Mohon tunggu...
Najmeena Sholeha
Najmeena Sholeha Mohon Tunggu... -

pewarta warga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

FPI, Disayang atau Ditentang?

1 November 2013   22:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:42 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembicaraan tentang FPI (Front Pembela Islam) ini bermula ketika ada seorang mahasiswa baru menanyakan terkait FPI. Dia bertanya hanya semata-mata ingin tahu fakta sebenarnya karena melihat maraknya pembicaraan tentang FPI di media-media massa. Siapa kelompok yang menamakan diri FPI ini dan kenapa banyak media massa menyebut kelompok ini adalah kelompok garis keras? Apa benar berita yang tersebar di masyarakat itu?

Hmmm…menjawab pertanyaan ini tidaklah mudah, karena saya bukanlah anggota FPI. Akan lebih baik jika bertanya kepada anggota FPI langsung sebagai sumbernya. Namun, tentu bukan itu jawaban yang diharapkan dari adik maba ini, bagaimana dia bisa ketemu langsung anggota FPI, sedangkan dia perempuan dan FPI yang kita biasanya lihat di pemberitaan biasanya mas-mas atau bapak-bapak ^^, atau dia akan nekad jadi FPI Hunters? Itu lebih tidak mungkin lagi, hehe…Saya sangat berharap ada anggota FPI yang baca tulisan ini, jadi bisa langsung dikoreksi kalau yang saya pahami salah. Itu akan sangat membantu menjawab pertanyaan adik maba ini ^_^

Setau saya,

Pertama, FPI adalah muslim. Nah, sesama muslim berarti saudara, bukan musuh. “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain.” (HR. Muslim). Mari kita perjelas ^^  Obama, Tony Abbot, Hillary clinton, dkk adalah kafir berarti bukan saudara kita.

Kedua, FPI adalah gerakan yang mempunyai cita-cita ingin membuat masyarakat dalam kondisi islami. Kita semua sebagai muslim juga menginginkan itu, kan? Karena ada keridhoan Alloh di sana. That’s no problem.

Sayangnya, cita-cita itu ketika di lapangan memiliki hambatan. Dan sayangnya lagi beliau-beliau yang ada di FPI memang mengadopsi ‘kalau kemaksiatan ga bisa dihilangin, ya sudah…dipukulin, digrebek’ . Masyarakat yang melihat itu berpendapat itu kejam sekali. Sebagai sesama muslim kita kudu ber-husnudzon. Saya mencoba menelisik apa benar mereka sekejam itu? wong tujuannya sama  kok sampai sekejam itu…

Suatu ketika di daerah Tawangsari Sukoharjo Solo ada kasak-kusuk, ada yang pacaran. Seorang laki-laki suka membawa pacarnya ke rumah dan pacaran di depan rumah sampai malam. Warga sudah mulai risau apalagi melihat laki-lakinya suka berganti-ganti perempuan. Warga mulai resah, warga berfikir memang kampung kita ini kampung apaan? Itu menjadi contoh yang tidak baik bagi anak-anak kita. Akhirnya warga mencoba ngomong sama Pak RT dan Pak RT nya bingung, karena pemuda tadi sudah dibilangin, masih tetap aja ngeyel. Kemudian warga melaporkan ke polisi, tapi polisi mengatakan ga ada undang-undang yang melarang pergaulan bebas, asal suka sama suka ga masalah. Plolisi tidak bisa bertindak. Warga makin kalut, ini gimana? mau diapain?? Sampai akhirnya warga punya ide cliiinggggg….FPI! Anda mau berhenti atau kami laporkan ke FPI, kata warga. Pemuda tadi takut, kalau cuma dilaporin polisi ga takut karena ga ada Undang-Undang yang melarang orang pacaran, apalagi suka sama suka.

Ada lagi kasus yang mirip dengan itu, ada yang mendirikan pabrik miras di daerah tersebut. Warga menolak tapi ga bisa ngapa-ngapain, karena pabrik itu besar bernilai milyaran. Percuma warga mengadukan ke polisi, karena polisi dapat jatah tiap bulan. Warga bingung karena sudah berkali-kali melaporkan tapi polisi ga bergerak. Akhirnya mereka langsung kontak FPI. Datang FPI ke perusahaan miras itu ” Anda tutup atau tidak!” Perusahaan ketakutan karena mereka tahu FPI itu bertindak sampai ke fisik.

Salah satu tokoh FPI Munarman mengatakan bahwa “kami ada karena hukum itu tidak bergerak dengan benar apalagi ada hukum yang nyata-nyata tidak bisa menghukumi sesuatu yang keliru dalam pandangan Islam. Karena mereka ngeyel secara fisik, kami tonjok juga secara fisik, kami ga takut dan ga mau lembek.” Intinya beliau ingin mengatakan kalau mau dibilangin baik-baik, mereka ga akan sweeping PSK-PSK, bar-bar. Mereka mengedepankan musyawarah, cuma kalau musyawarah mereka ga ditanggepin , yaa…mereka kelihatan taringnya. Jadi, sebenernya keberadaan FPI dan organisasi-organisasi Islam lainnya ada karena banyak pengaturan yang di masyarakat itu tidak benar.

Nah, sebagai seorang muslim kita perlu meneladani Rosululloh. Rosul tidak pernah memerintahkan kita untuk berbuat fisik atas nama kelompok kecuali secara individu. Ketika dulu ada sahabat yang terdesak mau dibunuh orang kafir, dia membela dirinya dan membunuh orang kafir itu. Sahabat tersebut takut jangan-jangan perbuatannya itu membuat Rosul murka. Kemudian sahabat tadi melaporkan kejadian itu kepada Rosul dan Rosul diam. Berarti boleh-boleh saja untuk membela hidupnya. Tapi Rosul tidak pernah mengorganisasikan gerakan  para sahabat untuk menyerang fisik kepada musuh. Meskipun Rosul bisa-bisa aja melakukan itu, apalagi Rosul dapat back up dari Madinah. Kalau mau ngajak perang orang-orang Mekkah, Rosul bisa-bisa aja, tapi beliau mengatakan ” belum saatnya”. Kenapa?? Karena saat itu belum ada perintah dari Alloh dan negara Islam belum ditegakkan di Madinah.

Rosululloh sangat iba melihat pengikutnya terjepit dan dibantai di Mekkah. Ingat, sahabiyah Summayah menjelang ajalnya, Rosul berkata” sabarlah wahai Summayah” dan Summayah hanya mengatakan “wahai Rosul, surga itu begitu jelas di depan mataku”. Rosul tidak lantas menghimpun kekuatan untuk beradu fisik dengan orang kafir. Rosul istiqomah menempuh jalan perubahan pemikiran. Merubah masyarakat dengan mencerdaskan mereka dengan yang beliau bawa, yaitu Islam. Kemudian, pemeluk Islam semakin meningkat dan orang kafir resah karena semakin banyak yang disiksa kok ga mempan.

Dari sini kita bisa melihat bahwa metode baku nya Rosululloh dalam berdakwah adalah perubahan pemikiran, bukan dengan kekerasan sekalipun kita mendapatkan kekerasan. Lembaga Survey Indonesia mengatakan bahwa 72% masyarakat Indonesia rindu diterapkan syariah Islam. Maka, mari kita menyatukan langkah pecerdasan ummat yang sudah memiliki kesadaran diterapkannya syariah Islam

:)
:)
Dengan terus mengkaji bagaimana Islam mengatur segala aspek kehidupan, di bidang pemerintahan, pergaulan, ekonomi, dsb. Kami siap bersama-sama ummat untuk terus mempelajari Islam yang indah dan sanggup mengatur kehidupan manusia dengan benar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun