rasis yang bertujuan memecah belah umat beragama salah satu contoh kasus nya adalah:
- Pengeboman Surabaya 2018 adalah rangkaian peristiwa meledaknya bom di berbagai tempat di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur pada 13--14 Mei 2018. Tiga tempat di antaranya tempat ibadah di Gereja Santa Maria Tak Bercela, GKI Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jemaat Sawahan. Dua tempat lainnya masing-masing kompleks Rumah Susun Wonocolo di Taman, Sidoarjo dan Markas Polrestabes Surabaya.
- Pengeboman Bali 2002 (disebut juga Bom Bali I) adalah rangkaian tiga peristiwa pengeboman yang terjadi pada malam hari tanggal 12 Oktober 2002. Dua ledakan pertama terjadi di Paddy's Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta, Bali, sedangkan ledakan terakhir terjadi di dekat kantor Konsulat Jenderal Amerika Serikat, walaupun jaraknya cukup berjauhan. Rangkaian pengeboman ini merupakan pengeboman pertama yang kemudian disusul oleh pengeboman dalam skala yang jauh lebih kecil yang juga bertempat di Bali pada tahun 2005. Tercatat 203 korban jiwa dan 209 orang luka-luka atau cedera, kebanyakan korban merupakan wisatawan asing yang sedang berkunjung ke lokasi yang merupakan tempat wisata tersebut. Peristiwa ini dianggap sebagai peristiwa terorisme terparah dalam sejarah Indonesia.
- Bom pasar Palu 2005 terjadi pada tanggal 31 Desember 2005, di Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. Sebuah alat peledak improvisasi, yang digambarkan sebagai bom paku atau sejenisnya, diledakkan sekitar pukul 7.00 pagi di pasar daging Palu yang sebagian besar dikunjungi oleh masyarakat Kristen yang berbelanja untuk perayaan Tahun Baru, menewaskan delapan orang dan melukai 53 orang lainnya.
Berikut adalah beberapa study kasus mengenai sikap radikal dari beberapa oknum yang juga merugikan negara. oknum-oknum seperti kasus diatas biasanya banyak ditemukan di daerah pedalaman Dimana orang-orang nya minim literasi dan masih sangat fanatic terhadap agama sehingga mengabaikan bahwa agama mengajarkan toleransi antar sesama dan agama juga mengajarkan bahwa kita harus selalu mengikuti kata pemimpin yang tidak membawa kita pada kesesatan.
Untuk membangun rasa nasionalisme berbalut keberagaman agama setidaknya diperlukan kegiatan-kegiatan yang memadukan keduanya seperti :
- Mengadakan tasyakuran dalam rangka ulang tahun kemerdekaan Indonesia
- Berziarah ke makam para pejuang dan mendoakan mereka
- Mengadakan khotmil Qur'an pada saat menyambut acara ulang tahun kemerdekaan
Hal-hal kecil seperti inilah yang setidaknya dapat membangkitkan rasa nasionalisme Masyarakat Indonesia untuk lebih mencintai negara.
Pancasila sebagai dasar negara republik Indonesia sudah menjadi panduan bagi masyarakat dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai luhur yang terdapat pada Pancasila tidak hanya berkaitan dengan ranah politik dan sosial tetapi juga memiliki dimensi yang sangat dalam pada konteks keberagamaan sebagai negara yang memiliki beragam suku, agama, budaya, dan bahasa, Indonesia memiliki tantangan untuk memadukan nilai-nilai Pancasila dengan kehidupan beragama yang benar karna Pancasila hakikatnya adalah merangkul dan menciptakan kehidupan beragama yang benar dalam konteks keragaman. Pancasila adalah sebuah hasil kemenangan ummat Islam dalam membangun Ideologi negara, jika Islam dipaksakan sebagai ideologi negara maka ini kemunduran bagi ummat Islam Indonesia.