Mohon tunggu...
Najwa AlifahAzzahra
Najwa AlifahAzzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Human Immunodeficiency Virus (HIV)

24 Agustus 2023   07:30 Diperbarui: 24 Agustus 2023   07:34 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Human immunodeficiency virus (HIV) adalah infeksi yang menyerang sistem kekebalan tubuh, khususnya sel darah putih yang disebut sel CD4. HIV menghancurkan sel CD4 ini, melemahkan kekebalan seseorang terhadap infeksi oportunistik, seperti tuberkulosis dan infeksi jamur, infeksi bakteri parah dan beberapa jenis kanker.

WHO merekomendasikan bahwa setiap orang yang mungkin berisiko HIV harus mengakses tes. Orang yang berisiko tinggi tertular HIV harus mencari layanan pencegahan, tes dan pengobatan HIV yang komprehensif dan efektif. Infeksi HIV dapat didiagnosis menggunakan tes diagnostik cepat yang sederhana dan terjangkau, serta tes mandiri. Penting bahwa layanan tes HIV mengikuti 5C: consent, confidentiality, counselling, correct results dan connection with treatment dan layanan lainnya.

Orang yang didiagnosis dengan HIV harus ditawarkan dan dikaitkan dengan pengobatan antiretroviral (ART) sesegera mungkin setelah diagnosis dan dipantau secara berkala menggunakan parameter klinis dan laboratorium, termasuk tes untuk mengukur virus dalam darah (viral load). Jika ART diminum secara konsisten, pengobatan ini juga mencegah penularan HIV ke orang lain.

Saat diagnosis atau segera setelah memulai ART, jumlah CD4 harus diperiksa untuk menilai status kekebalan seseorang. Jumlah CD4 adalah tes darah yang digunakan untuk menilai perkembangan penyakit HIV, termasuk risiko mengembangkan infeksi oportunistik dan memandu penggunaan pengobatan pencegahan. Kisaran normal jumlah CD4 adalah dari 500 hingga 1500 sel/mm3 darah, dan semakin menurun dari waktu ke waktu pada orang yang tidak menerima atau tidak menanggapi ART dengan baik. Jika jumlah CD4 seseorang turun di bawah 200, kekebalannya sangat terganggu, membuatnya rentan terhadap infeksi dan kematian. Seseorang dengan jumlah CD4 di bawah 200 digambarkan memiliki penyakit HIV lanjut (AHD) .

Sumber : https://www.who.int/health-topics/hiv-aids#tab=tab_1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun