Kecenderungan bunuh diri yang di alami remaja, tinjauan kecenderungan bunuh diri dari  beberapa perspektif psikologiÂ
 Maraknya kasus bunuh diri dalam beberapa waktu terakhir menjadi peringatan untuk keluarga dan orang-orang terdekat, Menurut data organisasi Kesehatan dunia (WHO) dan international association of suicide prevention (IASP) lebih dari satu juta orang meninggal dunia karena bunuh diri setiap tahunnya. Dan permasalahan ini banyak terjadi pada kalangan remaja yang berusia 18-24 tahun cenderung memiliki ide dan upaya untuk bunuh diri yang lebih tinggi dari pada orang yang berusia 55tahun ke atas. pada Sebagian anak masa-masa remaja dapat terasa sulit sehingga seringkali para remaja merasa putus asa dan ingin mengakhiri hidupnya,Â
Lalu apa yang sebenarnya terjadi kepada mereka yang memiliki ke inginan bunuh diri?
Penyebab percobaan bunuh diriÂ
Penyebab dari upaya bunuh diri sering terjadi karena seseorang mengalami keputus asaan, depresi, gangguan bipolar, bully, dan biasanya karna tidak ada tempat untuk bercerita, percobaan bunuh diri juga dilakukan sebagai sarana untuk menyalurkan energi-energi negatif  yang di rasakan, biasanya upaya yang dilakukan untuk bunuh diri itu dilakukan dengan menyakiti diri sendiri (self harm), misalnya menarik rambut, memukul, menyayat tubuh dan mengonsumsi obat-obatan terlarang. Tujuan dari Tindakan yang dilakukan untuk mendapatkan kepuasan pribadi.
Faktor bunuh diri dapat dipicu oleh beberapa faktor, diantaranya:
- Seseorang menderita gangguan mental seperti depresi, gangguan stress pasca trauma, atau gangguan bipolar
- Mengalami kekerasan psikologis misalnya perundungan (bully)
- Menderita penyakit parah seperti kanker
- Mengalami tekanan batin seperti kehilangan pekerjaan
- Mengalami kekerasan seksual
Bunuh diri masuk dalam 3 aspek dari pemikiran psikoanalisis Sigmund freudÂ
Ide dan upaya bunuh diri masuk dalam struktur kepribadian yang berkaitan dengan teori Sigmund freud yang merupakan pendiri aliran psikoanalisis, struktur kepribadian menurut freud sendiri terdiri dari 3 yaitu:
- (id adalah dorongan untuk memenuhi kepuasan pribadi tanpa adanya pertimbangan yang matang). id berisikan motivasi dan energi psikis dasar, yang sering disebut sebagai insting atau implus. id bekerja berdasarkan tuntutan prinsip kesenangan (pleasure principle), maksudnya, id bertujuan hanya untuk memuaskan hasratnya dan dengan itu mengurangi ketegangan dalam diri.
- (Ego adalah aspek yang tidak hanya mementingkan keperluan dirinya sendiri dan biasanya terjadi karena pengaruh yang didapatkan dari apa yang terjadi di lingkungan). Struktur kepribadian yang berkembang untuk menghadapi dunia nyata disebut freud sebagai ego, atau secara harfiah "aku". Ego berjalan berdasarkan prinsip kenyataan (reality principle), ia harus memecahkan masalah-masalah yang nyata.
- (Super ego adalah aspek yang berisi tentang Batasan untuk membedakan yang baik dan buruk atau sebagai pengaruh antar id dan ego). Struktur kepribadian yang betugas untuk menaati aturan-aturan bermasyarakat ini disebut sebagai super ego. Freud memikirkan nya sebagai " di-atas-aku" karena ia mengatur ego atau "aku". Super ego serupa dengan hati Nurani, namun lebih dalam lagi. Kita dapat berpikir mengenai apa yang diperintahkan oleh hati Nurani serangkaian panduan etis dalam diri namun sebagai super ego tidak dapat kita sadari. Maksudnya, kita tidak sadar akan dorongan moral dalam diri yang menekan dan membatasi Tindakan kita.
Aspek yang tidak bisa kontrol Ketika ingin melakukan tersebut, yaitu Super ego. Hal ini dikarenakan kita tidak bisa menahan diri kita untuk tidak melakukan Tindakan menyakiti diri. Kita tidak bisa menyadari hal yang dilakukan adalah hal yang tidak baik.
Dalam psikoanalisis, Freud beranggapan bahwasanya tujuan kehidupan adalah kematian. Dari hal tersebut kemudian timbul dorongan agresif yang bertujuan untuk memperkuat sifat egois. Caranya dengan meneruskan insting kematian yang sifatnya menghilangkan ke objek luar dan menggantinya menjadi tindakan yang bisa diterima oleh lingkungan.
Tujuannya untuk meneruskan energi dari insting kematian. Namun, kegagalan ego untuk meneruskan insting kematian keluar dari dalam dirinya dan membuat agresi kembali kedalam dirinya sendiri dan apabila merasa cukup kuat orang itu akan melakukan tindakan suicide.
Pemahaman Sigmud Freud mengenai manusia dilihat dari sudut pandangannya bahwa manusia ditentukan oleh faktor interpersonal dan intrapsikis yang diakibatkan oleh energi berupa insting. Ini cenderung mendorong yang ke arah hal negatif.
Apa yang sebenarnya di butuhkan remajaÂ
Perkembangan anak pada usia remaja sangat penting terhadap pembentukan kepribadiannya dalam menghadapi situasi atau keadaan yang membuat nya tertekan ketikan beranjak dewasa, terutama keterampilan dan kemampuannya dalam memecahkan masalah. Oleh karena itu masa remaja sangatlah penting dengan cara saling berinteraksi di lingkungan melalui perhatian, kasih sayang, memberikan rasa aman, memberikan pengakuan serta penghargaan yang dapat memberikan peluang bagi remaja, hal tersebut bertujuan agar remaja dapat mengekspresikan dirinya sesuai dengan hal yang ia perlukan dimasa perkembangan nya tersebut dalam proses pencarian jati diri. Sehingga krisis identitas diri dapat terselesaikan dengan semestinya dan terhindar dari usaha bunuh diri pada remaja.
Â
cara mengatasi bunuh diri di kalangan remaja dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan analisis kepribadian eksistensialisme dan humanismeÂ
- Â Kesadaran diri : dalam psikologi eksistensialisme, kesadaran diri adalah kunci untuk mengatasi kesepian dan keputusasan. Remaja harus dipahami sebagai individu yang memiliki kebebasan dan tanggung jawab untuk membuat pilihan dan menetukan nasib sendiri, dengan demikian mereka dapat mengembangkan kesadaran diri yang lebih baik dan tidak terjebak dalam kesepian dan keputusasaan.
- Pengembangan self -esteem  : pengembangan self-esteem yang positif juga dapat membantu mengatasi kesepian dan keputusasaan. Dalam psikologi humanisme self-esteem yang tinggi dapat membantu individu memiliki rasa berharga dan berharga diri, sehingga mereka tidak mudah terpengaruh oleh perasaan negatife dan dapat lebih mudah menghadapi tantangan hidup.
- Keterbukaan pikiran dan keterampilan emosi       : keterbukaan pikiran dan keterampilan emosi juga sangat penting dalam mengatasi kesepian dan keputusasaan, remaja harus dipahami sebagai individu yang memiliki kebutuhan untuk memiliki hubungan yang sehat dengan diri sendiri dan lingkungan. Dengan demikianmereka dapat mengembangkan keterbukaan pikiran dan keterampilan emosi yang lebih baik untuk menghadapi perasaan negatif dan mengatasi kesepian.
- Dukungan sosial  : dukungan sosial juga sangat penting dalam mengatasi kesepian dan keputusasaan. Remaja harus di pahami sebagai individu yang memiliki kebutuhan untuk memilikin hubungan yang sehat dengan orang lain. Dengan demikian mereka dapat mengembangkan dukungan sosial lebih baik untuk menghadapi perasaan negatif dan merasa kesepian.
Solusi yang diberikan Sigmund freud untuk mengatasi bunuh diri
Freud memberikan solusi yang sangat mudah dengan mencari tempat untuk bercerita agar semua Hasrat untuk melakukan bunuh diri berkurang, dengan demikian beban dan keputusasaan dapat diluapkan lewat cerita yang kita ceritakan pada seseorang
Â
References
Alodokter. (2024, januari 31). percobaan bunuh diri. Dipetik Januari 31, 2024, dari Alodokter.com: https://www.alodokter.com/percobaan-bunuh-diri
Gavina Tamara, Nanda Ayu Putri, Nabila Febriannisa dan Laila Meiliyandrie Indah Wardani. (2022,juli 1). Bunuh diri pada usia remaja terus meningkat, mengapa bisa terjadi?. Dipetik Juli 1,2021, dari Buletin K-pin.com https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/857-bunuh-diri-pada-usia-remaja-terus-meningkat-mengapa-bisa-terjadi
Hermawan, U. (2021). Konsep diri dalam eksistensialisme Rollo May. JAQFI (Jurnal Aqidah Dan Filsafat Islam), 6(1).
Jane marie. (2023, oktober 17). Kesehatan mental generasi muda dilihat dari teori sigmun freud. Dipetik Oktober,17,2023, dari goodnewsformindonesia.id https://www.goodnewsfromindonesia.id/2023/10/17/kesehatan-mental-generasi-muda-sigmud-freud#:~:text=Ide%20dan%20upaya%20bunuh%20diri%20masuk%20dalam%20struktur,teori%20Sigmud%20Freud%20yang%20merupakan%20pendiri%20aliran%20psikoanalisis.
Howards S. Friedman & Miriam W. Schustack. Teori klasik dan riset modern edisi ketiga,Jakarta:penerbit erlangga
Astuti, Y. D. (2019). Kesepian dan ide bunuh diri di kalangan tenaga kerja Indonesia. Psikologika: Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Psikologi, 24(1), 35-58.
Pradipta, I. M. R., & Valentina, T. D. (2024). Faktor Internal Psikologis Terhadap Ide Bunuh Diri Remaja Di Indonesia. Innovative: Journal Of Social Science Research, 4(2), 8092-8109.
Muzaki, M., & Nuraldina, S. D. (2020). Implementasi Konseling Eksistensial-Humanistik untuk Meningkatkan Self-Esteem pada Siswa Terisolir di Cirebon. Prophetic: Professional, Empathy, Islamic Counseling Journal, 3(2), 197-210.
Rinjani, C. W., & Ediyono, S. PERAN FILSAFAT EKSISTENSIALISME DALAM PSIKOLOGI.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H