Mohon tunggu...
Najmi Tazain
Najmi Tazain Mohon Tunggu... Lainnya - -

-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Cak Nur, Seorang Intelektual Islam Indonesia yang Patut Diapresiasi

30 November 2020   16:43 Diperbarui: 30 November 2020   16:56 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: nurcholishmadjid.org

Cak Nur, panggilan unik untuk Nurcholish Madjid yang sempat disebut sebagai tokoh kontroversial pada masanya karena pemikiran beliau. Cak Nur kembali naik daun saat diberitakan bahwa sebanyak sebelas partai mangajukan beliau untuk mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2004. 

Hal tersebut membuat pria kelahiran 17 Maret 1939 menjadi dibicarakan banyak orang. Selain pencalonan presiden yang diajukan beberapa partai, Cak Nur sendiri adalah sosok yang sering dipanggil sebagai intelektual Islam Indonesia yang ahli dalam berbicara tentang budaya dan agama Islam di Indonesia.

Pria kelahiran Jombang ini berulang kali memaparkan fenomena gerakan Islam Indonesia yang mengkhawatirkan negara-negara Barat termasuk Amerika Serikat. Kepada koleganya, Duta Besar Negara-negara Barat di Jakarta, beliau selalu memastikan bahwa jihadis Indonesia tetap dalam kategori tidak membahayakan. 

Faktanya, cerita latihan militer kelompok bersorban, lengkap dengan pedang, dan menjamurnya kelompok-kelompok yang dicap radikal seperti Laskar Jihad dan Front Pembela Islam (FPI) membuat wajah Islam di Indonesia berubah garang.

Yayasan yang Mencerminkan Pribadi Cak Nur

Yayasan Paramadina, yayasan yang didirikan oleh beberapa tokoh lainnya bersama dengan Nurcholish Madjid. Paramadina berperan sebagai bagian dari pusat kajian keislaman, memberikan citra baru dalam Islam dan menawarkan perspektif untuk mengeksplorasi isu-isu manusia saat ini. Yayasan Paradimana membuat Nurcholish Madjid terkenal sebagai maskot dari yayasan ini. Selain itu, beliau juga disebut sebagai Natsir Muda, bersumber dari Muhammad Natsir, seorang  tokoh yang memiliki pandangan modern bagian dari Partai Masyumi.

Dengan Yayasan Paradimana, Cak Nur secara rajin mengembangkan keintelektualannya melalui karya beliau. Sehingga, Paramadina tidak hanya yayasan yang berpusat dan mengkaji tentang budaya dan keislaman namun juga memiliki sisi keilmuan.

Sumber: nurcholishmadjid.org
Sumber: nurcholishmadjid.org

Pemikiran Kontroversial

Cak Nur mulai dikatakan sebagai tokoh yang mengundang kontroversi melalui pemikirannya pada saat menjadi pembicara acara pertemuan yang diselenggarakan PII Jakarta dan dihadiri beberapa organisasi Islam, yaitu PII, Persami, GPI, dan HMI. Artikel Cak Nur yang dibuat untuk acara ini berjudul "Keharusan Pembaruan Pemikiran Islam dan Masalah Integrasi Umat" menyebabkan perdebatan.

Beliau mengharapkan umat Islam untuk berpikir terbuka, kritis, dan berani mngemukakan pendapat melalui artikel yang Cak Nur buat. Namun, respon negatif dari umat Islam yang beliau dapatkan selama dua tahun artikel-artikelnya diterbitkan, yaitu tahun 1970 hingga tahun 1972.

Karya-karya Cak Nur

Sebagai Intelektual Islam Indonesia, Nurcholish Madjid sangat bersungguh sungguh dan memiliki kemauan produktivitas yang tinggi terhadap karya tulis. Beliau aktif dalam mengutarakan pemikirannya melalui tulisan yang banyak dimuat di berbagai media. Tak hanya artikel, Cak Nur juga membuat beberapa buku berisi pemikiran beliau tentang Islam dan politik.

Dikutip dari Portal Arsip Karya Nurcholish Madjid, berikut karya-karya beliau antara lain :

1. Cendikiawan dan Religiusitas Masyarakat

2. Pesan Pesan Takwa

3. Islam Kemodernan dan Keindonesiaan

4. Indonesia Kita

5. Fatsoen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun