Di sini remaja akan mengetahui peranan dan fungsinya sebagai remaja laki-laki maupun remaja perempuan, maka dalam hal ini peran sosial juga sangat berpengaruh untuk remaja menentukan sifat kelakilakiannya (masculinity) atau sifat kewanitaanya (feminity) yang terdapat dalam dirinya. Sejalan dengan pendapat Wynne dan Frader (dalam M. Sugar, 1979) yang menyatakan bahwa: "Peran wanita berbeda tajam dengan peran pria karena pembauran antargenerasi, ekonomi, serta proses sosialisasi".
Perkembangan Moral dan ReligiÂ
Moral dan religi merupakan bagian yang cukup penting dalam jiwa remaja. Sebagian orang berpendapat bahwa moral dan religi bisa mengendalikan tingkah laku anak yang beranjak dewasa, maka dari itu moral dan religi adalah pengontrol dan pengatur untuk membedakan mana yang baik dan buruk serta mana yang benar dan salah, sehingga segala perilaku dari remaja dapat terarah dengan baik. Sejalan dengan pendapat W. G. Summer (dalam Sarlito, 1907) berpendapat bahwa: "Tingkah laku manusia yang terkendali disebabkan oleh adanya control dari masyarakat itu sendiri".
Fungsi Perkembangan Dalam Proses Kematangan
Perkembangan merupakan proses perubahan progresif yang terjadi akibat pengalaman dan proses kematangan. Perkembangan ini dimulai sejak lahir dan berlangsung sepanjang hidup. Perkembangan bersifat kualitatif, bukan hanya penambahan ukuran fisik, melainkan hubungan antara proses mengalami dan kematangan. Fungsi perkembangan dalam proses kematangan adalah sebagai kesiapan individu untuk menjalani tugas perkembangan dan pertumbuhannya. Kematangan ini membuat individu terarah pada tujuan dan tugas hidupnya. Kematangan adalah terlaksananya dengan baik tugas-tugas pertumbuhan dan perkembangan seseorang menuju struktur tingkah laku yang lebih tinggi. Kematangan psikologis adalah hasil proses pertumbuhan dan perkembangan yang terlaksana dengan baik sehingga mencapai tingkat kepribadian yang lebih tinggi dalam bertingkah laku secara wajar.
Kematangan dan Kesiapan Belajar
Kematangan berkaitan erat dengan kesiapan belajar, yaitu kondisi fisik dan psikis yang diperlukan untuk proses belajar. Misalnya, seorang anak tidak dapat belajar berjalan sebelum mencapai tahap kematangan fisik yang memadai. Berbicara tentang kematangan berarti juga berbicara tentang kesiapan, di mana proses kematangan dan kesiapan tiap individu berbeda. Kematangan merupakan indeks sejauh mana individu menjadi lebih dewasa dalam mengembangkan kemampuan dirinya. Faktor yang mempengaruhi kematangan adalah faktor biologis (fisik atau keturunan) dan faktor sosial (lingkungan).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H