Mohon tunggu...
Najma Mutalali
Najma Mutalali Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik

Saya merupakan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memiliki hobi menulis, dan saya sangat terobsesi dengan hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Dampak Kebijakan Pemerintah terhadap Rakyat dan Sumber Daya

1 Januari 2025   15:56 Diperbarui: 1 Januari 2025   16:36 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Udara/Pencemaran Lingkungan  (https://tirto.id/hilirisasi-nikel-ugal-ugalan-picu-kemiskinan-lingkungan)

Kebijakan pemerintah sering kali menjadi sorotan dalam kaitannya dengan kesejahteraan rakyat dan kelestarian kekayaan alam Indonesia. Artikel ini membahas dampak kebijakan eksploitasi sumber daya alam yang tidak berkelanjutan, ketimpangan ekonomi, dan korupsi yang meluas. Dengan menyoroti beberapa kasus konkret, artikel ini mengusulkan langkah evaluasi kebijakan untuk menciptakan keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan.

Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai kasus kerusakan lingkungan dan ketimpangan sosial menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah tidak selalu berpihak pada kesejahteraan rakyat. Kasus pencemaran lingkungan di Maluku Utara akibat industri nikel, misalnya, menyoroti lemahnya perlindungan terhadap masyarakat lokal dan lingkungan. Padahal, pemerintah seharusnya bertindak sebagai pelindung rakyat, bukan kontributor kerusakan.

Dampak Kebijakan Eksploitasi Sumber Daya Alam

Eksploitasi sumber daya alam sering kali dilakukan tanpa memperhatikan dampak jangka panjang. Pembuangan limbah industri nikel di Maluku Utara telah mencemari air laut dan merusak ekosistem. Nelayan lokal kehilangan mata pencaharian, sementara penduduk asli dipaksa meninggalkan tanah mereka tanpa kompensasi yang memadai. Data menunjukkan 12 biota laut tercemar logam berat akibat aktivitas tambang ini.

Pembangunan infrastruktur sering kali mengorbankan masyarakat adat. Pembangunan bendungan, jalan tol, dan kawasan industri menyebabkan penggusuran tanpa kompensasi yang layak. Kasus perampasan hutan adat Papua adalah contoh nyata pelanggaran hak asasi manusia yang merusak tatanan sosial dan ekosistem lokal.

Ketimpangan ekonomi semakin diperburuk oleh praktik korupsi. Skandal korupsi dalam sektor sumber daya alam tidak hanya merugikan negara secara finansial, tetapi juga menghambat alokasi anggaran untuk sektor penting seperti pendidikan dan kesehatan. Misalnya, kerugian lingkungan akibat korupsi tambang timah mencapai 271 triliun rupiah.

Karakteristik Pemerintahan yang Baik

Menurut UNDP, pemerintahan yang baik harus menjunjung keadilan dan memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh warga negara untuk memperoleh kesejahteraan. Namun, realitas di Indonesia menunjukkan bahwa banyak masyarakat kecil menjadi korban pembangunan infrastruktur dan proyek besar yang sering kali hanya menguntungkan segelintir pihak.

Untuk mencegah kerusakan lebih lanjut, pemerintah perlu mengambil langkah evaluasi yang serius terhadap kebijakan pembangunan. Transparansi, akuntabilitas, dan pelibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan adalah kunci. Pemerintah juga harus memastikan pembangunan berkelanjutan yang seimbang antara kebutuhan ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun