Menelisik harap dalam sunyinya masa pandemi, entah apa yang harus kulakukan
Merangkai sejuta kisah sepanjang gemulainya purnama yang mendatang
Saat kudiam dirumah, pelik hadir dan hadirnya terus, menyuarakan bimbang
Bimbang dengan derana hati penuh khilaf dalam waktu yang terbuang
Aku kebingungan, tapi nikmat sehat ini membuatku panjatkan syukur
Begitu pun juga, kurasakan khilaf yang terus meremang-remang
Mengubah hati, menghapus buruk hati yang jelas terpampang
Aku masih menanti, Menyalakan anganku setinggi lazuardi
Menengok nyata pandemi yang masih menyelimuti
Ini waktunya bangkit menemui risalah hati
Walau nuansanya tak semerdu bulan suci yang pernah kita lewati
Segalanya tetap akan indah, asal kita melangkah dari hati ke hati
Simfoni dan aura damai yang menyerta
Mengalunkan aliran harsa bagi umat-umatnya
Hangatnya kisah amerta yang terbangun di bilik tabir memoraliaÂ
Membuat insannya optimis mengembara sejuta pahala
Di balik muara imanku yang hanya semenjana
Kurasa pandemi ini hidayat tuk jalankan tiang agama lagi
Walau sungguh dosa-dosa hari lalu bak buih lautan
Untaian suka cita kan hadir dalam mengagungi Yang Maha Kuasa
Hai, Nona...
Saya Najma Syukriah
Mahasiswa Prodi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Politeknik Ketenagakerjaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H