Berikut teori mengenai stres dalam bidang biopsikologi, isu terkait, serta tahapan/ cara-cara penanganan yang efektif terkait stres ditinjau dari biopsikologi.Â
Artikel dibuat oleh:
Najmi Malikah Rizal (230802076)
Siti Indah Safnawati (230802021)
Maghfirah Febrita (230802085)
Ditulis untuk memenuhi penugasan akhir semester prodi Psikologi Islam, Mata Kuliah Biopsikologi yang di ampu oleh Ibu Puti Febrina Niko, M. Psi, Psikolog.
Biopsikologi merupakan cabang ilmu psikologi yang mempelajari proses biologi pada tingkah laku dan proses mental individu. Biopsikologi menggabungkan pengetahuan biologi, psikologi, dan neurosains yang digunakan dalam memahami bagaimana sistem saraf dan otak melakukan interaksi serta kerja sama dengan emosi, pikiran, serta perilaku. Dalam kajian biopsikologi, terdapat peran penting mekanisme otak dalam mengendalikan aktivitas mental serta perilaku (Pinel & Barnes, 2021). Sebagaimana yang dikemukakan oleh Pinel dan Barnes (2021) bahwasanya struktur dan fungsi otak memberi pengaruh pada bagaimana individu
berpikir, merasa, dan bertindak. Selain itu, biopsikologi juga mengkaji terkait faktor
genetik yang berkaitan dengan lingkungan dalam membentuk perilaku individu.
Hal ini juga mencakup gangguan otak, kerusakan neurologis, hingga gangguan
psikologis lainnya yang mempengaruhi perilaku, fisik, dan fungsi mental, serta
bagaimana intervensi media dan terapeutik dapat diberikan guna membantu
pemulihan fungsi normal antaraspek kesejahteraan fisik pun psikologis individu.
Salah satu topik yang dibahas dalam biopsikologi yakni stres.Â
Cannon mengemukakan stres merupakan salah satu gangguan homeostasis yang mengakibatkan adanya perubahan dalam keseimbangan yang dihasilkan akibat adanya rangsangan fisik dan psikologis (Gaol, 2016).Â
Musradinur (2016) juga menyatakan bahwasanya stres ialah pola reaksi dan adaptasi individu saat dihadapkan dengan stresor. Salah satu jenis stres ialah stres yang dialami oleh individu di tempat kerja atau dikenal sebagai stres kerja.Â
Schult menyatakan bahwa stres kerja merupakan salah satu gejala psikologis yang dirasa oleh individu memberikan gangguan untuk melakukan tugas sehari-hari di lingkungan kerja, sehingga dianggap memberi ancaman pada eksistensi diri dan kesejahteraannya secara umum. Adapun stres kerja juga dianggap sebagai sebuah respons dan transaksi dari sumber stres dan kapasitas diri individu dalam menentukan apakah akan menunjukkan reaksi yang positif ataupun negatif (Bachroni & Asnawi, 1999).