Mohon tunggu...
Najwa Filzah Faiza
Najwa Filzah Faiza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa rantau di Kota Pahlawan

Suka nulis, travelling, baca novel fiksi, juga tidak ketinggalan scrolling medsos

Selanjutnya

Tutup

Seni

Parama Iswari; Mahasakti Keraton Yogyakarta, Pameran Temporer yang Recommended untuk Dikunjungi

5 Januari 2025   11:15 Diperbarui: 5 Januari 2025   11:15 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parama Iswari, Mahasakti Keraton Yogyakarta. Sumber: Dokumentasi Penulis

Jika mendengar kata "Jogja" pasti semua orang langsung terbayang pada keriuhan jalan Malioboro di tiap sudutnya, kuliner khas berupa gudeg dan bakpia, dan kebudayaan Jawa yang terbilang masih kental dan tetap dilestarikan oleh warga lokalnya. Terlebih lagi saat musim liburan panjang seperti beberapa hari yang lalu, Jogja dipenuhi lautan manusia yang ingin menikmati slow living ala orang Jogja sekaligus update story di media sosial dengan tambahan lagu "Sesuatu di Jogja" karya Adithia Sofyan, lagu "Yogyakarta" yang begitu legend oleh Kla Project, atau lagu yang menceritakan kisah cinta seperti yang dibawakan oleh Ndarboy Genk yang bertajuk "Koyo Jogja Istimewa" disertai caption yang memikat para followers di media sosial.

Di balik semua keistimewaan dan keriuhan di Jogja khususnya saat masa-masa liburan, ada satu hal yang menarik dan unik untuk dibahas sekaligus wajib dikunjungi oleh semua kalangan terutama generasi muda agar tak tercerabut dari budaya, dan tentunya dapat menjadi cerita untuk anak cucu di hari nanti.

Parama Iswari, Pameran Temporer Pemikat Hati

Umumnya, orang-orang yang liburan ke Jogja pasti akan menikmati keindahan dan keromantisan Jogja, menghabiskan waktu bersama orang tersayang di sepanjang jalanan Malioboro, mencicipi kuliner Jogja yang lezatnya kebangetan, berbelanja segala macam cinderamata khas Jogja di pusat perbelanjaan, dan tidak lupa memborong bakpia untuk dijadikan buah tangan. Namun, jika kalian berencana liburan ke Jogja, maka pameran temporer Parama Iswari harus mendapatkan tempat tersendiri jauh di lubuk hati.

Pameran temporer yang diadakan oleh Keraton Yogyakarta dan telah dimulai sejak 5 Oktober 2024 dan berakhir pada 26 Januari 2025 ini telah menyita perhatian banyak pihak dari berbagai kalangan. Tema yang diangkat pada pameran bertajuk Parama Iswari ini adalah peran dan kiprah perempuan dalam kehidupan Keraton. Parama Iswari diambil dari kata Parameswari yang dapat diartikan langkung luhuring pawestri atau lebih dari perempuan utama di mana pameran ini mengisahkan tentang peran para perempuan di Keraton Yogyakarta yang sangat berdampak pada kemajuan peradaban sejak masa kepemimpinan Sri Sultan Hamengkubuwono I hingga Sri Sultan Hamengkubuwono X (sekarang).

Perempuan dalam kehidupan Keraton tidak hanya dipandang sebagai perempuan yang bertugas untuk mengurus pekerjaan rumah tangga dan dikekang sedemikian rupa, namun justru perempuan diberikan kepercayaan untuk mengelola keuangan kerajaan, prajurit perang, perancang busana, penyeimbang tatanan kehidupan di Keraton dengan perannnya sebagai permaisuri raja, bahkan menjadi diplomat ulung yang bergerak di bidang politik, sosial, dan budaya. Sesuai dengan quotes yang dibubuhkan oleh Sang Permaisuri Keraton Yogyakarta, GKR Hemas yang menulis dengan tinta emas bahwasanya:

Perempuan punya kuasa atas dirinya. Mereka berdaulat dan merdeka untuk menentukan langkahnya.

Tulisan Tangan GKR Hemas, Permaisuri Sri Sultan Hamengkubuwono X. Sumber: Dokumentasi Penulis
Tulisan Tangan GKR Hemas, Permaisuri Sri Sultan Hamengkubuwono X. Sumber: Dokumentasi Penulis

Koleksi yang Dipamerkan Saat Pameran Berlangsung

Pameran Parama Iswari ini didominasi dengan desain interior berwarna merah muda yang menggambarkan eksistensi perempuan di Keraton Yogyakarta dengan koleksi-koleksi pribadinya berupa busana permaisuri-permaisuri raja, perhiasan, mahkota, arsip catatan keuangan, catatan aset, dan beberapa barang-barang yang berhubungan dengan perempuan dan kerajaan. Semua koleksi yang ditampilkan tentunya disertai dengan penjelasan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang dapat menjawab rasa penasaran para pengunjung terhadap kehidupan para perempuan di Keraton Yogyakarta.

Koleksi Busana Permaisuri Keraton Yogyakarta.Sumber: Dokumentasi Penulis
Koleksi Busana Permaisuri Keraton Yogyakarta.Sumber: Dokumentasi Penulis

Namun, perlu diingat bahwa tidak semua koleksi yang dipamerkan dapat didokumentasikan. Ada beberapa koleksi yang tidak diperbolehkan untuk didokumentasikan guna menjaga dan menghormati peraturan dari pihak Keraton Yogyakarta. Meski tidak boleh dipotret, kita bebas memandangnya tanpa batasan waktu. Memang tidak semua koleksi yang dipamerkan dapat kita "pamerkan kembali" lewat media sosial guna menghargai kepercayaan yang dianut oleh keluarga Keraton.

Syarat dan Ketentuan untuk Menikmati Cantiknya Pameran Parama Iswari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun