Mohon tunggu...
Najwa NurfanFadhilah
Najwa NurfanFadhilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai! Saya Najwa Nurfan Fadhilah,saya lahir di Tangerang pada 9 Juli 2004. Niat mama saya mau lahirin saya itu tanggal 7 biar jadi tanggal cantik tetapi kata dokter mama saya kalau mama saya bisa melahirkan secara normal. Sudah di tungguin ternyata mentok sampai pembukaan 2 saja dan akhirnya saya lahir tanggal 9. Lalu saya paud dan tk di sekolah yang sama yaitu sekolah wijaya kusuma. Lalu saya SD dan SMP di sekolah yang sama yaitu di Budi Luhur. Lalu saya melanjutkan SMA di Budi Mulia karena saya ikut sahabat saya. Awalnya saya ngambil IPA ternyata sahabat saya IPS lalu saya minta pindah ke IPS dan akhirnya kita satu kelas selama 3 tahun. Saat kelas 11 lagi masa pandemi saya tidak pernah belajar karena saya lebih memilih futsal dari pada belajar karena saya merasa akan sukses di futsal,saya lolos seleksi sebagai pemain kota Tangerang. Jadi total jadwal saya latihan ada 6, ada di akademi futsal,Kota Tangerang dan coach saya bikin latihan tambahan. Disitu saya juga sering sparing-sparing ga jelas Lama kelamaan saya berpikir kalo futsal itu cape di tambah lagi saya akan kelas 12. Akhirnya saya memutuskan untuk berhenti futsal. Saat kelas 12 saya sudah pesimis banget kalo ga bakal masuk jadi siswa eligible, ya ternyata saya masuk ke daftar siswa yang dapat kuota SNMPTN. Sayang saya tidak mendaftarkannya karena saya lupa. Disitu saya benar-benar putus asa takut orang tua saya kecewa ternyata mereka ga masalah dan bilang saya harus jadi orang teliti. Ternyata saya berhenti futsal saya tetap tidak belajar karena asik main game. Saat pengumuman SBMPTN keluar saya tidak keterima di mana-mana karena saya ngambil pilihan kampusnya terlalu tinggi. Saya iseng buat coba-coba tes mandiri di UIN. Orang tua saya sudah bilang kalau saya di Budi Luhur saja. Ternyata saya keterima di UIN dengan jurusan Perbankan syariah dan ya itu ceritanya deh, jujur sebenarnya saya ingin kuliah jurusan hukum tapi ya sudah jalanin saja.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Menggali Potensi Teknologi untuk Meningkatkan Pengalaman Keagamaan

10 Juli 2023   10:14 Diperbarui: 10 Juli 2023   10:19 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari Abu Musa al-Asy'ari, Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sebaik-baik orang yang paling bermanfaat bagi umat manusia adalah yang paling banyak memberi manfaat bagi mereka." (HR. Ahmad)

Hadits ini mengajarkan pentingnya berkontribusi dalam masyarakat dan memberikan manfaat kepada sesama, Umat Muslim dapat mengambil inspirasi dari hadits ini untuk mengembangkan teknologi yang bermanfaat dan memberikan solusi atas masalah-masalah keagamaan yang dihadapi umat. Transformasi digital dalam agama melibatkan pemanfaatan teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI) dan teknologi AI, untuk memperluas aksesibilitas, memperkaya konten, dan meningkatkan pengalaman keagamaan bagi umat manusia.

Namun, dalam mengadopsi teknologi AI dalam konteks keagamaan, penting untuk menjaga keseimbangan antara penggunaan teknologi dan pentingnya interaksi manusia yang sebenarnya. Meskipun teknologi dapat memberikan manfaat yang besar, hubungan langsung antara manusia tetap penting dalam konteks keagamaan.   

Teknologi harus digunakan sebagai alat untuk meningkatkan pengalaman keagamaan, bukan menggantikan interaksi sosial atau nilai-nilai keagamaan yang mendasar.Penggunaan mesin dan robot AI semakin meluas di berbagai sektor, seperti perbankan, militer, teknologi, dan hiburan. Perkembangan teknologi, seperti ponsel pintar, juga dapat mempengaruhi manusia dengan mengalihkan perhatian mereka dari perintah dan larangan Allah.
 
Daftar Pustaka
Adji. (2023). AI Tak Bisa Menggantikan Peran Ulama. Demikian penjelasan Umsida Dosen Informatika. Umsida.Ac.Id. Vol 4 (No 02) p 21-32 https://umsida.ac.id/ai-tak-bisa-gantikan-peran ulama-kata-dosen-umsida/

Khoirunnisa, A., Rohman, F., Azizah, H. A., Ardianti, D., Maghfiroh, A. L., & Noor, A. M. (2023). Islam in the Midst of AI (Artificial Intelligence) Struggles: Between Opportunities and Threats. Jurnal Internasional Studi Islam, Vol 35(No 1). p 9 https://doi.org/10.23917/suhuf.v35i1.22365

Najoan, D. (2022). Agama Dalam Mengantisipasi Singularitas Teknologi. Educatio Christi Fakultas Teologi, Universitas Kristen Indonesia Tomohon. Vol 3 (No 2) p 146-156 https://ejournal.teologi-ukit.ac.id/index.php/educatio-christi/article/view/54/47

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun