Mohon tunggu...
Najmi syafasakinah
Najmi syafasakinah Mohon Tunggu... Lainnya - @najmisyfff

Never give up

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Bahasa Indonesia dalam Media Sosial

3 Juli 2021   21:06 Diperbarui: 3 Juli 2021   21:14 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM MEDIA SOSIAL : KAJIAN ANALISIS KONTEN KEBAHASAAN

Saat ini, kita dihadapkan pada tantangan yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Tantangannya tidak hanya pada satu aspek tetapi mempengaruhi banyak aspek; tantangannya adalah Globalisasi. Globalisasi berasal dari bahasa asing (Globalization) adalah global artinya universal dan awalan dari lization berarti proses. Jadi asal mula kata globalisasi adalah proses pelebaran unsur baru pemikiran, gaya hidup, informasi dan teknologi tanpa batas atau mendunia. Globalisasi juga dapat diartikan sebagai proses dimana dalam kehidupan sehari-hari, informasi dan ide menjadi tolak ukur standar di seluruh dunia.

Proses tersebut disebabkan oleh semakin canggihnya teknologi informasi dan komunikasi serta transportasi dan kegiatan ekonomi yang telah memasuki pasar global. Salah satu perubahan yang signifikan adalah perubahan besar dalam dunia teknologi dan komunikasi karena globalisasi dapat diartikan sebagai proses dimana batas-batas dalam suatu negara semakin sempit karena kemudahan interaksi antar negara baik perdagangan, gaya hidup, informasi maupun dalam bentuk. Jadi secara tidak langsung kita dekat dengan seseorang yang berada jauh dari kita dengan hadirnya teknologi yang semakin canggih ini. Semua itu sudah dipermudah dengan hadirnya internet yang sudah lama kita kenal dan munculnya media sosial baru.

Meningkatnya jumlah pengguna internet di Indonesia tidak lepas dari perkembangan infrastruktur dan kemudahan untuk mendapatkan smartphone atau perangkat genggam. Alasan lainnya adalah jika hanya sedikit vendor dan perangkat genggam, kini jumlahnya banyak dan harganya lebih rendah. Media sosial telah menjadi kebutuhan baru dalam kehidupan manusia yang menggantikan kebutuhan primer. 

Survei Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII) dalam Bahasa Indonesia mengungkapkan bahwa lebih dari separuh penduduk Indonesia saat ini telah terhubung ke internet. Survei yang dilakukan sepanjang tahun 2016 menemukan 132,7 juta penduduk Indonesia sudah terkoneksi internet. Adapun jumlah penduduk Indonesia sendiri sebanyak 256,2 juta jiwa. Ini menunjukkan 51.8 persen meningkat dibandingkan jumlah pengguna internet pada 2014 silam. Survei yang dilakukan APJII pada 2014 hanya ada 88 juta pengguna internet. Data survei juga mengungkapkan bahwa rata-rata pengguna internet di Indonesia menggunakan perangkat genggam. Statistiknya adalah sebagai berikut:

67,2 juta orang atau 50,7 persen mengakses melalui perangkat genggam dan komputer.

63,1 juta orang atau 47,6 persen mengakses dari smartphone.

2,2 juta orang atau 1,7 persen hanya mengakses dari komputer.

Berdasarkan survey ComScore yang lain, Whatsapp Messenger menjadi aplikasi teratas untuk Rakyat Indonesia. Dalam tulisan ini, hal penting yang akan diungkap adalah bagaimana pengguna WhatsApp dalam suatu grup berinteraksi satu sama lain. Bagaimana masing-masing dalam grup berperilaku melalui percakapan tertulis sehingga individu lain dalam grup tersebut menafsirkan setiap komunikasi yang terjadi di dalam grup WhatsApp. Artikel ini menggunakan Analisis Konten kebahasaan untuk menganalisis obrolan dari anak muda Indonesia di Grup Whatsapp.

Bagaimana bahasa yang digunakan anak muda dalam obrolan sehari-hari?

Bahasa yang digunakan oleh warganet dalam berselancar di media sosial, khususnya WhatsApp bukan bahasa yang standar atau baku. Pada umumnya, istilah-istilah bahasa Inggris yang digunakan oleh warganet dalam berkomunikasi ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Kata cutting berpadanan dengan potongan; free berpadanan dengan gratis; fall in love berpadanan dengan jatuh cinta atau suka; dress-nya berpadanan dengan gaunnya; di mix berpadanan dengan dicampur; sedikit stretch berpadanan dengan melar, sekelas crepe berpadanan dengan kain krep, dan masih banyak lagi kata lain percampuran bahasa daerah dan asing yang digunakan dalam kebahasaan di sosial media.

Media sosial merupakan sarana komunikasi efektif dan efisien. Media sosial banyak memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam berkomunikasi dan dalam memperoleh informasi. Banyak penggunaan bahasa yang tidak baku dalam media sosial, seperti banyaknya penyisipan istilah asing, bahasa daerah, dan bahasa gaul. Perkembangan penggunaan bahasa tersebut dalam media sosial sangat tidak terkendali. Akan lebih baik jika pengguna media sosial membiasakan diri menulis sesuatu seperti status atau komentar dengan bahasa yang benar/baku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun