Mohon tunggu...
Muhammad Faisal Najmudin
Muhammad Faisal Najmudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sarjana Program Studi Pendidikan Masyarakat Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Bidang Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kampus Mengajar: Mempersatukan Perbedaan, Membangun Pendidikan

9 November 2022   01:30 Diperbarui: 9 November 2022   01:43 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adapun program Kampus Mengajar angkatan 2 berfokus pada peningkatan
kemampuan literasi dan numerasi yang merupakan agenda prioritas nasional. Kegiatan ini diharapkan dapat mengasah jiwa kepemimpinan, softskill, dan karakter serta mempunyai pengalaman mengajar dan berkolaborasi dengan guru di sekolah dalam kegiatan pembelajaran. Untuk itu, dalam program Kampus Mengajar angkatan 2, mahasiswa memiliki peran, di antaranya:
1. Membantu guru dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka di sekolah, maupun pembelajaran jarak jauh, khususnya dalam pembelajaran literasi dan numerasi;
2. Membantu adaptasi adaptasi teknologi dalam proses pembelajaran, baik secara daring maupun luring;
3. Mendukung kepala sekolah dalam bidang administrasi dan manajerial sekolah; dan
4. Sosialisasi produk pembelajaran kemendikbud (kurikulum darurat, modul pembelajaran, aksi, portal rumah belajar, dan lainnya).

Banyak sekali kisah menarik yang dialami Faisal ketika mengikuti program Kampus Mengajar. Dalam mengawali hari, di setiap paginya setiap siswa dibuka oleh ‘Bible Literacy’ dan doa bersama di setiap kelasnya. "Ketika para guru dan siswa mengepalkan kedua tangannya, kami para Mahasiswa Kampus Mengajar di SD Makedonia mengangkat kedua telapak tangan untuk sama-sama berdoa agar proses pembelajaran berlangsung dengan lancar dan bermanfaat" ucapnya.

Dokpri
Dokpri

Mahasiswa yang mengikuti program Kampus Mengajar dapat secara langsung merasakan bagaimana perjuangan menjadi seorang pahlawan tanpa tanda jasa yaitu guru. Kemampuan, ketekunan, kesabaranan dan kepedulian untuk mengayomi siswa itu sangat diperlukan untuk mendidik seorang anak. Kesempatan dalam program ini merupakan pengalaman berharga yang luar biasa dan tidak dapat dirasakan banyak orang.

Apalagi bagi Faisal dan beberapa teman mahasiswa lainnya yang berjumlah 6 orang yang turut ditempatkan di SD Makedonia yang merupakan SD Swasta beragama Kristen, tentu pengalaman mengikuti program Kampus Mengajar tersebut lebih berwarna karena keindahan kebersamaan dalam keberagaman.

Dokpri
Dokpri

Persatuan dalam keberagaman, kedamaian dalam perbedaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun