Mohon tunggu...
Najwa Husniyatin Nadhiroh
Najwa Husniyatin Nadhiroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Mahasiswa S1 Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menguatkan Nilai-Nilai Agama dan Moral Anak melalui Peran Ibu sebagai Madrasah Pertama

6 November 2024   21:00 Diperbarui: 6 November 2024   21:17 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam keluarga, ibu memiliki peran unik dan mendasar dalam membentuk karakter anak, terutama dalam hal nilai-nilai agama dan moral. Disebut sebagai “Madrasah pertama,” ibu adalah guru pertama yang memperkenalkan anak-anaknya pada nilai-nilai fundamental yang akan membentuk dasar kepribadian dan moralitas mereka. Istilah ini bukan hanya simbolik, tetapi memiliki makna yang dalam bahwa seorang ibu nemainkan peran utama dalam membimbing dan menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada anak sejak dini.

Peran ibu sebagai Madrasah Pertama 

  • Pengajaran Agama di Rumah, ibu sebagai madarasah pertama memiliki peran untuk menanamkan ajaran agama sejak dini. Pengajaran agama bisa dimulai dari hal-hal sederhana, seperti mengajarkan doa-doa pendek, membiasakan membaca al-quran, serta mengenalkan cerita-cerita nabil dan kisah inspiratif dalam agama. Pengetahuan agama yang diperoleh dari ibu membantu anak memahami nilai-nilai kebaikan dan akhlak mulia sejak kecil.
  • Penanaman nilai moral, nilai-nilai moral seperti kejujuran, kesederhanaan, kasih sayang dan tanggung jawab, dapat diperkenalkan ibu dalam kehidupan sehari-hari. Anak belajar dari perilaku dan sikap ibu terhadap orang lain, sehingga penting bagi ibu untuk menjadi contoh yang baik. Melalui contoh, anak akan meniru nilai-nilai yang diajarkan dan mulai memahami pentingnya bersikap baik kepada sesama.
  • Pembentukan karakter melalui kegiatan rutin, ibu dapat menumbuhkan nilai-nilai agama dan moral melalui aktivitas harian yang sederhana. Misalnya, mengajarkan pentingnya mengucapkan “tolong”, “maaf” dan “terimakasih”, mengingatkan anak untuk bersabar dan menunjukan cara menyelesaikan masalah dengan sikap tenang dan pengertian. Aktivitas rutin ini menumbuhkan karakter positif pada anak dan membantu mereka menghadapi berbagai situasi dengan cara yang bermartabat.

Strategi ibu dalam menguatkan nilai-nilai agama dan moral

  • Memberi keteladanan yang baik, anak cenderung meniru perilaku yang mereka lihat. Oleh karena itu, keteladanan menjadi cara yang paling efektif. Seorang ibu yang konsisten menunjukan sikap sabar, jujur, dan peduli terhadap orang lain akan mejadi inspirasi bagi anak. Misalnya, ibu bisa menunjukan sikap menghargai waktu sholat atau membaca kitab suci, yang secara tidak langsung mengajarkan nilai keungguhan dalam menjalankan ibadah.
  • Komunikasi yang efektif dan positif, komunikasi yang hangat dan positif menjadi kunci dalam proses pengajaran dirumah. Menggunakan Bahasa yang lembut, terbuka, dan penuh kasih sayang juga dapat membuat anak merasa lebih nyaman dan mudah memahami ajaran yang disampaikan. Melalui komunikasi yang positif, ibu dapat membantu anak mengenal pentingnya nilai-nilai moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari.
  • Membangun kebiasaan yang baik, membiasakan anak untuk menjalankan rutinitas yang penuh nilai-nilai positif, seperti berdoa sebelum tidur, mengucapkan terimakasih, dan berterimakasih kepada allah setiap kali mendapatkan keberkahan, dapat membantu memperkuat nilai agama dan moral yang terdapat di dalam diri anak. Dengan kebiasaan ini, nilai-nilai agama akan tertanam dalam kebiasaan sehari-hari anak.
  • Memanfaatkan cerita dan pengalaman sehari-hari, ibu bisa memanfaatkan kisah-kisah dari ajaran agama atau cerita moral untuk memberikan pesan kebaikan. Kisah-kisah ini tidak hanya menarik perhatian anak, tetapi dapat memudahkan mereka untuk memahami konsep-konsep abstrak seperti kejujuran, keadilan, dan kasih sayang. Penggunaan cerita juga membuat anak lebih mudah menerima dan memahami ajaran yang disampaikan.

Tantangan dalam menjadi madarasah pertama 

Menjadi ibu sebagai madasarah pertama tidaklah mudah. Ada berbagai tantangan yang mungkin dihadapi, seperti pengaruh media, lingkungan, dan perkembangan teknologi yang mungkin memengaruhi anak. Namun, dengan usaha yang konsisten, doa, dan Pendidikan agama dan moral mendasar bagi anak-anak mereka.

Kesimpulan 

Ibu sebagai madrasah pertama bagi anak memiliki peran yang besar dalam membentuk pondasi agama dan moral yang kuat. Pendidikan agama dan moral yang diberikan sejak dini dapat membantuk karakter anak sehingga mampu menghadapi dunia dengan nilai-nilai positif yang telah tertanam. Dengan keteladanan, komunikasi yan positif, serta pendekatan yang kreatif, ibu dapat berperan sebagai pembimbing utama dalam pertumbuhan moral dan spiritual anak. Ditengah tantangan zaman yang terus berkembang, ibu tetap menjadi panutan yang tak tergantikan bagi Pendidikan awal anak, mempersiapkan mereka untuk mejadi generasi yang bermoral dan beakhlak mulia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun