Mohon tunggu...
Najwa LutfiPramesthi
Najwa LutfiPramesthi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Universitas Pendidikan Indonesia

Saya adalah seorang mahasiswa yang bersemangat dan berdedikasi di Universitas Pendidikan Indonesia di kampus daerah Serang. Saat ini, saya mengambil jurusan Sistem Informasi Kelautan yang merupakan kombinasi antara keahlian dalam bidang teknologi informasi dengan pemahaman mendalam tentang dunia kelautan. Sebagai mahasiswa Sistem Informasi Kelautan, saya memiliki minat yang besar dalam menggabungkan teknologi informasi dengan pemecahan masalah di sektor kelautan dan perikanan. Saya belajar tentang bagaimana teknologi informasi dapat diterapkan untuk mengelola informasi tentang sumber daya laut, pengelolaan perikanan, pemantauan lingkungan laut, dan berbagai aspek lainnya yang terkait dengan kelautan. Selama masa studi saya, saya aktif dalam kegiatan akademis dan non-akademis. Saya terlibat dalam berbagai kegiatan organisasi mahasiswa yang berkaitan dengan teknologi informasi atau lingkungan, seperti seminar, workshop, atau proyek kolaboratif. Saya juga senang berdiskusi dan berbagi pengetahuan dengan teman-teman sekelas tentang isu-isu terkini dalam bidang Sistem Informasi Kelautan dan bagaimana kita dapat memberikan kontribusi positif dalam memecahkan tantangan yang dihadapi oleh sektor kelautan. Selain itu, saya juga aktif dalam menjaga keseimbangan antara akademis dan kegiatan sosial. Saya percaya bahwa pengalaman di luar ruang kuliah juga penting untuk pengembangan pribadi dan profesional saya. Oleh karena itu, saya sering terlibat dalam kegiatan sosial, olahraga, atau kegiatan keilmuan lainnya yang dapat memperluas wawasan dan keterampilan saya. Sebagai mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia di bidang Sistem Informasi Kelautan, saya berkomitmen untuk terus belajar dan mengembangkan diri agar dapat menjadi profesional yang berkualitas dan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam menghadapi tantangan global di bidang kelautan dan lingkungan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tantangan Berkelanjutan dalam Menghadapi Penangkapan Ikan Berlebih Demi Keseimbangan Ekosistem Laut

10 Mei 2024   08:00 Diperbarui: 10 Mei 2024   08:05 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belasan negara Uni Eropa mendesak komunitas global untuk menjadikan perjanjian laut PBB sebagai prioritas utama dalam bentuk perlindungan terhadap sumber daya laut di muka bumi khususnya perlindungan di sektor perikanan dari aktivitas penangkapan secara berlebihan dan upaya perlindungan dari kegiatan manusia yang merusak lingkungan laut.

Perikanan memiliki peran strategis dalam pemenuhan kebutuhan pangan global dan mendukung ekonomi masyarakat pesisir. Namun, eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya laut telah menimbulkan tantangan serius terhadap keberlanjutan ekosistem laut. Upaya nyata dalam memperkuat tata kelola perikanan yang diperlukan untuk mengatasi dampak yang telah terjadi dan merencanakan pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan (Siombo, 2013).

Banyak faktor yang menyebabkan penurunan keanekaragaman hayati dan stok sumber daya hayati ikan di alam liar, termasuk penangkapan ikan yang tidak terkendali dapat merusak lingkungan. Menurut Supriatna (2018), pemanenan sumber daya perikanan di alam liar [LA1] secara berlebihan berdampak buruk pada ekosistem laut di mana penangkapan yang berlebihan mempengaruhi 75% stok ikan dunia.

Analisis terbaru menemukan bahwa 232 ton stok ikan mengalami penurunan rata-rata sebesar 83% selama 25 tahun terakhir. Shannon et al. (2014) menyatakan bahwa ketika ada penangkapan ikan yang berlebihan, spesies target akan hilang dan digantikan oleh spesies lain dengan tingkat trofik yang lebih rendah dan nilai komersial yang lebih rendah. Hal ini juga akan berdampak pada perubahan struktur dan komposisi komunitas ikan. Menurut Latuconsina (2020), [LA2] fenomena ini menunjukkan bahwa eksploitasi sumber daya hayati ikan di alam secara berlebihan akan menyebabkan kerugian ekonomi dan kerusakan ekologi.

Perkembangan kegiatan penangkapan ikan secara luas di dunia terus meningkat dan di beberapa bagian dunia telah menunjukkan gejala penangkapan ikan berlebih (overfishing[LA3] ). Lebih dari 80% stok ikan di dunia sudah mengalami eksploitasi berlebih. Menurunnya stok sumber daya ikan di alam disebabkan oleh aktivitas penangkapan yang tidak taat hukum, tidak dilaporkan dan tidak ada pengaturan (IUU; Illegal, unreported and unregulated fishing[LA4] ), banyaknya tangkapan sampingan, degradasi ekosistem, perubahan iklim, polusi laut dan kegiatan penangkapan yang merusak alam (Shabrina et al,[LA5] 2021).

Dalam menghadapi tantangan ini, penelitian lebih lanjut menekankan pentingnya menetapkan kuota penangkapan yang berbasis ilmiah dan memperkuat peraturan penangkapan yang ada. Seperti yang dijelaskan oleh Harrington et al. (2021), "Penerapan sistem kuota yang efektif dapat mengurangi tekanan penangkapan ikan dan memungkinkan pemulihan stok ikan." Ini tidak hanya akan membantu dalam menjaga keberlanjutan stok ikan, tetapi juga dalam memelihara keanekaragaman hayati di ekosistem laut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun