Mohon tunggu...
najwaalifia
najwaalifia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Konten kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kencing Tikus Membunuh: Ancaman Leptospirosis yang Menyelinap di Lingkungan Kita

24 November 2024   22:59 Diperbarui: 24 November 2024   23:10 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster leptospirosis (sumber: https://images.app.goo.gl/JysSxNYjYN2EiQ9cA)

Sanitasi dasar merupakan sanitasi minimum yang diperlukan untuk memenuhi syarat kesehatan dengan menitikberatkan pada pengawasan berbagai faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Sanitasi lingkungan dasar yaitu penyediaan air bersih, pengelolaan sampah, sarana jamban, dan pengelolaan limbah cair. Sanitasi tersebut bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit, keracunan, atau kecelakaan yang dapat mengganggu kesehatan karena adanya interaksi faktor lingkungan dan merupakan upaya pencegahan pencemaran lingkungan. Dengan terjaganya kebersihan lingkungan dapat mengurangi risiko terinfeksi penyakit Leptospirosis.

Daftar Pustaka
Auliya, R., 2014. HUBUNGAN ANTARA STRATA PHBS TATANAN RUMAH TANGGA DAN SANITASI RUMAH DENGAN KEJADIAN LEPTOSPIROSIS. Unnes journal of public health, 3(3). 1-10.


Hasanah, 2024. Waspada Leptospirosis di Daerah Rawan Bencana Bandir di SD Negeri Rogo Kecamatan Dolo Selatan Kabupaten Sigi. Jurnal Dedikatif Kesehatan Masyarakat, 4(2). 70-77.


Pasaribu, A., 2018. SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT LEPTOSPIROSIS MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR. Jurnal Pelita Informatika, 7(2). 138-144.


Putri, A., 2020. GAMBARAN SANITASI RUMAH TERKAIT DENGAN LEPTOSPIROSIS DI KECAMATAN DEMAK KABUPATEN DEMAK. https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/113538229/S1_020116A005_Artikel-libre.pdf?171359 3722=&response-content-disposition=inline%3B+filename%3DGambaran_Sanitasi_Rumah_ Terkait_Dengan_L.pdf&Expires=1732465272&Signature=R1F-a3N~AhXXOj7zADVJ61dls zaRoiKIVGXeCDwSj8QqXP5~maoG7mkE8CmFKvta2hRD0GgI9xuph46Gm~zhcayMy7pn 7GQ6xLYJBDt5gpTxLW7OzOSpKkk33vbiNdXbEjzqXNWul9jy3XNznKMAjZ7eoBBI1Lq FGrCLCBn-VjMqkQ0OaxEZVh9BxKgc4ivGWlLFfl2okTgij~rsxpFZciT30X8nwFrvLFZas9 QdA4XZbfL0IFgdKdlP2Opgy8DMqV5z7W8xWqOmugP0G6ELoOIH~G2pjmLUrqzW4I6 ZY8GfrGhsDnUWEk27VVzal-3sTIdpdiZ4wIMiiFsOkbv8rA__&Key-Pair-Id=APKAJLOHF 5GGSLRBV4ZA [online] (Diakses tanggal 24 November 2024).

Rampengan, N., 2016. Leptospirosis. Jurnal biomedik, 8(3). 143-150.

Setiawan, H., 2020. ANALISIS PENYEBAB BANJIR DI KOTA SAMARINDA. Jurnal Geografi, 20(1). 39-43.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun