Apa yang kita makan hari ini akan memengaruhi kesehatan kita di masa depan? Pertanyaan ini sering kali terlupakan, terutama di kalangan mahasiswa yang sibuk dengan berbagai aktivitas perkuliahan, tugas, dan kegiatan sosial. Dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan akademik dan sosial mereka, banyak mahasiswa yang cenderung memilih makanan cepat saji, camilan tidak sehat, atau bahkan melewatkan waktu makan. Padahal, pola makan yang sehat memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kesehatan tubuh dan pikiran.
     Pola makan dapat didefinisikan sebagai kebiasaan dalam memilih dan mengonsumsi berbagai jenis makanan serta minuman dalam kehidupan sehari-hari. Pola makan sehat mencakup konsumsi makanan yang bergizi dan seimbang, yang memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh, seperti karbohidrat, protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral, dengan memperhatikan kualitas serta kuantitasnya. Dengan memilih makanan yang bergizi dan menghindari konsumsi makanan yang berlebihan atau tidak sehat, mahasiswa akan merasakan banyak manfaat. Pola makan sehat merupakan hal yang sangat penting bagi mahasiswa karena nantinya untuk investasi jangka panjang. Dan sebaliknya, pola makan yang buruk akan membawa dampak yang buruk. Namun, untuk menerapkan pola makan sehat perlu strategi agar nantinya mahasiswa paham dan dapat terus mempertahankan pola makan sehatnya.
      Pola makan sehat bukan hanya sekadar tren, tetapi dengan pola makan sehat memiliki dampak signifikan bagi kesehatan fisik, mental, dan prestasi akademik mahasiswa. Salah satu manfaat utama pola makan sehat adalah peningkatan kinerja akademik. Dengan pola makan sehat akan mendapatkan nutrisi yang cukup, terutama dari karbohidrat kompleks, protein, dan lemak sehat, menyediakan energi yang berkelanjutan bagi otak. Hal ini memungkinkan mahasiswa untuk lebih fokus, meningkatkan daya ingat, dan memecahkan masalah dengan lebih efektif. Selain itu, pola makan sehat juga berperan penting dalam menjaga kesehatan fisik dan mental. Nutrisi yang seimbang membantu menjaga sistem kekebalan tubuh agar tetap kuat, sehingga mahasiswa lebih jarang sakit. Makanan yang kaya akan serat juga membantu menjaga kesehatan pencernaan dan mencegah masalah seperti sembelit. Menerapkan pola makan sehat sama saja dengan memegang prinsip pencegahan jauh lebih baik daripada pengobatan. Dengan menerapkan pola makan sehat sejak dini, mahasiswa dapat mencegah berbagai penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dan obesitas. Hal ini sejalan dengan temuan Penelitian Andi Liliandriani 2021 juga menyoroti peran pola makan dalam Jurnal dengan judul "Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Gastritis Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Al Asyariah" dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hubungan antara pola makan nilai mereka p=0,001<=0,05. Dengan hasil tersebut disarankan agar mahasiswa memperhatikan pola makan dengan baik agar dapat menekan timbulnya angka kejadian gastritis.Â
     Mahasiswa seringkali mengabaikan kebutuhan akan pola makan seimbang karena kesibukan dalam menjalani kehidupan perkuliahan. Mahasiswa lebih memilih untuk mengonsumsi makanan instan atau cepat saji karena dianggap lebih praktis. Namun demikian, hal ini dapat membawa dampak negatif seperti menurunnya daya tahan tubuh, timbulnya rasa lelah,dan kesulitan berkonsentrasi yang pada akhirnya dapat berdampak pada pencapaian akademik mereka. Selain itu, pola makan yang buruk juga bisa menimbulkan masalah kesehatan seperti maag, obesitas, atau penyakit metabolik lainnya. Hal ini sejalan dengan penelitan yang dilakukan Yessi dkk (2022), yang dipublikasikan dalam jurnal dengan judul "Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Gastritis pada Mahasiswa Keperawatan Universitas Advent Indonesia". Dalam penelitiannya tersebut di antara 138 responden mahasiswa jurusan keperawatan ditemukan bahwa 70 responden (50,72%) memiliki pola makan buruk dan riwayat gastritis, sementara 68 responden (49,28%) memiliki pola makan yang baik. Hasil ini membuktikan bahwa mayoritas mahasiswa masih memiliki pola makan yang tidak sehat, yang berdampak serius terhadap kesehatan mereka.
     Untuk mengatasi tantangan ini, mahasiswa perlu menerapkan beberapa strategi untuk menjaga pola makan sehat, di antaranya dengan cara meningkatkan pengetahuan tentang gizi, merencanakan menu mingguan, dan memilih bahan makanan yang bergizi namun terjangkau. Pengetahuan tentang gizi merupakan fondasi utama dalam membangun pola makan sehat. Dengan memahami nutrisi yang dibutuhkan tubuh, mahasiswa dapat memilih makanan yang sesuai. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa dengan tingkat pengetahuan gizi yang lebih tinggi cenderung memiliki pola makan yang lebih baik (Smith, 2018). Mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan gizi melalui berbagai sumber, seperti buku, artikel ilmiah, atau konsultasi dengan ahli gizi. Selain pengetahuan, perencanaan menu mingguan juga sangat penting. Dengan merencanakan menu, mahasiswa dapat memastikan bahwa mereka mengonsumsi makanan yang seimbang dari berbagai kelompok makanan. Selain itu, perencanaan menu juga dapat membantu mahasiswa menghemat waktu dan uang. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang merencanakan menu mingguan cenderung lebih sering membawa bekal dari rumah, sehingga dapat menghindari makanan cepat saji yang kurang sehat (Jones, 2019). Terakhir, memilih bahan makanan yang bergizi namun terjangkau merupakan tantangan tersendiri bagi mahasiswa. Namun, dengan sedikit kreativitas, mahasiswa dapat menemukan berbagai pilihan makanan sehat yang sesuai dengan budget. Misalnya, mahasiswa dapat memilih buah dan sayuran musiman yang harganya lebih terjangkau, atau mengganti daging merah dengan sumber protein nabati seperti kacang-kacangan dan tahu.Â
     Pola makan sehat memegang peranan penting dalam mendukung keberhasilan akademik serta menjaga kesehatan fisik dan mental mahasiswa. Nutrisi yang seimbang dapat meningkatkan fokus, daya ingat, dan daya tahan tubuh, sehingga membantu mahasiswa menghadapi aktivitas padat dengan lebih baik. Sebaliknya, pola makan yang buruk dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti gastritis, obesitas, dan penurunan kinerja akademik, sebagaimana dibuktikan oleh berbagai penelitian. Untuk mengatasi tantangan ini, mahasiswa perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya gizi, merencanakan menu mingguan, dan memilih bahan makanan bergizi namun terjangkau. Langkah-langkah sederhana ini memungkinkan mahasiswa menjalani pola hidup yang lebih sehat dan produktif, sekaligus mencegah berbagai risiko kesehatan di masa depan. Dengan pola makan yang sehat, mahasiswa dapat mengoptimalkan potensi mereka secara maksimal, baik dalam akademik maupun kehidupan sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H