Tim giat 5 KKN UNNES melakukan penyuluhan bersama bidan Desa Kemawi
SEMARASemburat jingga berwarna senja. Menghunus diatas awan. Berpendar ibu-ibu dari kejauhan. Riuh menuju posyandu.
Diantara perdu, di dekat danau, posyandu Desa Kemawi, Kabupaten Semarang Bertempat. Tengadah Ibunda ke langit yang pemurah. Disambut sekulum senyum Tim GIAT 5 KKN Universitas Negeri Semarang (UNNES). Â
Tim GIAT 5 KKN Desa Kemawi menyelenggarakan program Mahasiswa Peduli Stunting (PENTING) pada 10 juli hingga 10 agustus 2023.
Stunting menjadi problematika bagi sebagian wilayah di negeri ini. Kabupaten Semarang tidak terlepas dari permasalahan ini. Dikutip dari Dinkes Kabupaten Semarang, kasus kekurangan gizi pada balita di Kabupaten Semarang mencapai 4,53% pada 2023. Angka tersebut lebih rendah dari periode 2022 yang mencapai 4,61%. Penurunan tersebut bukanlah capaian untuk cepat berlega hati. Zero stunting masih menjadi impian mutlak.
Tim giat 5 kkn Desa Kemawi bersama bidan Desa Kemawi melakukan tiga program PENTING. Mulai dari penyuluhan, pemberian makanan tambahan (PMT) hingga Antropometri pada Balita. Penyuluhan stunting dasar ditujukan untuk meningkatkan kewaspadaan orang tua. Pentingnya ASI dan MPASI menjadi fokus utama. Penyuluhan dilakukan di posyandu balita desa kemawi.Â
Acara ini didampingi langsung oleh Sri Wahyuningsih selaku bidan penanggung jawab Desa Kemawi. "kehadiran peserta KKN ini kami sambut dengan baik, dan kami berharap program ini dapat berlanjut hingga zero stunting," ujarnya.
Salah satu program yang menarik perhatian ialah workshop pembuatan nugget sayur. Workshop ini dilakukan melalui program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT). Â Nugget sayur menjadi penunjang PMT bagi anak usia PAUD dan TK. Sayur yang digunakan juga bervariasi tergantung ketersediaan di rumah.
Program terakhir ialah pendampingan Antropometri pada Balita. Program ini dilaksanakan di Pusat Kesehatan Desa (PKD). Pengukuran Antropometri meliputi lingkar lengan, lingkar kepala, berat badan, dan tinggi badan. Program ini berfungsi sebagai perekapan data untuk menentukan balita termasuk kedalam stunting atau telah lulus dari stunting.
"Semoga program ini dapat bermanfaat dan tidak berhenti sampai disini saja, ini menjadi sebuah pijakan untuk benar-benar terbebas dari stunting," tutur Aditya Nugroho Putra selaku Koordinator Mahasiswa Desa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H