Mohon tunggu...
Najwa Filzah Faiza
Najwa Filzah Faiza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa rantau di Kota Pahlawan

Suka nulis, travelling, baca novel fiksi, juga tidak ketinggalan scrolling medsos

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Candi Sambisari, Candi yang Megah di Bawah Permukaan Tanah

17 Januari 2025   11:20 Diperbarui: 17 Januari 2025   11:20 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Penulis. Candi Sambisari, Candi yang Megah di Bawah Permukaan Tanah

Indonesia memang terkenal dengan peninggalan-peninggalan sejarahnya pada zaman purbakala yang tersebar di berbagai daerah dengan beragam jenis pula. Bahkan, Bapak Proklamator bangsa kita, Ir. Soekarno pun pernah menyampaikan dalam pidato kepresidenan pada 17 Agustus 1966 yang kini sering digaungkan kembali, yakni "Jas Merah" yang berarti Jangan sekali-kali melupakan sejarah. Tanpa adanya masa lalu, maka kita tidak akan pernah merasakan kehidupan di masa kini dan masa nanti, bukan?

Candi, Peninggalan Umat Hindu-Buddha yang Sarat Akan Makna

Sama halnya dengan perjalanan semua manusia di muka bumi yang penuh dengan kisah hiruk pikuk cobaan dan tantangan hidup, setiap peninggalan masa lampau juga memiliki kisah uniknya tersendiri yang bisa dijadikan pembelajaran bagi para penikmatnya, tidak terkecuali peninggalan yang berbentuk candi. Candi merupakan peninggalan masa lampau yang berasal dari agama Hindu dan Buddha berupa bangunan tempat peribadatan guna menjalankan ritual keagamaan, tempat pemujaan dewa dan dewi, serta tempat penghormatan kepada leluhur.

Ketika membahas candi, maka pasti yang muncul pertama kali di pikiran adalah Candi Prambanan dan Candi Borobudur. Candi Prambanan yang terkenal dengan legenda kisah cinta Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang yang ternyata ending-nya bikin nangis sekaligus hati teriris, sedangkan Candi Borobudur terkenal karena eksistensinya sebagai tempat peribadatan terbesar umat Buddha di seluruh dunia. Namun, di balik kemegahan, keeksotisan, dan keistimewaan histori di balik adanya Candi Prambanan dan Candi Borobudur, pernahkah terlintas di pikiran kalian tentang keberadaan candi yang ditemukan tanpa sengaja oleh seorang petani?

Ditemukan Tanpa Sengaja, Kini Menjadi Destinasi Wisata

Jika candi-candi lainnya ditemukan atau dibangun dengan berbagai legenda dan perjuangan heroiknya, berbeda dengan candi yang satu ini. Namanya candi Sambisari, salah satu candi peninggalan umat Hindu yang berlokasi di desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tidak banyak orang tahu keberadaan candi yang menyimpan berbagai keunikan ini. Letaknya tak jauh dari pusat kota Yogyakarta, kurang lebih sekitar 12 km dan masih terbilang dekat dengan kompleks Candi Prambanan.

Sumber: Dokumentasi Penulis. Candi Sambisari
Sumber: Dokumentasi Penulis. Candi Sambisari

Candi Sambisari ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang petani bernama Arjo Wiyono yang sedang menggarap tanah milik Karyowinangun pada tahun 1966. Mulanya, kompleks candi ini dianggap masyarakat sebagai lahan pertanian pada umumnya, hingga suatu hari ketika Arjo Wiyono melakukan pekerjaannya sebagai petani, cangkulnya membentur batu-batu berukir yang ternyata merupakan reruntuhan batu candi.

Sumber: Dokumentasi Penulis. Akses Turun Menuju Candi Sambisari (Anak Tangga Tampak dari Atas)
Sumber: Dokumentasi Penulis. Akses Turun Menuju Candi Sambisari (Anak Tangga Tampak dari Atas)

Berita tentang temuan tersebut didengar oleh kantor Arkeologi di daerah Prambanan kemudian ditindaklanjuti pihak terkait yakni Dinas Purbakala dan Peninggalan Nasional dan pemugarannya baru rampung pada Maret 1987. Ekskavasi (penggalian benda purbakala) sedalam 6,5 meter di bawah permukaan tanah yang dilakukan pihak terkait memerlukan waktu yang cukup lama karena hampir keseluruhan bagian candi terkubur material vulkanik dari letusan Gunung Merapi.

Keunikan Candi Sambisari

Candi yang merupakan tinggalan dari Kerajaan Mataram Kuno ini diperkirakan dibangun pada abad ke-9 yang mana masih satu masa dengan pembangunan Candi Prambanan, Candi Plaosan, dan Candi Sojiwan. Candi yang satu ini merupakan salah satu candi terunik di Indonesia karena letaknya yang berada di bawah tanah dengan kedalaman kurang lebih 6,5 meter di bawah permukaan tanah. Meskipun berada di bawah permukaan tanah, sama sekali tidak mengurangi kemegahan candi ini. Unik, bukan? Berbeda dengan candi lainnya yang berada di atas permukaan tanah dan bangunannya menjulang tinggi serta dapat dilihat dari kejauhan, Candi Sambisari punya daya pikatnya tersendiri yang tentu menambah pesona kecantikannya.

Sumber: Dokumentasi Penulis. Akses Turun Menuju Candi Sambisari (Anak Tangga Tampak dari Bawah)
Sumber: Dokumentasi Penulis. Akses Turun Menuju Candi Sambisari (Anak Tangga Tampak dari Bawah)

Tak jauh dari area parkir, terdapat anak tangga untuk akses turun menuju candi Sambisari yang berada jauh di bawah permukaan tanah. Bangunan candi ini dikelilingi rerumputan hijau yang menyegarkan mata. Sembari menuruni anak tangga yang lumayan jumlahnya, wisatawan bisa menikmati pemandangan hijau yang terhampar sejauh mata memandang. Di ujung anak tangga, kita akan dihadapkan pada bangunan induk Candi Sambisari dan tiga candi perwara (candi pendamping/pengiring) di depannya. Tidak semua bangunan Candi Sambisari masih utuh karena bekas tertimbun material vulkanik bertahun-tahun lamanya. Hanya candi induknya yang bentuknya masih utuh.

Sumber: Dokumentasi Penulis. Candi Induk berukuran 13,65 m x 13,65 m
Sumber: Dokumentasi Penulis. Candi Induk berukuran 13,65 m x 13,65 m

Dilansir dari Dinas Kebudayaan Sleman, Candi Sambisari ini terdiri dari candi induk yang menghadap ke arah barat dengan ukuran 13,65 m x 13,65 m dan tinggi keseluruhan 7,5 m. Di dalam bilik candi utama terdapat lingga-yoni dengan cerat yoni menghadap ke arah utara. Pada sisi luar dinding tubuh candi terdapat relung-relung yang ditempati oleh Dewi Durga (Utara), Ganesa (Timur), dan Agastya (Selatan) yang di atasnya terdapat hiasan kepala kala, sedangkan pada kanan kiri pintu masuk ke bilik candi terdapat dua relung untuk dewa-dewa penjaga pintu, yaitu Mahakala dan Nandiswara.

Sumber: Dokumentasi Penulis. Ukiran di Bebatuan Candi Sambisari
Sumber: Dokumentasi Penulis. Ukiran di Bebatuan Candi Sambisari

Siapa pun berhak menikmati kemegahan dan keeksotisan Candi Sambisari ini. Harga tiket masuk ke Candi Sambisari tergolong ramah di kantong. Hanya dengan Rp 6.000 (wisatawan domestik) dan Rp 15.000 (wisatawan mancanegara), kita sudah bisa menelusuri histori peninggalan Kerajaan Mataram Kuno sekaligus menikmati keasrian alamnya. Jika berkunjung ke Candi Prambanan, jangan lupakan Candi Sambisari yang tak kalah megah dan penuh histori ini, ya? Siapa tau dengan berkunjung ke candi yang hidden gem ini bisa membangkitkan semangat dan memunculkan inspirasi yang selama ini susah sekali dicari. Karena terkadang, dari hal-hal kecil kita mendapatkan pelajaran yang sangat besar. Bukankah begitu?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun