Mohon tunggu...
Najwa Anugerah Augusten
Najwa Anugerah Augusten Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sains Informasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Dampak Kurangnya Ketersediaan Air Akibat Musim Kemarau

17 Juni 2023   21:43 Diperbarui: 17 Juni 2023   22:33 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Ada dua musim yang umum di Indonesia, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Perubahan iklim saat ini menjadi pesan yang sering diperbincangkan di Indonesia, bahkan di seluruh dunia. Beberapa dampaknya adalah peningkatan suhu rata-rata dan peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Iklim adalah kondisi cuaca rata-rata yang terjadi di suatu daerah dalam jangka waktu yang lama. Kondisi cuaca rata-rata adalah rata-rata unsur cuaca (matahari, suhu udara, kelembaban, awan) dan presipitasi (hujan, penguapan, tekanan barometrik dan angin suatu daerah, dikumpulkan selama periode 25-30 tahun) (Arifin, 2003).

            Iklim adalah pemanasan sebagai akibat dari perubahan iklim, yang merupakan efek dari pemanasan global. Pemanasan global didefinisikan sebagai peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi akibat konsentrasi gas rumah kaca yang berlebihan. Efek gas rumah kaca biasanya membantu menjaga suhu bumi tetap konstan. Namun, peningkatan gas rumah kaca menyebabkan lapisan atmosfer menebal, menyebabkan jumlah energi panas bumi yang terperangkap di atmosfer meningkatkan konsentrasi gas yang terperangkap, sehingga memperbesar kenaikan suhu global.

Fenomena global yang dikenal sebagai perubahan iklim kini menjadi perhatian. Perubahan iklim yang terjadi dapat dilihat dari peningkatan laju per laju hujan. Selain itu, ini adalah efek baru di seluruh dunia. Hidup makhluk juga dapat secara langsung mempengaruhi efek yang dipertanyakan. Semuanya berkontribusi pada turbulensi udara.

Pada pagi hari, awan bisa begitu tebal sehingga udara bergolak. Musim kemarau panjang manghasilkan curah hujan yang rendah, yang menyebabkan penurunan permukan udara pada tanah, keurangnya yang terjadi pada aliran sungai, dan fluktuasi suhu udara normal. Dimana tekanan udara di darat dan di atas air dapat berubah secara signifikan. Karena itu, sulit bagi manusia dan makhluk hidup lainnya untuk mendapatkan udara, meskipun itu adalah kebutuhan bagi semua makhluk hidup untuk bertahan hidup.

Setiap orang yang tinggal di permuaan bumi membutuhkan udara untuk kebutuhan sehari-hari mereka. Masyarakat umum membutuhkan udara untuk memenuhi kebutuhan produksi, industri, dan kebutuhan lainnya. Untuk pernapasan dan gerakan yang tepat, tumbuhan dan hewan juga membutuhkan udara. Dibandingkan dengan bentuk udara harian lainnya, udara adalah yang paling khas karena segar dan bersemangat (Kodoati dan Sjarief, 2010). 

Seperti dinyatakan di atas, partikel udara yang terbuat dari hujan terus tersedia secara tepat waktu. Udara biasanya digunakan untuk aktivitas sehari-hari seperti tidur, berpakaian, makan, dan cucching. Karena itu, ada kekurangan kualitas udara, baik di dalam kota maupun di luar kota. Kebutuhan udara bersih menimbulkan permasalan dan kelangkaan udara yang tentunya membuat sulitnyaa menuhankan kebutuhan pokok makhluk bersembunyi. Udara tersedia yang tidak memenuhi standar ini menyebabkan hal ini.

Ancaman kekeringan akibat pengaruh iklim tidak dapat dihindari di wilayah tersebut, namun dapat diminimalisir. Kekeringan bisa menjadi bencana. Jelas bahwa musim kemarau yang berkepanjangan akan mempengaruhi ketersediaan air, karena ketersediaan air akan semakin langka. 

Kekurangan air menyebabkan beberapa masalah seperti tanaman yang tidak tumbuh atau tanaman mati karena kekurangan air karena pertumbuhan tanaman dan tumbuhan yang terus menerus berkurang, hewan mati karena kekurangan air, yang dapat menyebabkan hewan menjadi lemah dan terkena berbagai penyakit, dan dalam jangka panjang hewan bisa mati. Akibat kekeringan, ketersediaan makanan juga berkurang karena kemarau panjang dan tanaman serta hewan mati karena kekeringan. Konsekuensi lain dari kekurangan air adalah risiko penyakit dapat meningkat.

Pengaruh ketersediaan air yang lebih rendah mempengaruhi tumbuhan atau perkebunan karena merugikan banyak pihak. Tumbuhan atau tumbuh-tumbuhan juga membutuhkan air untuk dapat terus tumbuh. Karena kekurangan air, tumbuhan seperti pohon tidak dapat tumbuh atau menyediakan oksigen bagi makhluk hidup lainnya. Dengan berkurangnya ketersediaan air, ruang hijau di perkotaan dan pedesaan juga akan berkurang karena tanaman tidak memiliki air untuk mengairi dan melanjutkan pertumbuhannya. 

Dampak dari kurangnya ruang hijau dapat menimbulkan dampak yang berbeda-beda, seperti: Pencemaran yang tinggi karena kurangnya tanaman yang dapat menyaring polusi udara, dan berkurangnya daerah resapan karena kurangnya ruang hijau untuk menyerap air. Perubahan yang disebabkan cuaca panas di lahan kering, cuaca juga sangat panas, dampak negatifnya juga dirasakan masyarakat.

Pada umumnya masyarakat Indonesia masih banyak yang bermata pencaharian sebagai pengusaha yang membutuhkan hasil bumi untuk menyambung hidup. Ketersediaan air yang menurun mempengaruhi ketersediaan tanaman untuk dijual atau didistribusikan. Ketersediaan air mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut. Jika air tidak tersedia, tanaman tidak akan berkembang dan mereka yang memiliki pekerjaan tersebut tidak akan mendapatkan penghasilan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun