Karena sejatinya tempe yang dibungkus daun jati jauh lebih enak dan sedap baunya jika dibanding dengan daun pisang maupun plastik. Jika keberadaan daun jati yang dimakan ulat seperti ini, masyarakat beralih dengan daun kirut, dan juga daun pisang sebagai pembungkusnya.
Susah turun hujan
Percaya tidak percaya mungkin ini hanyalah kebetulan saja. Tetapi disaat fenomena ulat makan daun jati biasanya cenderung susah turun hujan. Ketika hujan susah turun tentu hal yang dirugikan adalah para petani.Â
Musim seperti ini, para petani sudah menyemai padi di sawah untuk persiapan musim tanam. Namun jika tidak turun hujan sawah akan mengering dan bibit akan mati. Tentu, proses pembajakan dan kegiatan tanam menanam akan menjadi mundur. Hal ini lah yang menjadikan rasa khawatir petani jika nantinya harga jual saat panen anjlok dan resiko terbesarnya gagal panen.
Fenomena kemunculan hewan-hewan tersebut memanglah lumrah dan tidak ada sangkut pautnya dengan bencana alam. Mereka muncul, semata-mata untuk menyambung hidup. Seperti halnya manusia, jika lapar akan kemana saja untuk mencari sumber makanan. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Yang harus menjadi pembelajaran adalah bagaimana sebagai sama-sama mahluk ciptaan-NYA dapat saling bermutualisme dan menjaga keseimbangan alam agar tetap lestari. Percayalah Tuhan Yang Maha Kuasa telah menciptakan ini semua untuk dinikmati bersama-sama. Karena sifat-NYA yang Rohman dan Rohim terhadap semua makhluk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H