Konflik poso merupakan sebuah kerusuhan tang terjadi pada tahun 1998 sampai 2001, konflik ini terjadi di kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Awalnya peristiwa ini hayalah bentrokan antar kelompok atau individu saja, namun menjalar manjadi kerusuhan atau konflik agama. Yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah Sulawesi tepatnya di kabupaten Poso bagia perdesaan merupakan mayoritas atau sebagian besar penduduknya memeluk agama Islam.sedangkan pada bagian dataran tinggi mayoritas penduduknya merupakan protestan. Dan juga terdapat beberapa pendatang dari Bugis Sulawesi Selatan dan juga Gorontalo tepatnya bagian Utara.
Pada waktu itu pemerintah menerapkan program tranmigrasi pada daerah Poso jadi mebawa warga dari wilayah padat penduduk menuju yang sedikit penduduk. Yang dibawa ini dari penduduk yang sebagian besar muslim seperti daerah Jawa, Lombok serta pulau Bali yang juga mayoritas Hindu. Setelah keadaan ini, pada akhir tahun 1990-an penduduk mayoritas Poso menjadi muslim dengan presentase sekitar 60 persen. Setelah itu beberapa oknum pendatang membuat adanya persaingan ekonomi antara penduduk asli Poso yang mayoritas Kristen dengan para pendatang bugis yang mayoritas muslim.
Akibat dari hal itu banyak pihak atau oknum dalam konflik Poso ini yan dengan sengaja menyebarkan isu tentang agama untuk kepentingan kelompok atau indivdu. Akibatnya banyak masyarakat yang terprovokasi karena agama merupakan hal yang sensitive. Yang akhirnya mulailah awal terjadinya konflik Poso ini. Kronologi awal dari Konflik Poso ini adalah antara kelompok Muslim dan kelompokKristen, yang saling provokasi mengakibatkan pertikaian dan penyerangan satu sama lain. Kronologi dalam konflik ini dibagi menjadi tiga periode, yang pertama pada Desember 1998 tertikamnya seorang pemuda muslim Ahmad Ridwan.Â
lalu pada April 2000 seorang pemuda muslim mengatakan jika dia diserangoleh sekelompok pemuda Kristen. Sebagai bukti dia menunjukkan sebuah luka di lengannya. Karena pihak muslim merasa tidak terima akhirnya mereka melakukan pembalasan. Kemudian petarungan terus terjadi antara pemuda kriten dengan pemuda muslim, dan periode terakhir Mei 2000 Pada periode ini juga banyak terjadi penculikan serta pembunuhan. Serangan terhadap kelompk Muslim yang semakin meluas pada 28 Mei yang banyak para wanita dan anak-anak banyak ditangkap dan diculik, sebagaian banyak yang mengalami pelecehan seksual. Yang bahkan banyak yang melarikan diri ke psantren terdekat, pesantren Walisongo. Banyak sekali warga muslim yang terbunuh dalam periode ini.
Dampak dari Konflik Poso
Dampak daru konflik poso ini khususnya bagi masyarakat poso sendiri adalah dari segi budaya, hokum, politik, ekonomi, bagi mereka selain kehilangan nyawa serta hata benda secara psikologis dan mental mereka yangat besar dampaknya.
Serta banyaknya berjatuhan korban pada konflik ini, karena kurang jelasnya laporan dari media diakibatkan konflik ini terjadi begitu panjang serta konflik yang meluas daerahnya yang berdampak juga semakin luas. Perkiraan mencapai 2.000 korban jiwa. Dan beberapa juga mencatat sekitar 577 korban tewas, 384 koban terluka, 7.932 begitu banyaknya rumah hancur dan 510 fasilitas umum terbakar atau rusak.
Tentunya kalangan pengusaha, pemerintah serta mahasiswa pun harus berperan aktif menangani konflik Poso ini, mereka semua harus melakukan tindakan nyata, harus bersatu. Supaya semua orang masyarakat tidak hanya bergantung pada pemerintah saja, tidak hanya bergantung pada aparat keamanan. Mereka harus bersanding saling menyatu, terutama saling toleransi agama, teteap memegang keadilan apapun agama kita semua, bukan untuk saling bersaing dan diskriminasi antar umat beragama.
Pemecahan masalah seperti kejadia di Poso tidak akan terlalu sulit asalkan kita semua, para  masyarakat dari semua golongan mau dengan serius dan tulus. Dengan cara tidak mementingkan diri sendiri dan kelompok, baiknya jika mementingkan kepentingan bersama terlebih dahulu. Melakukan pencegahan tindakan provkasi dan intimidasi terutama dalam hal agama yang merupakan hal sensitive. Dan selalu waspada terhadap tindakan seseorang atau kelompok yang berusaha untuk membuat api konflik. Setelah itu pelaksanaan yang paling penting untuk menegakkan hokum.
untuk cara mencegahnya sangat penting, sebagai pencegahan terhadap konflik agar tida perlu terjadi, seperti:
- tidak membeda-bedakan antar umat beragama.
- selain itu memberikan pemahaman agama sejak dini juga penting guna meminamilisir terjadinya pertikaian antar umat beragama.Â
- pentingnya komunikasi juga salah satu cara mencegah konflik agama
- dengan hidup rukun dan saling memahami satu sama lain
- serta menjaga persahabatn sebagai satu kesatuan dalam hidup bermasyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H